keempat

640 17 0
                                    

Maaf ya jika ada typo

Newt terus menatap Sonya tajam, Sonya yang di tatap sebenarnya cukup takut, tapi dia tetap teguh ingin membalas Newt.

Mulai dari perlakuan nya tadi pagi atau yang hampir dua Minggu ini, pembalasan Sonya belum seberapa.

Lagian Sonya tau, Newt tidak akan pernah melakukan hal tersebut, itu hanya ancaman belaka.

" Ok, Abang tetap diam artinya benar, mulai sekarang Abang dihukum, tidak dapat uang jajan selama 2 Minggu dan pulang wajib jam 7 malam setiap hari," Newt dan Sonya sama-sama meletot mendengar ucapan Thomas.

Mati gue, benak Sonya.

Setelah mengatakan itu Thomas kembali ke kamar dan di ikuti Rachel, istrinya. Sebelum Rachel benar-benar mengikuti Thomas dia menyempatkan untuk mencium kening Sonya dan mencubit pinggang Newt.

Tinggal Sonya dan Newt yang berada di ruang tamu, Sonya meremas celananya.

Pengen banget gue congkel tuh mata, batin Sonya.

Saat Newt hendak berdiri dari duduknya dengan cepat Sonya berlari ke kamar. Newt sangat menyeramkan.

**

Bel istirahat berbunyi, arisha keluar terlebih dahulu dari kelas, dia sudah sangat sesak.

Tidak dengan Sonya, dia menggenggam erat Tupperware yang berisi nasi ayam.

Dia membuat itu sengaja untuk Newt, apalagi Newt tidak punya uang, pasti dia lapar. Dengan takut Sonya berjalan ke kelas Newt yang terletak di lantai 3.

Sesampainya disana Sonya mengintip sedikit, tidak ada orang, dimana Newt? Suara kursi di dorong terdengar, karena penasaran Sonya kembali mengintip.

" Itu dia," seru Sonya. Ternyata Newt tiduran di lantai.

" Abang," panggil Sonya pelan.

Newt yang merasa tidak asing dengan suara itu mendadak duduk. Dia melihat Sonya dari atas hingga bawah.

" Apa?"

Sonya menggaruk tengkuknya.
" Ini, aku bawa bekal, disuruh mama," akalnya.

" Ga perlu,"

" Ini abangg," bujuk Sonya dan ikut duduk.

Sonya membuka bekal itu, dan memberikan ke hadapan Newt. Dia yang membuat Newt di hukum, dan dia sudah menceritakan yang sebenarnya kepada Thomas dan Rachel tadi malam, tapi Thomas tetap akan menghukum Newt. Sekali-kali kata Thomas.

" Gamau,"

Semarah itukah Newt padanya? Sampe menatap Sonya saja tidak. Sonya sedih dan mulai menangis.

Dia berharap cara ini ampuh untuk mendapat maaf Newt, Sonya emang aneh, niatnya bales dendam tapi dia paling tidak bisa dimusuhi. Newt memang selalu memperlakukan Sonya dengan buruk tapi dia tetap abangnya.

Dengan kasar Newt mengambil bekal itu dan mulai memakan nya. Sonya tidak jadi nangis.

" Maaf" lirih Sonya.

" Pergi sana,"

" Maafin dulu,"

" Ga,"

" Maafin dulu Abang,"

" Di bilang enggak ya enggak!" Bentak Newt dan keluar dari kelas meninggalkan Sonya.

Hubungan mereka itu unik, jika di tanya mereka saling sayang jawabannya adalah Iyah.

Tapi sayangnya Newt beda, dia menganggap Sonya adalah adiknya tapi dia ingin Sonya menjadi miliknya.

Karena hanya dua perempuan yang bisa mengatasi Newt, Rachel dan Sonya, hanya mereka. Newt tidak bisa membayangkan jika Sonya tidak di dekatnya.

**

" Papa, adek mau motor,"

"Motor?" Tanya Thomas memastikan dan menarik Sonya untuk duduk dipangkuannya. Sonya itu kesayangannya Thomas.

" Iyah, kek motor Abang" jawab Sonya antuasias.

Newt yang sedang bermain game ikut bingung dengan ucapan Sonya.

" Lo cuma bisa naik sepeda roda tiga sok naik motor gede, cari mati namanya," ucap Newt.

Sonya cemberut dan tertunduk lesuh. Iya sih yang di bilang Newt tidak salah, naik sepeda gunung aja dia belum sampai.

Tapi dia pengen naik motor, capek naik angkot terus. Awalnya Thomas menawarkan agar dirinya saja yang mengantar jemput Sonya tapi Sonya menolak. Dia tidak ingin Thomas repot.

Meminta Newt untuk selalu barengan ke sekolah tapi Newt menolak keras. Untuk alasan itu masih rahasia Newt seorang.

" Ga sayang, kan adek belum bisa, sama Abang aja kalau gitu,"

" Tapi kata ab.."

" Oke," Newt langsung ke kamar setelah menjawab tawaran Rachel.

Sonya yang masih belum yakin ikut mengejar Newt dari belakang untuk mendapatkan jawaban pasti.

Di kamar, Sonya melihat Newt duduk di sisi ranjang sepertinya Newt mengerjakan sesuatu.

" Beneran?" Tanya Sonya dan dibales anggukan dari Newt.

" Serius?"

" Hm,"

"Yakin?"

" Iya,"

" Nanti bohong,"

Newt menarik leher Sonya, wajah mereka sangat dekat. Sonya diam mematung untuk bernafas saja tidak sanggup.

" Sonya, gue ga pernah main-main sama semua ucapan gue, termasuk ucapan hari ini atau ucapan kemarin,"

"Ma..maksd,"

" Keluar dari kamar gue atau gue beneran cium lo"

Sonya langsung keluar dari kamar Newt karena terlalu takut Sonya lupa menutup pintunya.

Lucunya, batin Newt mengingat wajah memerah Sonya.

**

" Abang! Pelan-pelan dong!" Teriak Sonya yang berada di boncengan Newt, hari ini mereka pulang bareng dan setiap pagi Sonya diantar oleh Thomas, Thomas belum bisa menjamin keamanan Sonya di tangan Newt sepenuhnya.

Bukannya memperlambat kecepatan Newt justru semakin cepat dan melewati jalan untuk menuju rumah, kemana dia akan membawa Sonya.

" Abang! Aku masih baru sekali loh pulang sama Abang, masa udah mau di jual aja,"

Newt tetap tidak menjawab.

Sonya takut, yang awalnya memegang belakang motor kini beralih memegang erat tali pinggang Newt.

" Jangan lo pegang tali nya rusak nanti,"

"Gamau, abang gamau pelan,"

" Peluk aja Sonya,"

"Gamau,"

Newt geram, oh tidak mau peluk yah.
Karena jalanan sepi Newt semakin kencang.

Newt heran dengan Sonya, apa dia tidak sadar kalau mereka hanya mutar-mutar dari tadi.

"Abang masih jauh yah?"

"Kita kemana sih?"

Setelah pertanyaan itu motor Newt berhenti. Newt turun dari motor, saat Sonya ingin ikut turun Newt menahan nya.

"Kenapa bang?"

Cukup lama Newt menatap Sonya dan dia hanya diam.

" Abang?" Tanya Sonya menyadarkan Newt.

Newt memeluk Sonya menyandarkan kepalanya di dada Sonya.

Ada apa ini?, Sonya kaget dengan tindakan Newt yang tiba-tiba.

Dengan ragu Sonya mengusap kepala Newt, mungkin abangnya sedang butuh pelukan, just one gentle hug gakpapa kali yah.

A Problem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang