Kakinya menaiki anak tangga,sekolah ini cukup sepi karena kini sudah menunjukan pukul 16.00. Membuat bulu kuduknya seketika meremang,tangannya ter ulur mengusap belakang leher yang entah mengapa merasa dingin.'ini apaan si,bikin merinding aja' gumam rain tak lupa menggosok-gosok belakang lehernya,merasa semakin tak enak ia pun lari menuju ruang dance yang terletak di paling ujung bangunan sekolahnya.
"Hahh...huftttt",deru nafas rain tak beraturan. Tangannya membuka knop pintu ruangan itu,saat langkahnya memasuki ruang tersebut banyak pasang mata tertuju padanya. Nazwa selaku wakil dari Grace mendekati rain yang masih mengatur nafasnya.
"Lo kenapa?"ucapnya.
"Aku gapapa,maaf telat"ucap rain memberikan senyuman tipis. Nazwa hanya memaklumkan,ia fikir ini hari pertama rain berlatih dan bergabung di grup dance.
"Lo gapapa kan ngegantiin Grace,karena jujur gue mau gantiin tapi gada waktu. gue juga udah hafal sama gerakan gue,jadi mohon kerjasamanya ya",ucap nazwa diiringi senyuman ciri khasnya. Jadi ini nazwa yang di bicarakan orang-orang,senyumannya memang memikat hati belum lagi lesung pipi tercetak di sana. Rain yang melihat itu pun tertegun sebentar,lalu tersadar.
"Aku mau"ucap rain,nazwa yang mendapatkan jawaban pun segera melakukan aba-aba untuk memulai dancenya. Rain kini hanya memakai seragam sekolah,karena ia juga mendapatkan panggilan dadakan untuk bergabung dengan grup dance. Tenang saja seragam rain pendek kok, rok nya di atas lutut jadi tak usah khawatir tentang keselamatan rain.
Nazwa dengan lihai memberikan arahan kepada teman-temannya,satu persatu gerakan sudah rain lewati dan ia tersadar jika grup dance tidak seburuk yang ia bayangkan. Ia takut di bully jika masuk ke dalam lingkaran cewe-cewe cantik,seperti di dalam novel yang ia baca.Tanpa ia sadari,ia pun tak kalah cantik dengan nazwa dan sebab itu juga Grace memilihnya. Rain jatuh dalam pesona nazwa,body goals, wakil eskul dance, baik,sopan,senyuman yang cantik. Rain fikir memang tak masalah jika banyak cowo-cowo yang menyukai nazwa diam-diam maupun secara terang-terangan.
18.00
"Oke guys kita udah 2 jam latihan jadi gue akhirin latihan ini,berdoa untuk keselamatan masing-masing..berdoa mulai"ucap nazwa,dan teman-temannya langsung menuruti apa yang di perintahkan kepalanya serempak di tundukan.
"Selesai,grup dance!"teriak nazwa.
"Kita bisa..kita terfavorite!"ucap mereka serempak,rain yang tak tau apapun hanya melongo melihatnya. Lalu kakinya melangkah menuju parkiran sekolah, di saat ia ingin memakai helm nazwa mendekat ke arahnya.
"Lo keren juga ",ucap nazwa.
"Thax naz,kamu lebih keren. Tapi maaf aku ga sehebat grace, btw grace klo lihat aku kecewa gak ya?"tanya rain yang kini sudah ovt thinking,karena ia tau siapa itu Grace. Cewe cantik yang tak lupa bodynya bak gitar spanyol,populer karena kecantikannya,tak lupa terkenal akan kebaikannya dan posisinya sebagai ketua eskul dance.
"Tenang aja,Grace yang milih lo.jadi gue pastiin Grace gak akan kecewa apa yang sudah dia pilih "ucap nazwa meyakinkan,setelah itu nazwa berpamitan pada rain yang kini masih terduduk manis di motornya. Tangannya beralih mengetik sesuatu di handphone, ia fikir tak salah kan jika sekedar mengirimkan pesan.
~Grace~
Rain: hai Grace,gimana keadaanya? Semoga baik-baik saja dan cepat sembuh.
Setelah mengirimkan pesan,rain melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Karena hari sudah mulai malam,ia khawatir dengan Rey yang kini belum makan sama sekali.
Rain memakirkan motornya di teras,dan ia memasuki rumah yang kini menjadi tempat ia pulang. Rey keluar saat indra penciumannya mencium sesuatu yang harum dan jangan di tanya perutnya sudah keroncongan. Ia bisa saja membuat sesuatu untuk di makan,tapi ia malas untuk pergi ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDERA TRIANGGALA
Teen Fiction"AKU BENCI SAMA KAMU ! ",teriak seorang gadis yang kini matanya menatap lautan yang luas,secara tidak sadar cairan bening di matanya muncul tanpa di minta. 'kenapa disini aku yang salah? padahal dia yang membuat aku kecewa' gumamnya pelan. Hatinya...