6. Rasa?

42 20 70
                                    

Hallooooo semuaaa!
Seperti biasa, Apa kabar kalian?
Semoga baik, ya!

Jangan lupa Votmen-nya dongs, gays!

Cerita ini murni dari karanganku sendiri, ya!

Happy Reading!!
Semoga sukaaa

Deket elit, jadian sulit. Cuaks!
- Devano -

Hari Senin adalah musuh terberat seorang murid, tapi tidak semuanya juga membenci hari Senin, mungkin hanya beberapa saja yang menganggap hari Senin adalah hari yang cerah.

Sebenarnya, cuaca hari ini memang cerah, tapi tidak dengan kondisi muka para murid-murid yang sedang melakukan upacara. Ayra rasa, hari ini adalah hari ter-apesnya, karena ia belum sempat sarapan gegara hampir telat, untung saja ia sampai ke sekolah sebelum bel berbunyi, ditambah ia lupa membawa dasi dan topi, memang Senin dan sialnya.

Dan, kalian tahu sekarang Ayra di mana?
Ya, Ayra ada di salah satu barisan murid yang dihukum. Entah dihukum gegara telat-lah, lupa membawa topi atau dasi-lah.

Apes banget gue hari ini, gerutu Ayra dalam hati.

Gue pengen pingsan sumpah! mana perut gue keroncongan mulu lagi!
Lagi dan lagi Ayra hanya bisa menggerutu dalam hati. Sudahlah matahari teriknya minta ampun ditambah perutnya yang minta di isi, benar-benar sial!

Dan, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, yaitu sudah selesai acara upacara di hari Senin yang amat sangat terik ini.

"Semuanya boleh kembali ke kelas masing-masing, kecuali siswa yang di hukum!" seru kepala sekolah dengan menggunakan mic yang memang sudah ada.

Suara pasrah terdengar dari mulut para murid yang sedang dihukum.

"Aelah, perut gue udah minta di isi ini!" gerutu Ayra sembari memegang perutnya yang lapar.

"Woyy, Ra!" teriak seseorang yang jaraknya hanya dipisah oleh dua murid. Ya, yang berteriak memanggil Ayra adalah Nara, karena Nara juga ikut barisan yang dihukum karena telat.

"Na, apa kita kabur aja? Yok!" ajaknya saat Nara sudah berganti posisi dengan Dela-temannya.

"Ngawur amat lo! liat noh ada siapa aja yang ngawasin," balas Nara sembari menunjuk ke arah OSIS dan guru.

"Iyasih, yaudahlah ga jadi." Ayra pasrah lalu melosotkan bahunya lesu.

"Yang ada dibarisan sana, kalian hormat ke tiang bendera sampai bel istirahat bunyi!" titah Gilang-ketua OSIS.

"Emang apes banget gue hari ini!" teriak Zaky yang ikut dihukum karena lupa membawa topi.

"Ga usah banyak protes, cepat lakuin sekarang!" titah Gilang lagi dan lagi.
*****

"Sumpah, Ra! Muka lo pucet banget tau!" ucap Nara prihatin.

Ya, walaupun mereka sama-sama dihukum, tapi beneran deh, kali ini Ayra lemah letih lesu, mungkin efek dari tidak sarapan jadi begini lah sekarang.

"Lo gausah banyak protes deh, Na! Beliin gue roti kek, air mineral kek, susu coklat juga gapapa, Na." Ayra bersandar lemas di bahu milik Nara sembari mengode untuk dibelikan makanan. Emang Nara itu kalau khawatir suka ga peka!

"Iya-iya, lo nyender ditembok dulu atau ga gitu tidur di tangan lo. Gue mau ke kantin bentar, lo jangan ngilang! Jangan pingsan, ya, Ra?!" ucap Nara tidak memberikan celah untuk Ayra menjawab.

Ini tentang kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang