03 - Loh kok?

8 3 0
                                    

Assalamu'alaikum, Hai vrenn.

Gimana kabarnya??

Kalo cuaca daerah kalian gimana? hujan/panas?

Absen??

• Happy Reading •


"lo pesan apa ra, len?" Tanya silva melihat daftar menu. Tampaknya mereka berfikir sebentar sambil komat-kamit membaca menu-menu yang ada disana.

Butuh beberapa menit untuk mereka berpikir. Setelah perang batin selesai mereka menyebutkan beberapa menu pilihan mereka.

Saat ini cafe yang mereka datangi tampak begitu ramai, bahkan tempat duduk saja hampir semua sudah penuh. Beruntung mereka menemukan meja di dekat jendela yang letaknya di pojok cafe tersebut. Gak pojok-pojok amat lah ya.

Sambil menunggu pesanan datang mereka sibuk dengan dunianya sendiri. Silva yang sedang membuat video vlog. Ellen bertukar chat dengan pacarnya, ya siapa lagi kalau bukan lio. Dan zhira sedang membaca buku yang baru saja ia beli tadi.

"Ra!" Panggil silva hanya deheman zhira yang ia dapatkan sebagai jawaban.

"Ra."

"hmm."

"Ra."

"Lo sekali lagi manggil, gue buang lo." Pekik zhira geram. Ellen menahan tawa melihat wajah takut silva yang terlihat sangat lucu. Sudah tau jika zhira sedang membaca buku tidak bisa diganggu masih saja mencari perkara, pikirnya.

"Gimana va, enak." Ejek ellen.

"Diem lo."

"Permisi pesanannya." Ucap salah satu pegawai yang datang ke meja mereka dengan tersenyum sopan.

"Terimakasih."

Zhira mengambil HP nya berniat ingin memfoto lalu mengupload ke instagram. Dengan segala angel kamera yang sudah ia coba dan beberapa foto yang ia ambil. Setelah perjuangan yang begitu besar ia menimang-nimang foto mana yang mau ia upload.

Ketemu, dari 17 foto yang ia ambil akhirnya ia menemukan satu foto yang menurutnya, hasilnya cukup bagus.

"Gila sih ra." Pekik silva yang mendapat tatapan bingung dari zhira. Kenapa makhluk satu ini, batinnya terheran-heran.

"Kenapa sih." Bukan zhira yang menjawab melainkan ellen dengan jiwa ke kepoan yang meronta-ronta. "Nih coba liat." Menghadapkan handphonenya tepat didepan muka ellen.

Mata ellen langsung membulat sempurna setelah melihat sesuatu yang ada di handphone milik silva. "Anjir dia comment, ngelike lagi. Jawab tuh ra."

"Males." Singkat padat jelas, itulah jawaban yang diberikan zhira yang membuat kedua sahabatnya merubah mimik wajah mereka seratus delapan puluh derajat.

no comment sih, batin keduanya.

Mereka menikmati menu yang mereka pesan, sesekali bercanda.

"Em ra, cerita lo belum selesai?" Tanya ellen.

"Belum sih, niatnya nanti malam mau lanjut."

"Tinggal berapa bab ra?" Sahut silva dengan penasaran.

"Kayaknya 2 bab lagi."

"Udah banyak ya ra yang baca, gue yakin sih kalo bakalan terbit tuh cerita." Sambung silva mantap.

"Gak tau deh, kalo terbit ya gue gak tau lagi mau gimana rasanya, gak bisa bayangin." Ungkap zhira. Jika buku itu terbit ia ingin sekali memberikan buku itu untuk seseorang yang menjadi tokoh utama didalam cerita yang dia buat.

Yang DirindukanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang