Kawan Lama

4.1K 118 0
                                    

Katanya, tidak ada yang kebetulan di dunia ini.

Kita bisa bertemu dan kenal seseorang setiap harinya, kemudian orang itu jadi angin lalu begitu saja.

Itu terus terjadi setiap hari.

Ada juga segelintir dari mereka yang singgah, lalu juga pergi begitu saja.

Tapi, jika mereka yang terakhir disebut tadi tiba-tiba muncul lagi pada waktu dan situasi yang tak terduga, mungkin ada pesan yang mau disampaikan semesta.

Apa kalian percaya itu?

---

Senin pagi, Galih menjemputku dari rumah dan mengantarkan ke kantor. Kejadian langka. Selama dua tahun bersama rasanya bisa dihitung jari dia menjemputku. Itu pun sepertinya lebih banyak di awal masa pendekatan.

Aku masih ingat betul pertama kali Galih menawarkan menjemputku ke kosan saat masa pendekatan dulu. Dia memberi opsi mau dijemput naik apa, vespa krem kinclong miliknya atau mobil Pajero hitam keluaran tahun 2011 milik ayahnya. Aku jawab naik apa saja yang penting cepat.

Vespa itu sekarang sudah tidak ada. Dijual karena ditawar tinggi oleh kolektor. Jadilah Pajero hitam itu yang selalu ikut mengantarku ke mana-mana, termasuk hari ini. Sejak ayah Galih meninggal tahun lalu, Pajero itu semakin sering dipakainya.

Sejak saat itu, Pajero ini selalu prima karena Galih sering membawanya ke salon mobil. Wangi kopi kesukaan Galih selalu semerbak setiap aku membuka pintu, terasa begitu sejuk dengan AC yang dimodifikasi jadi lebih dingin dari standar.

Sebagai peminum kopi, jujur, wangi ini yang selalu ku tunggu-tunggu setiap Galih bilang akan menjemput. Aromanya mirip dengan kafe-kafe di Ubud yang dulu sering ku singgahi saat pernah tinggal di sana. Aroma kopi segar yang baru digiling, menyebar ke seluruh ruangan karena udara Ubud yang segar. Meminta untuk segera diseduh dan dinikmati.

Gara-gara aroma itu, duduk di mobilnya jadi hal yang lebih ku tunggu-tunggu, daripada bertemu dengan pemiliknya.

Galih orang sangat senang bicara tentang dirinya. Terus-menerus mendengarkan ceritanya tentang followers Instagram yang nyaris tembus 20.000, rekan kerja yang kerjanya tak becus, koleksi produk otomotif yang baru meluncur dan ingin dibelinya, atau koleksi Air Jordan barunya. Semua cerita itu lama-lama bikin telinga pengang.

Kadang aku berpikir mengapa aku bisa tahan bertahun-tahun dengannya, ya?

Oh ya, aku belum cerita tentang Ubud tadi, ya. Sebelum lulus kuliah aku pernah tinggal di Bali selama sekitar sebulan. Membobol tabungan dari hasil kerja paruh waktu hanya untuk menikmati hari-hari di Pulau Dewata. Soalnya saat itu aku berpikir kehidupan setelah kuliah bakal sangat sibuk dan menjenuhkan.

Ternyata? Tidak seburuk yang ku duga.

"Sar?" Galih tiba-tiba memecah lamunanku. " Tuh kan nggak denger lagi."

"Eh gimana, gal? Sorry, sorry. Salah fokus nih sama parfum mobil kamu kayaknya baru, ya?" kataku ngeles. Padahal aku tahu dia sudah cukup lama berganti pewangi mobil. Samar-samar tadi ku dengar ceritanya soal pegawai baru salon mobil yang kerjanya lambat.

"Lama kok. Kayaknya karena mobil baru dicuci, ya. Jadi ikutan segar aja baunya...eh gini, Sar, besok aku ke Semarang ya tiga hari. Jadi, sorry nggak nemenin. Tapi weekend udah balik."

"Oke," jawabku singkat.

Sekilas Galih memalingkan wajahnya padaku. Sepasang mata kecilnya tetap rapat meski ekspresinya tampak terkejut dengan jawaban singkatku yang terdengar tidak kecewa karena akan ditinggal tiga hari.

My Client is My Ex-FWB [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang