02 - Healing

14 3 2
                                    

Assalamu'alaikum, Hai vrenn.

Gimana kabarnya??

Kalo cuaca daerah kalian gimana? hujan/panas?

Absen??

• Happy Reading •

"Ra ini buat lo." Ucap laki-laki itu menyodorkan sebuah buku novel yang masih terbungkus rapi, sepertinya baru saja dibeli. Zhira mengamati novelnya, lalu menaikkan pandangan melihat siapa orang itu.

"Lo suka novel kan, jadi gue beliin ini buat lo."  Sambungnya karena tidak ada jawaban dari zhira.

"Gue udah punya novel itu."

Damn!

Seketika senyum manis laki-laki itu luntur, tangan yang tadinya menyodorkan sebuah buku kini ia tarik perlahan.

"O.. oh gue kira belum punya, yaudah jadi ini... "

"Gak papa gue ambil aja, sini." Potong zhira, ia tau jika tidak diterima laki-laki itu akan merasa malu terlebih disini banyak teman-teman zhira dan salah satu siswa kelas lain.

Jika dipikir-pikir lumayan juga ia mendapatkan novel baru, walaupun dirumah sudah ada, tapi bukankah punya dua lebih bagus.

"Oh gitu, yaudah ini."

"Makasih novelnya." Ucap zhira dengan sedikit tersenyum tipis, walaupun tipis dapat membuat laki-laki itu berbunga-bunga sekarang karena bisa melihat zhira tersenyum. Biasanya laki-laki itu hanya mendapatkan lirikan dan nada ketus dari zhira.

"Ekhem.. Ekhem, cie yang lagi senyum-senyum uhuy." Goda ellen sambil melirik kearah laki-laki itu. Yang merasa digoda hanya tersenyum salting dan merubah mimik wajahnya menjadi lebih rileks.

"Gue duluan ya." Pamitnya lalu pergi bersama para curut yang ia bawa tadi. Tak lupa salah satu siswa yang tadinya ingin mengobrol dengan zhira juga ikut pergi ke kelas.

"Cie ada yang dapet novel baru nih." Pekik silva.

"Apasih."

"Tumben banget yang namanya Leezhira putri maharani nerima barang dari cowok."

"Gue nerima karna ini novel." sanggah zhira malas.

"Aish zhira-zhira lo harusnya nerima dia aja gak sih, coba lo liat kurang apalagi effort tu cowok."

Zhira tak menjawab apapun, mengapa sahabatnya terus saja menjodohkan dirinya dengan laki-laki itu. Apa istimewanya? pikir zhira

"Udah-udah ini guru mapelnya mau masuk, kalian pengen dihukum nyanyi apa." Celetuk Alvin dengan melihat jam tangannya. Mendengar itu yang lain segera membersihkan sampah snack dan bergegas menuju kelas.

Ya terakhir kali mereka dihukum menyanyi potong bebek angsa dengan nada partai perindo, masa iya harus nyanyi itu lagi.

***

"Assalamu'alaikum, zhira pulang." Ucap zhira yang baru saja membuka pintu.

"Waalaikumsalam." Jawab Hera-mama Zhira, dengan menghampiri putrinya.

"Tumben ra pulang cepet."

"Iya ma, tadi kata gurunya ada rapat makanya pulang cepet."

"Oh gitu, yaudah sekarang kamu bersih-bersih dulu sana, udah bau tau."

"Mama, zhira itu wangi tau nggak." Protes zhira kesal.

"Iya-iya, sekarang mandi dulu."

Yang di suruh hanya mengangguk dan pergi ke kamarnya dengan bibir mengerucut seperti bebek. Tak lupa ia menyimpan novel yang baru saja ia dapatkan tadi, di rak buku beserta novel-novel lainnya.

Yang DirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang