Chapter 26

1.7K 318 6
                                    

Sang Duchess melihat ke piring yang kupegang, ekspresinya tanpa kata bertanya padaku mengapa aku ada di sini. Aku bersimpati padanya, tetapi aku tidak bisa menahan perasaan tidak nyaman pada saat yang sama.

Memang benar dia tidak menyukaiku dan ada banyak alasan untuk itu.

Tapi selain itu, aku ingin tetap sopan.

“Saya akan pergi ke vila selatan sebentar. Jadi saya ingin mengantarkan kue sendiri hari ini.”

Duchess tampak sedikit terkejut dengan apa yang kukatakan.

"Apa Duke yang mengatakan itu?"

"Ya."

Aku tidak ingin pergi. Aku benar-benar tidak ingin meninggalkan biasku.

Seolah-olah emosiku tertulis dengan jelas di wajahku, Duchess bertanya kepadaku.

“Kamu tidak mau pergi?”

"Ya."

Hah? Kalau dipikir-pikir, kamu terdengar jauh lebih hangat, bukan? Apa Duchess menyukai kue?

Aku melirik sekilas, dan aku melakukan kontak mata dengannya. Tidak seperti sebelumnya, cara dia menatapku tampak sedikit lebih lembut. Atau mungkin aku salah?

Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang berputar di dalam diriku. Tapi itu bukan firasat buruk.

"Tapi Duke pasti punya alasan untuk mengirimmu ke sana."

Duchess bergumam dan mengambil kue. Pada saat seperti ini, aku tidak tahu apakah aku harus membenci Duke atau tidak.

Aku harus mampir untuk bertemu Lucian juga, jadi aku langsung ke intinya.

"Yang Mulia, bisakah saya mengirimi Anda surat?"

“...”

Sang Duchess tidak segera menjawab pertanyaanku. Di tengah kesunyian yang tidak nyaman, aku menggeliatkan kakiku.

Lucian benar-benar mirip ibunya. Dia juga tidak langsung menjawab. Sepertinya dia harus memikirkannya terlebih dahulu.

Tidak lama kemudian Duchess memberikan jawaban.

"Iya."

Aku membuka mataku lebar-lebar dengan penegasannya yang tak terduga. Kemudian, bibirnya sedikit melengkung membentuk senyuman kecil. Entah bagaimana aku punya firasat bagus tentang surat-surat kami.

“Terima kasih banyak. Ngomong-ngomong...”

“...”

Saat aku melanjutkan, Duchess menatapku.

"Saya khawatir Kakak tidak akan makan dengan baik."

Lucian tidak makan banyak. Aku ingin tahu makanan apa yang membuatnya tumbuh lebih tinggi.

Itu sebabnya aku ingin meminta bantuan ini kepada Duchess sebelum aku pergi. Aku juga berharap bahwa hubungan antara keduanya akan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Karena aku ingin biasku bahagia.

Mata Duchess bergetar mendengar kata-kataku. Aku tahu. Dia pasti takut.

Aku yakin dia menyadari bahwa dia telah mengabaikan putranya sendiri.

Mungkin itu sebabnya rasa sakit di hatinya berangsur-angsur memburuk. Aku tahu lebih baik daripada orang lain bagaimana rasa malu dan menyalahkan diri sendiri bisa menggerogotimu.

Dulu, aku juga seperti itu.

Ini mungkin sulit, tapi tolong beranilah. Tidak ada orang lain yang bisa menjadi penyelamatmu.

I Become the Younger Sister of a Regretful Obsessive Male LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang