HAPPY READING
Weekend yang cerah ini Agrain bersepeda dengan sepeda biru kesayangannya. Tidak jauh-jauh, hanya mengelilingi area komplek.
Agrain bersenandung kecil seraya mendengarkan alunan musik yang begitu indah menari di telinganya. Sesekali memejamkan mata saat angin menerpa wajahnya.Rain rasa hari ini adalah hari baik baginya. Karena bisa pergi keluar rumah tanpa ada larangan dari sang ayah. Semenjak kehilangan putra sulungnya, Andrean-menjadi Ayah yang sangat over protektif kepada Rain. Maka dari itu ia akan sulit untuk keluar rumah jika ada dirinya.
Saat ini, jalanan begitu sepi memang sudah menjadi hal lumrah di daerah ini. Di jam segini biasanya orang-orang lebih menghabiskan waktunya untuk refresing dirumah. Saat Agrain asik memperhatikan sekitar, tiba-tiba matanya menangkap dua remaja yang sedang bertengkar. Agrain menyipitkan matanya agar terlihat jelas pasalnya cuaca hari ini sangatlah terik oleh sinar matahari.
Selang beberapa detik, dia bisa melihat jelas. Tanpa berlama-lama lagi Agrain menghampiri mereka dengan mengayuh sepedanya."Gue bukan tipe orang yang gak tegaan sama cewek. Gue bisa aja hajar lo sekarang juga kalau bisa," balas Elmero dengan senyuman Seringai.
Falesha tertawa remeh. Lalu turun dari motornya setelah melepas helm dari kepalanya. "Lo pikir gue takut sama cowok modelan jamet kayak lo?."
"Oh. Nantangin? Kayaknya lo belum tau siapa gue," Elmero terkekeh ringan, sampai akhirnya Elmero hendak menghantam wajah Falesha, tetapi dengan cepat seseorang mencekal pergelangan tangan Elmero.
Agrain melepas kasar tangan kotor Elmero dengan pandangan tajam. "Lo banci?"
"Gue gak ada urusan sama lo!" seru Elmero mendorong bahu Agrain, sehingga cowok itu tersungkur mundur dua langkah. "Ini yang bikin gue benci sama lo Gra. Selama ini Lo nyadar gak sih kalau lo itu Sok pahlawan, suka cari muka!"
Agrain memiringkan kepalanya, lalu terkekeh mendengar lontatan kebencian dari mulut Cowok itu. Perkataannya sama sekali tidak membuat nyalinya menciut begitu saja.
"Lo mau benci gue terserah. Karna itu hak lo. Tapi jangan sekali-kali lo main tangan sama cewek kalau nggak mau di bilang banci." tutur Agrain dengan tatapan mata teduh nya. Bahkan Falesha si cewek barbar yang seperti cacing kepanasan itu langsung terdiam.
"Banyak bacot, kalau berani kita Battle. Buktiin siapa yang banci di sini, lo atau gue."
Agrain mengangguk singkat, "kalo itu mau lo, gue jabanin."
Elmero tersenyum sinis, lalu berjalan beberapa langkah menghadap Agrain.
Bugh! Elmero menendang dada Agrain secara tiba-tiba membuat nya tidak bisa melakukan perlawanan.
"Segitu aja kemampuan lo, Gra?" tanya Elmero meremehkan.
Bugh! Bogeman mentah mendarat sempurna di rahang tegas Elmero. Membuat kepalanya tertoleh ke samping. Selain itu juga, Agrain menonjok seluruh wajah Elmero tak tersisa.
Bugh! Satu tendangan lagi mendarat di perut Elmero. Dan yah, cowok itu tepar tak berdaya di tanah.
Agrain menyeka darah yang mengucur dari ujung bibirnya seraya menatap Elmero. "Maaf, tapi ini kan yang lo mau?"
Lantas Elmero tak Terima. Dia memandang Agrain dengan tatapan permusuhan, sesekali mengumpat- inya dengan kata-kata kasar. "Bacot. Lo jangan ngerasa menang dulu. Liat pembalasan gue," Elmero bangkit dengan tertatih-tatih menghampiri motornya.
"Dasar letoy lo!" teriak Falesha meledek.
Falesha tertawa puas setelah melihat motor Elmero pergi dari hadapan mereka, "thanks ya. Udah bantuin gue tadi,"
Agrain mengangguk singkat sebagai jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
AGRAIN: Life After (HIATUS!)
Fiksi Remaja"Apa Mama lo perduliin lo?" Ucap Larva bertanya dengan emosi tertahan. "-Apa Mama lo anggap lo ada?" "Sadar! Jangan bego! Lo cuman dijadiin bayang-bayang sama nyokap lo! Sampe kapan lo gini? Dari kecil Gra, Dari kecil! Berapa tahun lo harapin kasih...