Terus suport LIKU
Voth, Comen, Share, and Follow!Spam Spam spam!
JANGAN SIDER YA!
Happy Reading ❤️
"I hope i make you as Happy as you make me"
~Everything i need- Skylar grey 🎶
Pernikahan Zelvin dan Shana berjalan sangat baik satu bulan ini, mereka tampak bahagia setiap harinya. Zelvin dengan sikap pedulinya yang berlebihan sementara Shana hanya bisa pasrah menerima perhatian suaminya yang terkadang membuat dia memutar bola mata malas.
Pagi ini sepasang suami istri itu tengah berada di depan pintu, sudah menjadi rutinitas Zelvin untuk selalu berpamitan pada istrinya sebelum berangkat bekerja sejak dia menikah. Pria itu merendahkan tubuhnya, menatap Shana sayang sambil menggenggam tangannya. Rasanya sangat berat pergi ke kantor pagi ini, dia bisa saja absen tapi sayangnya satu minggu ini kantor sedang sibuk-sibuknya dengan peluncuran hotel kapsul dengan teknologi smart dan beberapa schedule yang setiap hari semakin padat.
"Rasanya saya mau bawa kamu ke kantor aja," ujar Zelvin pelan sambil mengusap punggung tangan Shana dengan ibu jarinya.
Shana menghela napas. "Kamu cuma ke kantor nanti kita bisa ketemu lagi, nggak ada 24 jam."
"Kamu ikut aja ya," ajak Zelvin mengabaikan perkataan Shana, menatap melas sang istri.
Shana terkekeh, sejak menikah Zelvin semakin clingy terhadapnya. Sikap pria itu berubah seperti anak kucing berbanding balik dengan perawakannya yang seperti beruang.
"Nggak bisa, yang ada nanti kamu nggak kerja lagi. Udah sana berangkat, nanti malam kita bisa ketemu lagi oke." Shana tertawa kecil diakhir kalimat, dia merasa seperti sedang membujuk anak kecil.
Zelvin menyerah, lagipula jika dipikir-pikir membawa istrinya ke kantor bukan keputusan yang tepat. Mengecup punggung Shana sebelum berdiri. "Ya sudah, saya berangkat dulu ya. Hati-hati, kalau ada apa-apa langsung hubungi saya."
"Harusnya aku yang bilang gitu."
Zelvin terkekeh mendekatkan wajah mencium dahi Shana singkat, tidak ketinggalan bibir ranumnya yang sudah menjadi candu. "Saya usahakan pulang cepat malam ini."
Shana mengangguk. "Iya, hati-hati. Jangan terlalu keras, waktunya makan siang makan. Jangan sampe lupa istirahat kaya kemarin."
Zelvin mengangguk, tersenyum tipis. Hatinya membuncah bahagia mendapatkan perhatian-perhatian kecil dari istrinya. Sekali lagi dia mengecup bibir mungil itu.
"Saya berangkat, love you."
Membalas pernyataan cinta dari suaminya Shana menyungging senyum tipis seraya melambaikan tangan. Menatap mobil Zelvin yang perlahan meninggalkan pelataran Mansion senyum Shana perlahan memudar, menghela napas gusar. Dua hari yang lalu dia menemukan amplop coklat di depan pintu kamar, yang dia tidak mengerti isinya adalah foto suaminya dengan perempuan yang dia yakini Anna tengah bersama di beberapa acara yang berbeda. Dia tidak tau siapa yang menaruh foto itu dan apa motifnya. Zelvin dan Anna sudah bersahabat sejak lama, mereka pastinya juga tidak sekali dua kali pergi bersama kan? Itu sesuatu hal yang wajar bukan?
Awalnya Shana berpikir seperti itu sebelum semalam dia mencium parfum wanita di kemeja Zelvin dan menemukan noda merah di bagian kerahnya. Tiba-tiba otaknya dipenuhi spekulasi-spekulasi negatif. Klise memang. Satu minggu ini pria itu disibukkan dengan beberapa pekerjaan hingga larut malam, Shana sampai tidak enak hati untuk menanyakan sesuatu yang cukup dia yakini Zelvin tidak akan main belakang apalagi dengan sahabatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIKU (Hiatus)
Ficción General-Kita dan Lika-Liku Kehidupan- SEQUEL LUKA (Disarankan baca LUKA terlebih dahulu sebelum baca LIKU) Seperti hujan, rintiknya setetes demi setetes pasti berhenti. Sedih kemarin dan tangis hari itu. Semesta berkata, bukan waktunya menyerah. Pada akhi...