Bab 16

1.4K 172 15
                                    

Happy Reading guys... 💕

5 tahun kemudian..

Shanghai

Di sebuah mansion mewah seorang anak kecil tengah asik menatap televisi di depannya tanpa berkedip.

Mata bulatnya semakin membulat saat melihat wajah seorang pria dewasa yang bernama Wang Yibo tersebut terlihat sangat mirip dengannya.

Mata, Wajah, hidung dan bibir mereka pun terlihat mirip.

Ia merasa jika dirinya adalah copy-an pria Wang itu.

Bocah laki-laki berusia empat tahun itu pun mengerucutkan bibirnya tak suka.

"A-Xian ada apa hmm?" tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja duduk di samping bocah itu.

"Nenek! Paman itu milip dengan Cian, Cian tidak Cuka" ucapnya cadel.

Wanita itu terkekeh gemas dan mencubit pelan pipi gembul cucunya tersebut.

"Mungkin dia daddy A-Xian, makanya terlihat mirip" candanya pada bocah bernama Xiao Xian tersebut.

Xiao Xian hanya menganggukkan kepalanya meski ia tak paham. Bukankah dia sudah punya papa! Kenapa ia harus punya daddy juga? Pikirnya.

"Nenek apa kita akan pelgi nanti malam?" tanya nya.

"Tentu, kita pergi bersama kakek" jawab wanita yang bernama Liu Ting Yu tersebut.

"Apa papa ikut belcama kita?" tanya nya lagi.

"Tidak sayang, papa hari ini sangat sibuk mengurus restoran, mungkin papa A-Xian juga akan pulang terlambat" ucap Ting Yu memberi pengertian pada sang cucu.

Lima tahun lalu, setelah hakim menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup pada Xiao Ming, banyak hal berubah.

Dilraba yang mengetahui kabar putranya telah tiada memilih mengakhiri hidupnya menyusul putra dan suaminya.

Wang Ziteng dan Zhao Liying akhirnya memilih rujuk lagi.

Lalu, Liu Ting Yu memilih kembali ke kampung halamannya Yunmeng dan bertemu dengan mantan kekasihnya Wei Changze dan kembali merajut cinta.

Suatu hari saat ia berjalan di pinggir hutan ia mendengar suara tembakan dan seseorang terjatuh dari atas sana.

Ia mendekati tubuh yang tergeletak tak sadarkan diri itu, dan membalikkan nya perlahan.

Ting Yu cukup terkejut saat melihat ternyata orang yang terjatuh tadi adalah anak tirinya Xiao Ming.

Kemudian ia memapah tubuh ringan Xiao Zhan dan membawanya turun gunung dan membawanya ke klinik yang ada disana.

Namun karena alat di sana kurang memadai Wei Changze dan Ting Yu membawa Xiao Zhan ke Shanghai, karena Changze di pindah tugaskan ke kota tersebut.

Setelah beberapa hari di rawat di Shanghai, Xiao Zhan akhirnya tersadar dari komanya.

Xiao Zhan yang mengetahui Ibu nya meninggal merasa sangat terpukul, Liu Ting Yu selalu menemani dan menenangkannya dan mengatakan jika ia bisa memanggilnya dengan sebutan mama karena ia memang sudah menganggap Xiao Zhan seperti putranya sendiri.

Satu bulan setelahnya Ting Yu menikah dengan Wei Changze dan di hari membahagiakan itu Xiao Zhan pun dinyatakan hamil.

Satu tahun setelahnya, Wang Yibo mengundurkan diri dari kepolisian dan memilih meneruskan perusahaan sang ayah.

******

Malam harinya, Ting Yu dan Wei Changze beserta cucunya Xiao Xian pergi ke acara pesta para pebisnis.

Tiga puluh menit kemudian mereka tiba ditempat acara berlangsung.

Ketiganya melangkah masuk ke dalam gedung tersebut dengan A-xian berada di gendongan sang kakek.

"Selamat malam Tuan Wei" ucap pemilik acara menjabat tangan Wei Changze.

"Selamat malam Tuan Chen" ucap Changze membalas jabatan tangan Tuan Chen.

"Apa dia cucu anda? Tampan sekali" ucapnya menatap A-Xian gemas.

"Iya, dia memang tampan" Changze menurunkan A-xian.

"Mari silahkan masuk, silakan di nikmati jamuannya" ucap Tuan Chen mempersilahkan mereka masuk.

Disisi lain Wang Yibo tengah berbincang dengan seorang wanita membahas tentang kerjasama mereka.

Tiba-tiba ia merasakan sebuah tarikan pada ujung jas nya, Yibo pun menoleh kebawah dan cukup terkejut saat melihat seorang anak kecil tengah menatapnya tajam dan jangan lupa wajah bocah tersebut terlihat mirip dengannya. Bagai pinang di belah dua.

"Daddy... Cian lindu daddy..." cicitnya pelan.

Wang Yibo menoleh kiri dan kanan mencari orang tua bocah gempal tersebut.

Kemudian ia berjongkok menyamakan tingginya dengan anak kecil tersebut.

"Hey boy! Apa kau tersesat, dimana orang tuamu? Apa perlu paman antar" ucap Yibo lembut mengusap surai kecoklatan A-xian.

"Mmn, endong" ucapnya meminta Yibo untuk menggendongnya.

Wang Yibo terkekeh kecil melihat aksi bocah kecil yang mirip dengannya itu, kemudian ia pun membawanya ke dalam gendongnya.

"Sekarang katakan dimana orang tuamu hmm!" seru Wang Yibo mencubit gemas pipi A-xian.

"Papa caat ini ada di lumah" jawabnya antusias.

"Oh ya, jadi kau kemari bersama ibu mu? Lalu dimana dia?" tanya nya lagi.

"No, no, Cian tidak punya ibu, papa adalah mommy Cian" jawabnya lagi sambil menggeleng kepalanya pelan.

Wang Yibo sedikit bingung mendengar jawaban A-xian.

Tidak punya ibu! Papa adalah mommy apa maksudnya? Pikir Yibo.

Tak ingin memikirkannya Wang Yibo kembali bertanya.

"Lalu kau kemari bersama siapa boy?" ucap Yibo gemas.

"Kakek cama nenek Cian" jawabnya senang dan menyamankan kepalanya di bahu lebar Wang Yibo.

Dan dalam waktu sekejap ia pun tertidur dalam gendongan pria itu.

"Oke, lalu sekarang dimana nenek dan kakekmu?" tanya Yibo lagi.

Namun tak ada jawaban dari sang empunya.

Yibo menoleh melihat apa yang dilakukan oleh bocah tersebut. Lalu kemudian ia tersenyum saat melihat ternyata bocah yang memanggilnya 'daddy' tersebut telah tertidur dalam gendongannya.

Kemudian Yibo membawa A-xian duduk di salah satu kursi disana dan mengusap pelan punggung kecil tersebut.

Beberapa saat kemudian seseorang datang menghampirinya.

"Maaf Tuan Wang cucu saya sepertinya merepotkan anda" ucap Wei Changze hendak mengambil A-xian dari gendongan Wang Yibo.

"Ah, tidak apa apa Tuan Wei, dia sangat menggemaskan" ucap Wang Yibo menatap bocah kecil tersebut.

Kemudian ia memberikan A-xian pada Wei Changze.

Bocah tersebut sedikit terusik saat gendongan berpindah tangan. Kemudian ia kembali menyamankan dirinya dalam gendongan sang kakek.

"Terimakasih Tuan Wang, sekali lagi saya minta maaf" ucapnya sopan.

"Iya" jawab Wang Yibo tanpa melepaskan tatapannya dari A-xian.

Setelahnya Wei Changze pamit pergi karena istrinya telah menunggunya.

Wang Yibo merasa kosong setelah bocah gembul tersebut pergi. Entah mengapa ada rasa tak rela saat melihat anak itu dibawa pergi dari hadapannya.

Merasa sudah tak asik lagi Wang Yibo beranjak keluar dari gedung tersebut dan memilih kembali ke hotelnya.

___________________

T
B
C

Twins Lover's (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang