Pertama

913 17 6
                                    

Typo? Maafin yahhh

Panggilan suara khas seseorang tersayang membuat Rachel buru-buru menghampiri suaminya itu, adonan kue kering berkarakter menjadi tertunda, senyum manis menambah kecantikan pada diri Rachel saat menyambut suaminya. Namun siapa sangka, dalam hitungan detik senyum itu luntur berganti amarah.

" PAPA, INI ANAK SIAPA? PAPA HAMILIN WANITA LAIN? EMANG MAMA KURANG, IH PAPA JAHAT, MAMA KURANG APA, KURANG APAA!" teriak Rachel saat suaminya selesai menutup pintu dan menaruh sepatu di rak.

Rachel teriak bukan tanpa alasan, itu karena Thomas, suaminya. Menggendong bayi yang sedang menangis karena teriakan Rachel barusan. Thomas menggeleng kepalanya, heran dengan kelakuan Rachel yang tak pernah berubah sedari dulu.

" Ini anak orang sayang, bukan anak aku," Thomas menceritakan semuanya, anak berjenis kelamin perempuan yang dia ambil dari wanita bernama Teresa, wanita yang masih mahasiswi hamil di luar nikah dengan pacarnya, mereka tidak bisa menerima bayi itu, selain belum cukup umur, pacar pria menghilang begitu saja dan Teresa ingin membunuh anaknya sebelum Thomas datang mencegah.

" Anaknya cantik sekali, matanya warna biru permata," ucap Rachel dengan mengelus pipi gembul bayi itu.

" Iya, mamanya juga tadi cantik banget loh," setelah mengatakan itu Thomas mendapat pukulan di punggungnya, Rachel memang brutal.

"Aww iya sayang, maa maaf, kita kasih nama siapa ke dia?"

Rachel berfikir sejenak, " Sonya, nama yang cantik, haii Sonya yang cantik selamat datang, oh iya kamu punya Abang, namanya Newt dia pasti akan menjagamu dengan baik,"

Rachel mencium pipi Sonya dengan sayang, dia menerima bayi itu dengan senang hati, dia akan mencintainya seperti dia mencintai Newt.

**

" Sonya! Sonya! Itu bukannya Abang lo ya!" Tunjuk arisha ke arah sudut kantin, Sonya milirik sekilas dan kembali menatap ponselnya, dia males melihat Newt lama-lama, belum lagi semalam Newt habis menjailinya, menyebalkan!.

" iii Sonya, gila ya, Abang lo ganteng banget sumpah, gimana sih rasanya tinggal satu atap dengan Newt," arisha senyum membayangkan jika dirinya jadi Sonya.

Sonya memutar bola matanya jengah, cih belum tau aja dia seperti apa Newt itu sebenarnya.

" Gosah banyangkan, lo belum tau rasanya jadi gue," Sonya meremas botol minumnya kuat, Newt benar-benar menyebalkan, dia tidak bisa merengek minta bantuan dari mama atau papa, karena mereka sedang berkunjung ke rumah nenek selama 2 Minggu, lebih tepatnya mereka pengen honeymoon itu cuma alasan.

Sonya memperhatikan jam di tangannya, aiss sudah hampir sore angkutan umum satu pun tidak ada yang muncul, dia nyesel tadi tidur di kelas dan sialnya arisha tidak membangunkannya.

" Lo ngapain disini?"

Sonya melirik bentar, Oh itu Newt yang baru pulang dari latihan basket.

" Tidur."

" Jawab yang benar Sonya!."

" Aku lagi nunggu angkot Abang, kenapa?" Tanya Sonya berusaha sabar.

" Oh,"

Newt menjalankan motornya cepat, setelah mengatakan kalimat "oh", yang benar saja! Tidak ada kata " naik? Atau pulang bareng? Atau Ayo?"

" NEWT SIALAN,"

**

Sonya menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, dia memilih berjalan kaki dari pada matahari mulai menghilang, ternyata kalau sudah sore angkutan umum tidak ada yang lewat di daerah sekolah.

" Capek banget," lirih Sonya berniat untuk tidur.

" Sonya, gue lapar," rengek Newt sambil menggoyangkan kaki Sonya, ya beginilah Newt kalau dirinya lapar pasti sangat berbeda dari Newt yang berbaterai penuh.

" Aku capek bang, Abang mesen aja sana,"

" Gamau, lo kan tau gue ga bisa makan selain masakan lo atau mama, cepat masakin,"

" Capek Abang..." Rengek Sonya balik.

Newt mengambil ponselnya lesuh mulai membuka aplikasi berwarna hijau itu, sebelum benar-benar memesan, Sonya mencegahnya.

" Yodah, bentar aku masakin," dan di bales senyum ceria dari Newt, kalem dia kan? Iyalah, liat aja kalau udah kenyang nanti.

A Problem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang