8. Arti Kebersamaan

19 8 10
                                    

Holla Holla semuaaa!
Apa kabar??
Semoga selalu baik, ok?

Cerita ini asli dari karanganku sendiri!

Happy Reading!!
Semoga sukaaa!!

Maaf dengan segala typo yang tidak disengaja, ya?!

Buatlah janji sebanyak mungkin, dan jangan lupa wujudkan janji itu dengan seiring berjalannya waktu
- A, N, Z, L, & K -

***

Hari Kamis siang yang mendung, beberapa siswa-siswi sedang bermain hujan di depan pekarangan sekolah, karena tidak ingin menyia-nyiakan masa putih abu mereka. Terlebih lagi mereka sudah menyadari, jika mereka sebentar lagi akan lulus. Tapi, bukan berarti berpisah lalu asing seperti tidak pernah mengenal satu sama lain.

sebagian orang lain, mungkin mengira bermain seperti ini hanya hal biasa yang sering para remaja lakukan, tapi berbeda dengan sudut pandang remaja-remaja yang masih bersekolah. Setiap apa yang mereka jalani bersama akan membentuk sebuah kenangan yang sangat amat membekas dihati.

"Pokoknya kita ga boleh asing sampai kapanpun!" ucap Launa dengan penuh keyakinan.

Ia sudah membayangkan jika hari kelulusan tiba nanti, tiga tahun bukan waktu yang singkat bagi mereka. Bayangkan saja, susah senang mereka lewati bersama selama tiga tahun, dan mereka dipisah untuk mengejar cita-cita masing-masing. Di pertemukan oleh pendidikan, dan dipisahkan oleh masa depan. Untung saja mereka masih kelas XI, masih ada satu tahun untuk mereka membangun kenangan yang begitu banyak, agar bisa di ceritakan saat tua nanti.

"Betul tuh! Awas aja kalo ada yang sombong pas kita udah pada lulus!" sahut Nara sama seperti Launa, penuh keyakinan.

"Pokoknya kalo kita udah lulus harus ngadain reunian setiap tahunnya, khusus buat kita berlima!" imbuh Ayra ikut-ikutan.

Kya mengangguk setuju. "Harus selalu ingat kalo kita pernah susah seneng bareng!"

Kini giliran Zivanna yang angkat bicara. "Group kita juga jangan sampe sepi, harus selalu rame walaupun ga setiap hari."

Mereka mengangguk dengan penuh keyakinan bahwa mereka akan selalu bersama. Launa menunjuk ke arah pohon yang cukup besar untuk berteduh dan beristirahat sebentar, mereka duduk membentuk lingkaran sembari merasakan ketenangan saat hujan turun.

"Masih inget waktu pertama kali kita deket ga?" tanya Nara di sela-sela keheningan.

"Inget. Inget banget malahan! Dulu kita pertama kali ketemu di kantin, kan?" Launa memutar kembali memory saat pertama kali mereka bertemu di kantin.

Ayra menoleh ke arah Launa yang berada di samping kanannya. "Gue dulu sempet ngira kalo kita ga bakal bisa jadi temen kayak sekarang tau!"

Launa dan Kya mengangkat satu alisnya bebarengan. "Kenapa? Tapi, nyatanya kita bisa sedeket ini sekarang."

"Gue juga ngerasa gitu, dan itu karena komuk kalian pada judes+sinis semua, njir!" sahut Zivanna mengingat raut wajah mereka semua yang sombong saat itu.

"Muka gue emang gini, tapi kalian tau, kan, sifat gue seprik apa?" ujar Launa yang mengundang tawa mereka berlima.

"Mau buat janji ga?" tanya Ayra.

Pandangan mereka tertuju pada Ayra. Berjanji untuk selalu bersama hingga tua nanti? Aish, semoga saja bukan hanya sekadar janji-janji saja.

Nara mengangkat satu alisnya. "Janji? Mau buat janji apa?"

Ini tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang