*Alex's POV
"Vila?" tanyaku pada Viktor di seberang telepon. Beberapa hari terakhir kami sering berkontak untuk bertemu dia di Bali.
"Iya, vila tempat kita waktu itu nginap. Ingat kan? Kebetulan aku kenal sama yang sedang tinggal di sana dan dia mau kasih pinjam vilanya buat beberapa jam."
"Oke. Buat apa ke sana?"
Viktor terdengar memuntahkan semua umpatan kasar di balik telepon. "Perempuan suka nostalgia, Alex. Ajak Sarah ke tempat-tempat yang pernah kalian kunjungi."
"Hmm."
"Demi Tuhan, masa aku harus ajarin hal kayak gini sama laki-laki dewasa?? Kayaknya kau terlalu lama tinggal di hutan. Jadinya nggak peka sama apa yang disukai perempuan," keluhnya. "Tapi yah, mungkin juga sih Sarah nggak berminat diajak bernostalgia. Kalau..."
"Kalau?"
"Kalau dia nggak menyukaimu."
Viktor terdengar tertawa lepas di balik telepon.
"Sumpah, ya. Kalian pacaran nggak sih sebenarnya?? Atau Sarah sudah punya...eh, apa jangan-jangan malah dia sudah menikah?"
"Belum. Dia malah baru selesai dengan pacarnya."
"Gara-gara bertemu lagi dengan seorang Alex? Wah, sempurna," katanya, tanpa memberiku waktu untuk menjawab. "Kalau gitu kau ikuti saja rencanaku. Besok temui aku jam 4 sore di vila. Aku akan ada di sana buat temani kalian."
"Oke."
"Ngomong-ngomong, aku juga kangen Sarah. Dia itu cantik dan menyenangkan, tapi dulu selalu ada kau di sekitarnya. Boleh nggak sih besok aku ajak dia nginap semalam saja?"
"Apa?"
Viktor tertawa hambar, "aku bercanda. Sampai ketemu besok jam 4, Alex."
---
Tiga hari setelah menghubungi Viktor, aku berdiri di depan hotel. Menunggu Sarah untuk mengajaknya ke vila. Dia belum tahu akan diajak ke mana.
Satu menit sebelum pukul 3.30 sore, sesuai janji, Sarah dengan langkah kakinya yang kecil-kecil keluar dari hotel dan menghampiriku, dengan crop top putih, jeans hitam, dan Converse hitam. Sederhana dan tanpa makeup sama sekali. Tiba-tiba aku jadi ingat kata-kata Viktor di telepon dan mengamini itu. Iya, Sarah memang cantik. Ketika tampil polos dan tanpa makeup, dia kelihatan lebih cantik lagi.
"Jadi, ke mana kita?" tanya Sarah, yang dalam sekejap sudah berdiri di hadapanku.
"Ehm, vila."
"Vila..?"
"Vila, vila yang waktu itu kita tinggali."
"Hah, serius? Jadi itu kejutan yang kau bilang semalam? Kau tahu, setiap ingat Bali atau pergi ke Bali, aku selalu berpikir bisa kembali ke sana, setidaknya lewat saja. Tapi nggak pernah sempat," wajahnya semringah, jari-jarinya yang mungil meremas lenganku penuh semangat. Viktor benar. Dia senang diajak lagi mampir ke vila itu.
"Iya. Cuma 10 menit jalan dari sini. Kita jalan kaki saja, ya?"
Sarah mengangguk dan berjalan mendahuluiku. Rambutnya yang dikuncir kuda bergoyang-goyang jenaka saat dia berjalan. Pinggangnya yang ramping tersingkap sedikit karena crop top yang dikenakannya terangkat. Aku mengikuti di belakangnya.
"Cepat. Mumpung Karin masih di dalam sama mbak Ina," kata dia.
"Memang kenapa?"
"Repot kalau Karin mau ikut. Dia banyak tanya. Eh, Alex, katamu kita akan ketemu Viktor juga? Jadi kita ketemu dia di sana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Client is My Ex-FWB [COMPLETED]
Romance[21+] Setelah hampir 10 tahun, Sarah bertemu lagi dengan eks FWB-nya di tempat yang benar-benar tak terduga, tempat kerja. Dia yang dulu pernah berbagi tempat tidur dengannya selama satu bulan. Laki-laki itu, Alex, hari itu hadir sebagai klien kerj...