ketiga

466 11 0
                                    

Maaf ya jika ada typo

Newt yang bangun terlebih dahulu, dia melirik Sonya yang sedang tertidur sambil memeluknya, gemes sekali adik satunya ini.

Newt memperhatikan seluruh wajah Sonya, dan baru sadar jika Sonya memiliki tahi lalat di dekat alisnya.

Pandangan Newt berakhir ke bibir ranum Sonya, ingin rasanya dia mencium seluruh wajah Sonya termasuk bibirnya, bibir yang sedikit terbuka itu sangat menggoda.

Tahan Newt, lo akan nyesal kalo ga bisa nahan nya, batin Newt tegas.

Daripada terus memandangi wajah Sonya dia memiliki ide untuk menjaili adik nya itu, dengan perlahan Newt menggendong Sonya yang sedang tertidur pulas.

Membawanya ke dalam kamar mandi dan meletakkan kedalam bathtub, Newt mulai mengisi dengan air dingin, sebenarnya dia tidak tega cuma dia tidak mau terlalu terlihat baik secara terang-terangan. Kan enak banget Sonya bangun-bangun dipelukkan Newt tampan.

Sonya mulai membuka matanya dan meraba sekitar

" BANJIR BANG, BANG BANJIR, BANJIR ABANGGGGG!!"

astaga ternyata reaksi Sonya lebih dari dugaan Newt, Newt yang tadi kembali memerhatikan Sonya tersungkur kaget dan terpentok dinding wastafel.

" Awww, " ringis Newt.

" Abang?"

Tanpa memperdulikan panggilan Sonya, Newt mengelus kepalanya, mungkin berdarah.

Kali ini Sonya benar-benar sadar dan mengepal tangannya kuat, oh masih pagi dan Newt langsung menjailinya, seperti tidak ada hari tanpa mengganggu Sonya.

Sonya perlahan keluar dari bathtub, kaos putihnya terlihat menembus pandang, tapi Sonya merasa biasa saja, karena kepalanya sedang naik pitam.

Berjalan mendekati Newt dan berjongkok dihadapan nya.

" Kenapa Abang ku sayang? Sakit?" Tanya Sonya meledek.

Sonya mengarahkan tangannya menyentuh kepala Newt lalu menekan kuat luka itu.

" Sakit anjing," umpat Newt.

Newt tidak bohong, rasanya sungguh menyakitkan, kenapa jadi gini sih, karma nya cepat sekali datang.

Dengan tidak peduli Sonya berjalan keluar dan meninggalkan Newt dikamar mandi.

**

Kini Sonya sibuk memasak di dapur, ini hari Minggu dan setelah ini Sonya akan menonton semua season TWD yang belum selesai, jika hampir semua cewek menyukai Drakor, Sonya lebih suka menonton zombie dan berlatar action lainnya.

Newt duduk di kursi makan dan cuma diam melihat punggung Sonya.

Sonya berbalik dan ingin meletakkan piring tapi dia kaget dan berjalan cepat mendekati Newt.

" Luka nya kok jadi gini? Kenapa ga abang obatin? Tengok tuh darah nya berceceran ke baju Abang, gimana sih," dengan buru-buru Sonya mengambil kotak obat di atas lemari.

Sonya mengobati luka Newt tapi Newt berkali-kali menjauhkan kepalanya, dia ngambek. Asal kalian tau.

" Ck siniin dulu kepalanya, biar di obati,"

" Gamau, lo yang bikin lukanya"

" Iya Abang, maaf ya, abang siih"

"Abang sih? Kok jadi gue?"

" Iya-iya aku yang salah, maafin yah," susah emang berdebat dengan bayi besar.

" Udah, nih makan," Sonya menyodorkan piring yang berisi nasi goreng kehadapan Newt.

" Ga selera,"

" Ga selera? Kenapa?"

Bukannya menjawab Newt pergi dan kembali ke kamarnya.

Aduh bisa gawat nih, Newt paling tidak bisa melewatkan sarapan, kalau dia sakit yang ada Sonya semakin repot.

Sonya membawa makanan itu dan ikut masuk ke dalam kamar,

"Makan dong, kalau Abang sakit nanti aku yang repot," bujuk Sonya sabar.

" Lo repot? Oh lo gamau urus gue?"

Astaga, kenapa sih ada manusia seperti dia, KENAPA.

Dengan kesabaran ekstra, Sonya lebih mendekat ke Newt dan tersenyum manis, bukan manis tapi senyum mematikan.

" Abang makan yah, kalau ga aku suap aaaaaa,"

Ampuh! Newt membuka mulutnya, bukannya menyuapi dengan telaten nasi yang di pegang Sonya tumpah ke celana Newt.

Sial, tatapan nya, batin Sonya.

" Lo niat ga?!"

Niat anjir, cuma lo nengok gue intimidasi banget, jawab Sonya dalam hati.

" Maaf bang," Sonya berniat membersihkan nasi di celana Newt sebelum pintu terbuka dengan lebar.

" ASTAGA! KALIAN SEDANG APA???" Itu teriakan mama, manusia lain yang sering berteriak selain Newt.

" Mama?" Ucap Sonya dan Newt barengan.

**

" Kalian cuma diam? Ayo katakan tadi kalian ngapain?"

Newt menceritakan semuanya tapi papa tetap menunggu cerita versi Sonya, tapi kenapa Sonya hanya diam bahkan ingin menangis.

Newt menyenggol lengan Sonya.

" Lo kenapa? Kasih tau cepat, gue lapar ini,"

" Hiks....hiks," Sonya menangis yang membuat Thomas menarik Sonya ke pelukannya.

" Kenapa sayang?" Tanya Thomas cemas.

"Ab..Abang, dia ja..jahat," ucap Sonya sesegukan.

" Dia apain adek?" Kali ini Rachel yang bertanya, ya Thomas dan Rachel pulang lebih awal, mereka berniat memberi kejutan kepada kedua anaknya.

Bukannya langsung menjawab Sonya justru semakin menangis, dia jadi bingung sendiri, apa ya yang seru untuk membalas abangnya itu.

" Tengok ke... kepala Abang," tunjuk Sonya dan mereka langsung beralih ke kepala Newt, yang di lihat memegang kepalanya sendiri.

" Itu tadi, Abang narik paksa adek ke kamar mandi, dia mau cium adek, tapi adek gamau dan dorong dia...., Terus adek maafin dan obati, pas dikamar dia mau buat lagi...,"

Anjir, apa-apaan ini, Newt mengepal tangannya kuat, menatap Sonya dengan tajam, Sonya menatap balik Newt dengan senyum licik nya.

" ABANG! KAM..."

" Bukan Pa," potong Newt cepat sebelum Thomas benar-benar menghajar nya.

Newt kembali menatap Sonya tajam.
"Sonya, ceritakan yang sebenernya dan jangan mengarang, atau gue bakal benar-benar melakukan hal yang lo karang barusan," ancam Newt.

A Problem Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang