#7

365 51 13
                                        

Apakah usai insiden di pemandian semua langsung berubah, maka jawabannya adalah tidak.

Tatanan kehidupan penjara tetaplah sama. Yang berkuasa paling atas adalah manusia yang mempunyai uang dan kekuatan. Siapa Beomgyu? Dia hanya seonggok daging lembek yang memohon untuk diselamatkan.

Saat ia lewat, orang-orang masih sibuk menjulid terlebih wajahnya makin jelas tanpa tutupan. Terik matahari siang membuat keringatnya bercucuran, ia ragu untuk bergabung dengan antrian makan siang. Tidak ada Soobin, si jangkung itu entah kemana.

Persetan, kini perutnya keroncongan. Tenaganya terkuras karena masih harus menyelesaikan tugas harian. Ini masih lebih baik daripada hidup dikucilkan.

Jam makan siang, Beomgyu memilih bersembunyi dulu. Ia mengambil jatah makannya paling belakang, biar yang lain sibuk makan dulu, biar dia tidak diganggu. Ia masih takut tiba-tiba diseret atau didatangi gerombolan kemarin. Ia rela mengambil jatah sisa, mungkin hari ini dapat nasi dan sepotong tahu atau sayur saja. Dalam hatinya ia terus berusaha bersikap bodo amat, yang penting peliharaan di perutnya tidak meronta.

Sesaat setelah mendapatkan jatahnya, ia memilih duduk di pojokan, membungkuk seperti biasa. Satu suap lolos lancar, tiba-tiba ia terharu bisa makan bersih tanpa remahan tanah. Ya selama dia di dalam penjara, dia hampir tak pernah makan dengan benar, apalagi sebelum insiden itu berhasil merebut perhatian Soobin. Ia tahan semua tangisnya. Ia tak mau terlihat "kecil" di antara napi-napi lain berbadan besar.

Tapi kedamaiannya tak berlangsung lama. Dua preman dengan tusuk gigi di bibirnya menoleh ke kanan dan kiri seperti memastikan sesuatu. Baru menginjak suapan ke tiga, mejanya sudah digebrak. Si bahu lebar dan si pirang, sudah berada di hadapannya. Mereka duduk di sandaran kursi, kakinya naik ke atas dudukan. Sedangkan satunya di atas meja. Hyunjin dan Yeonjun, dua serangkai seperti kembar yang kejam.

"Orang kaya lo tuh nggak pantas makan makanan bersih kaya gini!" Beomgyu reflek meletakkan sendoknya, terganggu lagi.

Sepatu boot si pirang mendarat diatas nampan, menginjak-injak makanan yang siap ia suap. Beomgyu gemetar, mengintip makanannya diacak-acak dari celah poninya. Punggungnya terseduk-seduk, aslinya dia menahan tangis ketakutan, ia hafal betul dua makhluk menyeramkan itu. Padahal dia baru saja mau mendapatkan tenaganya yang hampir habis.

Apalagi sekarang, apa mereka tidak cukup membuatku sekarat seperti kemarin. Salahku disini apa, bahkan aku tidak pernah sekalipun mengganggu.

"Lo tau nggak bajingan tengil, hal yang paling menjijikan dari lo? Lo itu iblis yang sembunyi dibalik muka sok polos lo ini", hina sang preman dengan mengangkat dagu racut itu cukup dengan satu tangan.

"Hyunjin, suapi dia!"

Jemari besar yang menekan pipi memaksa mulutnya untuk terbuka lebar.

Hyunjin dengan senang hati mereok segenggam nasi kotor itu dengan tangan besarnya bersiap menyumpal mulut kecil yang sudah menganga.

"Berhenti!",

Bentakan itu diamini membuat dua orang itu menghentikan aksi.

Suara berat itu. Suara Kak Soobin.

"Berhenti atau lo berdua..."

"Atau apa? Lo pikir gue mau nurutin lo?" Laki-laki berambut pirang melempar asal nasi yang ia genggam.

Yeonjun turut maju, mendekat dengan tatapan menantang,"Sejak kapan lo peduli sama bajingan pemerkosa macam dia hah?"

"Jaga mulut lo preman kampung!"

Melihat ketegangan yang terjadi, Beomgyu tak bisa hanya diam.

"Kak, udah. Aku nggak apa-apa", ucapnya seraya menahan lengan Soobin yang sedang bertengger di kerah Yeonjun.

PRISON SONG : Innocent | HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang