Sampah memang paling cocok di tempat sampah yah.
Sudut bibirnya naik tipis. Dibilang meratapi nasib juga bukan, dia melawak pada nasibnya sendiri sambil perlahan mengaduk makanannya, agak tidak nafsu. Duduk di sebelah bak tempat sampah, tempat paling sepi yang bisa ia dapatkan. Setidaknya makanannya kali ini tidak diinjak. Dua preman yang biasanya mengganggu pun tidak kelihatan, begitu juga Soobin. Mungkin mereka masih beristirahat karena lelah habis bertarung dan harus pula menyelesaikan push up 300 kali plus diinjak-injak sipir.
Padahal sore itu sepi, Beomgyu memandangi nasinya begitu haru, sebanyak ia makan, sebanyak itu pula air matanya keluar. Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu.
"Ibu, akhirnya aku bisa makan dengan tenang!" rintihnya lirih. Beomgyu setiap sendiri, ia pasti teringat ibundanya, kalau saja ini tidak terjadi mungkin ia tak akan makan seperti ini. Ibunya pasti menyediakan yang jauh lebih baik.
Ia menyuap sendok demi sendok perlahan, mencoba menikmati nasi cadong lengkap dengan lauk yang rasanya hambar. Seraya membatin ia harus makan untuk hidup. Beomgyu tak pernah makan makanan seburuk ini sebelumnya, masakannya sendiri jauh lebih enak. Ia teringat kalau adiknya sangat suka ketika dia masak daging bulgogi atau ayam goreng pedas. Dulu, dia pintar memasak, hal yang ibunya wariskan untuknya, tentu ibunya akan membawa banyak bahan makanan ketika akhir pekan datang. Keluarganya suka sekali pesta kecil-kecilan di rumah, Kai juga pasti datang kalau sedang tidak ada acara lain. Beomgyu tersenyum getir mengingat semua harmoni keluargannya yang sudah tandas. Cuma membayangkan saja, siapa tau rasa nasi cadongnya ikut berubah.
"Ibu, Hanna, bisakah aku menyusul kalian saja, makanan kalian pasti lebih enak di surga", perkataan bodoh itu lolos saja dari bibirnya.
"Hey, ngomongnya jangan sembarangan!" Suara rendah nan berat tiba-tiba muncul membuyarkan delusinya.
Dan ternyata sekitar lima meter jaraknya, ada yang memperhatikan. Sesosok pria tinggi berdiri di pinggir lapangan. Mencoba mencari-cari letak bocah kecil itu. Wajahnya terhalang silauan matahari, dia begitu cerah meski bajunya agak kumal karena sudah terlalu lama dipakai. Tubuh atletisnya berjalan mendekat, sepertinya dia hanya ingin memastikan kalau anak itu makan dengan benar.
"Eh Kak", ia terkesiap saat menyadari kalau kakak jangkung itu sudah dekat, kemudian bergeser sedikit ke samping memberikan ruang untuk Soobin duduk di atas tumpukan kayu.
"Kenapa makan disini?" tanyanya. Lesung pipi nya terukir ketika ia menarik garis bibirnya.
Beomgyu tersenyum sebelum menjawab,"Nggak apa-apa Kak, lagi pengin makan sendiri". Ujarnya, dikira Soobin bakal bisa dibohongi.
"Takut diisengi lagi ya?"
Anak muda itu tersenyum lagi."Hehe iya, takut ada ribut lagi", ia terkekeh ringan.
"Mulai besok kalau mau makan panggil aku, jangan berkeliaran sendiri. Apalagi disini, justru berbahaya kalau tempatnya sepi. Kalau aku nggak nyari kamu, aku pasti nggak tau kamu disini",
"Kakak nyari aku?" Beomgyu agak kaget juga buat apa Soobin mencari keberadaannya.
"Iya, nggak boleh kah?" Beomgyu mengangguk, ulasan bibir manisnya masih tertoreh.
"Tapi Kak nanti kakak repot kalau setiap mau makan aku selalu minta ditemani",
"Nggak ada yang keberatan, memangnya hidup di tempat seperti ini sibuk apa sih?"
Benar juga,
Diam-diam ia sebenarnya senang dan tersipu. Dari awal dia masuk ke penjara ini, Soobin memang nampak acuh tak acuh, tapi semenjak ia berpindah jadi satu kamar dengannya, Beomgyu merasa kalau Soobin memperhatikannya terlalu banyak. Beomgyu masih melanjutkan makannya meski malu-malu. Raut mukanya menunjukkan rasa tidak suka, tapi ia harus tetap kelihatan senang di depan Soobin biar yang lebih tua itu tidak mengkhawatirkannya lagi.
"Kalau udah selesai ayo pergi dari sini, disini bau sampah"
"Udah kok kak",
"Kok nggak habis?" tanya Soobin lagi ketika melihat nampan yang ada di pangkuan Beomgyu masih menyisakan banyak makanan. Yang ditanya mengerucutkan bibirnya, kecut. Soobin paham kok rasa makanan itu, maka dia menarik lengan Beomgyu supaya segera menaruh nampan bekas makanan ke tempatnya.
"Ayo ikut aku!"
"Kemana Kak?"
"Kantin",
"Emangnya disini ada kantin?"
"Kamu selama ini kemana aja nggak tau di penjara ada kantin?"
Beomgyu memutar matanya mencari-cari jawaban,"Kemana yah, cuma bangun, makan, bersih-bersih, dipukulin, diisengin, dilemparin batu...."
"Udah cukup nggak usah sampai bagian itu juga, ayo ikut aku tunjukin kalau penjara itu nggak seseram yang kamu bayangkan selama ini".
Bersambung...
Segini aja dah. Kapan2 lanjut😭

KAMU SEDANG MEMBACA
PRISON SONG : Innocent | Hiatus
Fanfiction"Aku tidak bersalah tapi harus menanggung hukuman seumur hidup"-Beomgyu "Anak manis itu, bukankah dia terlalu lucu untuk jadi seorang pembunuh?"-Yeonjun "Dunia belum berakhir, mari membusuk bersamaku hingga akhir"- Soobin "Ada aku yang selalu mende...