Hai semuaaa!
Apa kabar?
Semoga selalu baik, ok?Cerita ini asli dari karangan ku sendiri, ya!
Happy Reading!
Semoga sukaaa!!Cinta bertepuk sebelah tangan memang sesakit ini, ya?
- Ayyara Belvana -Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak dua puluh menit yang lalu, tapi Ayra dan teman-temannya masih berada di dalam kelas sejak tadi. Launa sedang menagih janji Ayra yang katanya akan memberi tahu siapa itu crush-nya.
Semuanya dengan serentak diam saat Ayra memulai acara ceritanya. Hening. Tidak ada yang berbicara kecuali Ayra.
"Jadi gitu."
Semuanya membelalakkan matanya, kaget. "Lo belum cerita apa pun, ya, Ra!" protes Nara dengan nada berteriak.
"Hehe. Iya-iya maapken atuh," ujar Ayra.
Kya hendak berprotes, Ayra yang menyadari itu pun langsung memulai ceritanya. "Gini. Gue sebenarnya punya crush, tapi ... "
Zivanna yang sudah kesal sejak tadi pun lantas memukul punggung Ayra, kesal. "Lo kalo cerita langsung aja ga usah putus-putus kayak hubungan Launa!"
Launa yang awalnya menyetujui ucapan Zivanna pun sekarang merasa kesal karena hubungannya terbawa-bawa.
"Kok jadi hubungan gue?!" protes Launa, tidak terima.
Ayra melemparkan tatapan tajam ke arah para temannya. "Lo pada!" Ayra menunjuk semua temannya. "Kalo ga diem, gue ga bakal cerita!" ancamnya. Dengan serentak mereka berempat langsung diam mendengar ancaman Ayra.
"Gue punya crush, kan? Nah, tapi crush gue punya pacar. Dan kalian tau?" Ayra menaruh jari telunjuknya dibibir Nara yang hendak menyauti ucapannya. "Stt! Kalian tau? Ternyata pacarnya itu saudara gue sendiri." Ayra melosotkan bahunya, lesu.
"Mftt. Maaf nih, ya, Ra!" Zivanna menarik napasnya dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya. "Tapi gue ngakak, anjir!" ujar Zivanna di tengah-tengah tertawanya.
Launa mengambil sebungkus tisu yang ada di dalam tasnya, lalu melemparkan ke arah Ayra. "Gue tau lo sedih, jadi gue kasih tisu. Hiks!" dramanya lalu mengusap matanya, seolah-olah ada air mata di situ.
"He'em, makasih, ya, Lau. Hiks!"
Dramatis sekali mereka, ya? Padahal mah ga ada air mata sama sekali yang turun.
"Namanya siapa, Ra?" tanya Kya. Dari mereka berlima yang paling enggan mendramatis itu Kya. Ia termasuk seseorang yang malas bergaul demi kesenangan.
"Emm, kasih tau ga, ya?" Ayra menaik-turunkan alisnya, menggoda.
Nara menghembuskan napasnya kasar, sudah lelah dengan ucapan Ayra. "Lo niat ngasih tau tentang crush lo ga? Dasar Malih!"
"Iya-iya, ampun kanjeng ratu!" Ayra mengangkat jarinya membentuk huruf 'V'. "Emmm. Namanya Azka. Alzazka Zeandra."
Diam. Semuanya mengantupkan bibirnya rapat-rapat, tidak ingin bersuara dulu. Ayra yang melihat kondisi menjadi hening pun lantas memecahkan suasana. "Kenapa pada diem?!" tanya Ayra dengan suara sedang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini tentang kita
Teen FictionAkan ku abadikan kisah kita, tanpa terkecuali jika, suatu saat nanti kisah kita abadi dalam karyaku, akan kuyakini kisah cinta kita akan melegenda bersama. Aku, kamu, dan orang baru yang datang tiba-tiba. Kata Ayra, "dia memang brengsek, dan dengan...