Taeyeon terbangun dengan sensasi rasa pusing yang berputar-putar. Mimpi itu datang lagi. Bayangan seorang wanita terbaring di bawah tubuhnya membuat pemuda itu berkeringat dingin. Dengan jantung berdebar kencang, dia buru-buru menegakkan punggung dan membuka selimut dengan jari tangan yang bergetar.
Dia menunduk sekilas melihat tubuhnya kemudian membuang nafas lega. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tubuhnya masih terbungkus pakaian lengkap. Namun, mengapa mimpi itu datang lagi? Terakhir kali Taeyeon mendapat mimpi yang serupa, bayi mungil tumbuh dalam rahim seorang wanita.
“Selamat pagi,” sapa Miyoung dengan suara nyaris hilang, pertanda bahwa gadis itu tengah berusaha mengumpulkan roh yang melayang dari alam bawah sadar.
“Bagaimana tidur Yang Mulia?” katanya seraya memosisikan tubuh sejajar dengan pandangan mata Putra Mahkota.
“Oh, ya.. Itu.. Aku.. Aku merasa jauh lebih bertenaga setelah tertidur cukup lama,” jawab Taeyeon mengabaikan perasaan aneh yang mengganggu pikirannya.
“Syukurlah. Aku khawatir jika Yang Mulia merasa lelah setelah aktivitas semalam.”
Waktu berlalu dalam hening. Taeyeon, di sisi lain, terlihat bagaikan sebuah patung. Putih, pucat, tak bergerak. Tampaknya arwah Putra Mahkota telah meninggalkan tubuhnya begitu saja.
“Apakah semalam.. kita sungguh.. sudah tidur bersama?” tanya lelaki itu dengan hati-hati.
“Ya, tentu saja, karena kita telah bersama semalaman,” balas Miyoung ringan tanpa banyak berpikir.
“Bukan begitu. Maksudku, apakah kita berhubungan badan?
“Aku bukan wanita seperti itu. Semalam Yang Mulia mabuk. Aku sempat berpikir untuk melakukannya, tetapi aku tidak mau menghabiskan malam pertama kita seperti itu.”
Taeyeon mengangguk pendek dengan perasaan tenang. Memuji secara mental atas keputusan bijak yang diambil oleh pasangannya.
“Namun aku sudah melihat semuanya,” sambung Miyoung cepat.
Taeyeon terperanjat. Matanya mengerjap cepat dan setengah melotot. “Apa kamu melihat tubuhku?”
Miyoung mengangguk dan tersipu malu.
“Kamu sudah gila?”
“Justru karena aku masih waras jadi aku memeriksanya.”
“Putri Mahkota!”
“Ada rumor tentang hwaja. Jadi, aku ingin memastikan apakah rumor tersebut benar. Itu hal yang penting. Pasangan lain melihat dan melakukan apa pun dengan pasangannya. Mengapa kita tidak boleh melakukan itu? Aku melihat bagian yang boleh dilihat sebagai seorang istri. Apa ada masalah dengan hal itu?”
“Aku merasa keberatan.”
“Lantas, kita harus bagaimana? Yang Mulia mau menentukan bagian yang boleh atau tidak boleh dilihat? Kita bisa berhubungan asal suka dan sehati.”
Taeyeon memejamkan mata sejenak lalu berdiri secara perlahan. “Aku harus pergi sekarang.”
“Apa Yang Mulia cemas karena harus tidur bersama wanita yang tidak disukai? Aku juga tidak mau memaksa orang yang membenciku.”
“Aku tidak membencimu,” gumam Putra Mahkota meninggalkan pasangannya dalam kebingungan.
***
Desas-desus tentang kehamilan Putri Mahkota menjadi topik pembicaraan panas di kalangan dayang istana. Tabib melakukan pemeriksaan berulang kali selama dua bulan penuh sebelum kabar gembira itu diumumkan. Semua orang terkejut, tidak terkecuali yang mengalami kehamilan itu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The crown has fallen
FanfictionPara pangeran di istana kerajaan mulai memperebutkan posisi putra mahkota ketika anak pertama dari permaisuri dinyatakan tewas.