Bab 4

34 9 2
                                    

Satu minggu kemudian.
[Malam pukul 00.00]

"Sudah satu minggu orang itu tidak menghubungi saya lagi, saya benar-benar bosan," grutu Davis sembari menaikan kakinya ke atas dinding.

"Selain itu uang saya juga tinggal sedikit."

"Apakah uang bisa datang sendiri kepada saya?."

"Ayolah saya benar-benar bosan," grutu Davis sembari melirik kearah leptop.

"Tunggu dulu saya punya benda itu?!"

Kemudian Davis membuat akun di dark web dengan nama "THE LITTLE DEVIL" (jasa pembunuh bayaran).

"Ayolah uang datang kepadaku."

[Pukul 00.23]

"Tidak mungkin uang akan datang malam ini juga. Jadi jangan terburu-buru," ujar Davis.

Davis pun meninggalkan laptopnya dan pergi tidur.

"Kring!!!" bunyi alarm dihandphone Davis.

Menandakan hari sudah pagi.
[Pukul 𝟶𝟽.𝟷𝟹]

"Saya akan mandi terlebih dahulu, setelah itu baru saya lihat lagi apakah ada yang mengirim pesan."

"Tring," suara notif dari web tersebut.

ɴᴍx𝟹𝟹𝟹
"Apakah anda benar-benar bisa membunuh?"
𝟶𝟽. 𝟻𝟺

𝚃𝙷𝙴 𝙻𝙸𝚃𝚃𝙻𝙴 𝙳𝙴𝚅𝙸𝙻
"Memangnya siapa yang ingin kamu bunuh?"
𝟶𝟽.𝟻𝟻

ɴᴍx𝟹𝟹𝟹
"Apa Kau tau perusahaan motor terbesar di negara ini?"
𝟶𝟾. 𝟶𝟷

𝚃𝙷𝙴 𝙻𝙸𝚃𝚃𝙻𝙴 𝙳𝙴𝚅𝙸𝙻
"Iya saya tau NMX3 seperti nama acount mu"
𝟶𝟾.𝟶𝟸

ɴᴍx𝟹𝟹𝟹
"Aku ingin kau membunuh kakak angkatku agar aku bisa mengambil kembali hakku sebagai anak kandung"
𝟶𝟾.𝟶𝟺

𝚃𝙷𝙴 𝙻𝙸𝚃𝚃𝙻𝙴 𝙳𝙴𝚅𝙸𝙻
"Kau tenang saja saya akan membereskan semuanya, tapi kau harus membayar transaksi sebesar 50 juta"
𝟶𝟾.𝟶𝟻

ɴᴍx𝟹𝟹𝟹
"Sudah ku selesaikan transaksinya kapan kau
akan menyelesaikan ini?"
𝟶𝟾.𝟶𝟼

𝚃𝙷𝙴 𝙻𝙸𝚃𝚃𝙻𝙴 𝙳𝙴𝚅𝙸𝙻
"Kau tunggu saja kabar dari saya nanti"
𝟶𝟾.𝟶𝟽

ɴᴍx𝟹𝟹𝟹
"Oh! Ya, seingatku malam ini dia akan menginap di Hotel Lotas karena urusan bisnis"
𝟶𝟾.𝟷𝟷

ɴᴍx𝟹𝟹𝟹
"Ini adalah kakak perempuanku"
[mengirim foto]
𝟶𝟾.𝟷𝟸

[Pukul 09.07]

Davis berada di lobby hotel.

"Jadi ini hotelnya?" Davis melihat ke sekeliling.

"Wanita itu, cantik!, saya semangkin bersemangat," melihat ke arah wanita yang akan menjadi targetnya.

"Permisi, boleh kenalan nggak?" Ujar Davis pada gadis tersebut.

"Boleh, eh, namaku Yuki Futaba," jawab gadis tersebut dengan malu-malu.

"Apa kau ada waktu luang nanti malam?" Tanya Davis pada gadis tersebut.

"Kamu mau ngajakin aku kencan?" Tanya Yuki pada Davis.

"Bisa dibilang gitu, jadi mau nggak?" Jawab Davis sepontan.

"Bagaimana bisa aku menolak cowok ganteng seperti kamu. Nanti aku tunggu jam 8 malam di restaurant dekat hotel."

Malam harinya.

[Pukul 19.57]

Tiba di Restaurant.

Davis menyiapkan barang yang ia butuhkan dan membawanya dengan tas.

[Pukul 20.00]


"Hi!, Yuki," sapa Davis sembari tersenyum.

"Hi! Oh! Iya, aku lupa nanyain nama kamu," ujar Yuki malu-malu.

"Nama saya Frankie," jawab Davis sepontan.

"Hm, kalau boleh tau pekerjaan kamu apa?" Tanya Yuki pada Davis.

"Saya hanya membuka bisnis kecil-kecilan, saya mau ambil minuman dulu," ujar Davis.

"Iya," jawab Yuki sembari tersenyum.

Davis menaruh obat tidur didalam minuman tersebut dan memberikannya ke pada yuki.

"Eh, aku rasa, aku mabuk," ujar Yuki melantur sembari menggenggam tangan Davis.

"Saya akan mengantarkan kamu pulang. Berapa nomor kamar hotelmu?" Tanya Davis pada Yuki.

"203, ini kuncinya," ujar Yuki memberikan kunci hotelnya.

"Nget," pintu di buka.

"Brak," pintu di tutup.

"Bruk!" Davis mendorong yuki ke tempat tidur.

"Oke mari bersenang-senang," ujar Davis sembari tersenyum miring.

Davis membuat simpul dengan tali dileher yuki lalu menariknya hingga yuki tercekik.

"Krak!" suara tulang leher yang bergeser.

Kemudian Davis menaruh dua jarinya dileher yuki untuk memastikan apakah yuki masih hidup atau meninggal.

"Tugas saya memang sudah selesai tapi kecantikanmu menahan saya untuk tidak pergi dengan cepat," ujar Davis menatap dalam ke arah jasad Yuki.

Davis berbaring disamping jasad yuki sembari membelai rambutnya.

"Tut," suara rambut Yuki yang tiba-tiba Davis cabut.

Davis berjalan ke sebuah meja...lalu menempelkan rambut itu di meja menggunakan selotip dan menulis sebuah surat.

Davis pun pergi dengan senyum palsu yang merekah menuju rumahnya.

[Davis tiba pukul 23.12]

Davis membersihkan dirinya dan langsung tidur.

Pagi harinya.

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung.

THE LITTLE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang