Rachel POV
"Gue gak tau apa yang lagi gue rasakan sekarang" Gumam gue gak jelas "Aduh jangan sampe deh"
"Lo kenapa sih hel? Kayaknya gelisah banget" Kata temen gue, Vania kesal sendiri sama apa yang gue lakuin daritadi, bergumam gak jelas.
"Gue juga gak tau nih Van"
"Lo cerita dong sama gue kalo lagi ada masalah" Katanya gak sabaran.
"Tapi lo jangan ngasih tau siapa-siapa ya?" Tanya gue dan memberi jari kelingking gue "Janji?"
"Iya"
"Jadi gini, gue suka bingung sendiri, kenapa setiap Farrel jutekin gue, gue jadi bingung sendiri" Ucap gue serba salah
"Jangan-jangan lo mulai 'suka' lagi sam dia" Perkataannya membuat gue menjitak kepalanya, gue gak akan segan-segan jitak kepala orang. Maupun dia cewek ataupun cowok.
"Sakit bego!" Ringis Vania
"Lagian lo bikin gue shock aja" Kata gue gak terima "bayangin nya aja udah jijik, apalagi kalo beneran kejadian"
"Gue bingung sama lo Hel" Kata Vania dengan wajah memelas "Lo punya wajah diatas rata-rata, tapi gue bingung kenapa lo kasar banget ya sama orang. Mau itu temen atau orang lain, atau cewek ataupun cowok tetap aja dijitak" Sungut Vania
"Gue juga kadang iri banget sama lo. Lo itu gampang banget memikat hati cowok, udah gitu lo selalu dikejar-kejar cowok lagi. Tapi, lo gak pernah mau pacaran. Sampe kapan Hel?! Kalo gue jadi lo sih, bakal gue pacarin semua cowok yang ngejar-ngejar gue. Sayangnya gak ada sih" Ucapnya frustasi.
"Nih, gue kasih tau ya sama lo! Gue itu gak dibolehin pacaran sama nyokap ama bokap gue. Katanya bokap gue sih, yang nentuin gue boleh pacaran itu nyokap gue" Kata gue dengan wajah santai.
"Serius?" Ucapnya gak percaya
"Hmm"
"Gila, masih zaman aja di atur-atur gitu" Katanya dengan wajah prihatin
"Iyalah gue kan anak baik-baik" Oke perkataan gue itu berhasil ngebuat dia menggeram pelan.
Tiba-tiba, sosok yang tidak di inginkan itu pun muncul.
"Hai" Kata Steven sok akrab.
"Ada apaan?" Tanya gue mendelik ke arahnya
"Ya ampun Hel, ini pangeran dari mana lagi?! Lo emang beruntung banget dikelilingi orang-orang tampan, salah satunya kayak yang disebelah lo ini" Kata Vania dengan pandangan yang terus tertuju kepada Steven. Oke, Vania itu emang gak sekelas sama gue. Gue deket sama Vania karena rumah gue sama dia deketan.
"Hai" Sapa Steven ke Vania, cih sok akrab dasar.
"Hai juga" Jawab Vania hampir ngeces.
"Oh iya Hel, ini cokelat dari Singapura" Kata Steven sambil menyodorkan cokelat berbentuk love. Tau aja kalo gue paling suka cokelat.
"Itu cokelat dari abang gue" Oke ini sedikit aneh.
"Bang Darren?!" Tanya gue pura-pura histeris.
"Kayaknya lo seneng banget! Apa lo suka sama abang gue?!" Tanya dia balik dengan nada cemburu, Ewh!
"Eh! Mau gue suka sama dia atau engga kek! Itu bukan urusan lo ya!" Kesel sumpah.
"Tapi dia abang gue. Gue gak akan biarin cewek yang gue suka pacaran sama saudara gue! Apalagi saudara kandung gue!"
"Kalian kok jadi pada berantem sih?" Tanya Vania dengan ekspresi bingung "Mending kamu sama aku aja" Lanjut Vania berbicara ke Steven dengan genitnya, yang dibalas Steven dengan cengiran doang. Gue tau Steven itu orangnya baik banget dan gak suka nyakitin perasaan orang. Kok menjijikan ya?

YOU ARE READING
My Destiny
Teen FictionDibalik kejahilan Farrel, sebenarnya dia menyimpan rasa yang besar untuk gadis-nya itu. Akankah dia bisa mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya? Atau dia akan menyerah karena sikap Rachel yang tidak pernah 'peka' terhadapnya? Xx: Cerita ini mence...