Hallo Hallo semuaaaa
Apa kabar??
Udah bisa nebak belum nih siapa orangnya?Happy Reading!!
Semoga sukak!Aku, kamu, dan malam itu
***"Kayak kenal ...."
Satu demi satu Aksa berhasil menuruni anak tangga itu, kini ia sedang berlari menuju gang kompleksnya untuk menyelamatkan seseorang.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
BUGH!pukulan bertubi tubi itu Aksa layangkan pada seseorang bertubuh gempal dan gagah, entah siapa itu Aksa tidak tahu pasti.
"AKSA UDAH SA," gadis itu berusaha melerai keduanya, tapi seseorang dengan sengaja melayangkan pukulan ke arah pipi Ayra.
Benar, gadis yang di maksud itu Ayra.
Aksa tidak merespons apapun saat ia menoleh ke arah Ayra, ia malah kembali melayangkan pukulannya.BUGH!
BUGH!kali ini bukan dari Aksa, tapi lawannya yang membalas pukulannya.
Ayra meringis pelan karena pukulan itu.
ia lalu menarik tangan Aksa berniat untuk melerai."UDAH, LO BERHENTI!" titah Ayra sembari menunjuk ke arah wajah Aksa
tangannya masih menahan tangan Aksa untuk tidak kembali melayangkan pukulannya.
"Lo gapapa,kan?" tanya Aksa sembari menatap mata sendu Ayra.
"Gue gapapa. Seharusnya gue yang nanya lo!" Ayra duduk di kursi yang ada di tempat itu,lalu melanjutkan ucapannya. "Lo gapapa, kan Sa?"
"Gapapa lah gue kan cowo, Ra. Tapi luka lo lebih parah dari gue, Ra!" ujar Aksa memperhatikan beberapa luka yang ada di wajah dan lainnya.
"Ohh ini, tadi dia bawa cutter terus ga sengaja di kenain tangan gue," jawab Ayra sesantai itu. Ia melihat goresan di tangannya yang sangat tidak berbentuk sempurna.
"Lo ikut ke rumah gue dulu, mau gue obatin."
tidak perlu menunggu balasan dari Ayra, ia langsung menarik tangan Ayra untuk ke rumahnya.Setelah beberapa menit mereka berjalan dari gang kompleks dan akhirnya sampai ke rumah bertingkat tiga milik Aksa, lebih tepatnya orang tuanya.
"Rumah lo sepi amat, Saa. Lo tinggal sendiri, ya?" tanya Ayra melihat sekeliling ruangan yang sangat asing baginya.
"Ngga, lagi pada di atas mungkin. Lo tunggu sini gue mau ngambil kotak P3k," tutur Aksa. Ia naik ke atas menuju kamarnya mengambil kotak p3k itu.
"Habis ngapain bang? Mukanya pada bonyok semua," tanya Lina-bunda Aksa.
"Biasa. di bawah ada temen Aksa nda, Aksa mau ke bawah dulu," jawab Aksa, setelah itu ia berlalu pergi.
Aksa menepuk pelan pundak Ayra. "Pindah ke halaman depan gapapa,kan?"
Ayra yang masih melihat sekeliling ruang tamu itu tiba tiba menoleh ke sumber suara.
Dan hanya deheman singkat yang Aksa dengar dari mulut Ayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini tentang kita
Teen FictionAkan ku abadikan kisah kita, tanpa terkecuali jika, suatu saat nanti kisah kita abadi dalam karyaku, akan kuyakini kisah cinta kita akan melegenda bersama. Aku, kamu, dan orang baru yang datang tiba-tiba. Kata Ayra, "dia memang brengsek, dan dengan...