I Become the Younger Sister of a Regretful Obsessive Male Lead

Chapter 105

11. Bagaimana Jika Alurnya Sama, Tapi Isinya Berbeda?

Putra Mahkota datang ke ruang pertemuan Istana Kekaisaran, yang dikatakan sebagai tempat tertinggi di Kekaisaran Leonis. Di depan pintu masuk, dia melihat sekeliling sebelum bertanya kepada kepala petugas.

"Apa Pangeran sudah memasuki ruang audiensi?"

“Beliau belum datang, Yang Mulia.”

“Hmm…”

Putra Mahkota menghela nafas pendek, tidak senang. Dia tidak suka kemunculan adik laki-lakinya yang tiba-tiba. Meskipun Kaisar dan semua orang di sekitarnya mengatakan kepadanya untuk tidak khawatir karena Pangeran tidak akan berani menghalangi masa depannya, dia tidak peduli.

Putra Mahkota belum memiliki penerus. Alasannya tidak diketahui, tapi Putri Mahkota belum hamil, dan karena itu, Kaisar tidak punya pilihan selain waspada.

Tentu saja, ketika dia adalah satu-satunya pewaris, itu adalah pendirian yang bagus.

Jika Kaisar tidak membawa adik laki-lakinya, dia tidak akan merasa dikejar. Tetap saja, dia tidak bisa berhenti melakukan apa yang ayahnya lakukan karena dia dan ayahnya harus bertanggung jawab atas tugas Keluarga Kekaisaran.

Putra Mahkota bergumam ketika dia mendengarkan kepala pelayan Kaisar menyuruhnya memasuki ruang pertemuan.

“Dari semua hal, darah roh pasti jatuh ke tangan anak haram itu.”

Ironisnya, kekuatan untuk menghadapi roh yang seharusnya dimiliki oleh keluarga kekaisaran hanya terwujud pada Pangeran, anak haram.

🌸

“Ayah, apa ayah beristirahat dengan baik tadi malam?"

"Apa Pangeran bermimpi indah?"

Mata zamrud Putra Mahkota melengkung ke arah suara ramah itu.

“Ya, saya bermimpi indah.”

“Hoho, sepertinya semuanya berjalan baik dalam banyak hal.”

Putra Mahkota menelan ludah ketika Kaisar berbicara, yang secara implisit menunjukkan ketertarikan pada penerusnya. Kaisar, mengenali hatinya dengan mudah, turun dari kursinya dan menepuk pundak putranya.

"Tidak apa-apa. Kamu juga tidak mudah mendapatkan anak. Apa yang dapat aku lakukan dengan tangan yang berharga ini?”

"Ya, ayah."

Kaisar tersenyum puas saat dia menatap rambut dan matanya yang terlihat seperti miliknya.

Kaisar menikah dengan kerabat dekat untuk membuat darah Keluarga Kekaisaran lebih kental. Ini dilakukan karena kemampuan roh yang diturunkan dari generasi ke generasi terputus secara tiba-tiba.

Permaisuri juga menyetujui pernikahan tersebut untuk memikul tanggung jawab ketika dia menjadi seorang Putri, namun sayangnya, Putra Mahkota juga tidak mewarisi kekuatan untuk menghadapi roh.

Jadi, Kaisar memiliki anak haram dan entah bagaimana mencoba menghubungkan kekuatan roh.

Meskipun dia memiliki hubungan, hanya satu orang yang mendatangi mereka. Mereka seharusnya segera menyadari jika anak itu lahir hanya dengan rambut perak yang unik dari keluarga kekaisaran, tapi anak haram yang datang itu sudah dewasa.

Kaisar merasa menyesal. Kaisar berharap memiliki satu putra lagi dengan kekuatan roh.

“Tidak, tidak baik menjadi terlalu serakah.”

Kaisar berbicara dengan lembut, tetapi terdengar sangat keras di telinga Putra Mahkota. Saat Putra Mahkota mengunyah bibirnya dengan marah, dia mendengar suara kepala pelayan.