📌Wed., June 14, 2023.
.
Yuri terkejut mendengar teriakan dari arah sebrangnya. Lebih terkejut lagi mendapati orang itu melihat apa yang ia lakukan.
"So Junghwan! Lo! Aih." Yuri kembali mengenakan kaos miliknya. Berlari ke arah balkon dan bersiap untuk melompat ke balkon kamar Junghwan.
"Dengerin penjelasan gue. Please.." Ia memohon pada Junghwan yang masih shock.
Disinilah mereka. Duduk berhadapan di atas kasur pemuda bermarga So.
"Jadi gitu. Kalau bukan karena Yuri, gue gak bakal mau jadi cewe kayak gini." Lesu. Ia menceritakan semua tanpa ada yang ditutupi.
Junghwan masih mencerna apa yang sudah dikatakan gadis, ah tidak, pemuda yang ada di depannya. "Jadi.. lo nyamar jadi cewe karena gantiin adek lo?"
Pemuda itu mengangguk. "Terus, nama lo siapa?"
"Haruto. Watanabe Haruto."
Mata Junghwan membulat. "Tuh kan! Bener. Lo tetangga kecil gue. Lo serius gak inget gue?"
"Inget."
"Lah? Kenapa tadi ngga mau ngaku?"
Haruto menggaruk pelan dagunya. "Di sekolah, gue kan jadi Yuri. Sedangkan Yuri gak kenal sama lo."
"Eh? Iya juga, ya. Dulu cuma lo yang tinggal disini bareng si nenek."
Junghwan menepuk tangannya. Jika Yuri sebenarnya adalah laki-laki, maka Jeongwoo.. "Hahhahahah!" Tiba-tiba saja ia terbahak.
"Lo kenapa? Kalau kesurupan, gak usah ajak gue." Haruto bersiap melarikan diri.
"Bukan apa-apa. Gih, pulang. Lo bau."
Sebuah tendangan ringan mendarat pada Junghwan. "Anjing lo."
"Tunggu!"
Haruto membalikkan tubuhnya.
"Ini rambut asli?" Junghwan mendapat beberapa anggukan. "Semua asli, kecuali nenen gue. Harus disumpel kaos kaki biar gede."
"Pfft. Gimana rasanya?"
"Rasanya seperti anda menjadi Ironman."
"HAHHAHAH!"
Haruto pergi tanpa memedulikan temannya. Biarkan saja Junghwan tertawa sepuasnya.
.
Haruto memutuskan untuk berangkat ke sekolah bersama Junghwan. Tentu saja tidak gratis. Masing-masing membayar setengah dari harga minyak yang digunakan. Tapi lumayan, jadi sedikit lebih hemat.
"Yuri? Kenapa berangkat bareng Junghwan?" Jeongwoo baru saja tiba.
"Dia tetangga baru gue." Bukan Yuri yang menjawab, melainkan Junghwan.
Kerutan muncul pada dahi Jeongwoo. Ia menarik pelan tangan gadis itu. Melihat hal tersebut, membuat Junghwan menahan tawanya.
"Iya, gak gue rebut anjir. Posesif amat lo. Belum juga jadi pacar, ups." Setelah mengatakan itu, ia segera berlari meninggalkan mereka.
"Pacar?" Gumam Yuri. Ah, agar lebih mudah, mari kita menyebutnya dengan Haruto.
"Abaikan. Ayo ke kelas." Jeongwoo tersenyum manis padanya. "Uh? Okay.." Haruto membalas tak kalah manis.
'So Junghwan babi! Gue ditinggalin sama si malika. Mana pegang-pegang tangan gue lagi, ewh.' Berbeda sekali dengan isi batinnya.
.
Haruto dapat dengan mudah menyelesaikan semua pelajaran yang diberikan guru, bahkan matematika sekalipun. Tidak sia sia dulu ia sering remedial.
"Kali ini gue menang." Gumamnya sombong pada seluruh soal yang ia kerjakan.
"Psst! Yuri!"
Haruto menoleh ke samping. "Nyontek dong." Menatap Junghwan dengan malas. "Gak." Jawabnya singkat.
"Gue bongkar nih?"
"Monyet." Mau tak mau ia memberikan bukunya. "Nah, gitu dong." Pemuda itu tersenyum, merasa bangga memiliki teman sepintar Haruto.
Saat guru mereka keluar, Jeongwoo mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ia menyuruh Junghwan untuk bertukar tempat dengannya. Hal itu tak lepas dari pandangan Haruto. Pemuda manis itu melotot pada Junghwan, melarangnya.
"Bentar doang." Ujar Junghwan tidak peduli pada Haruto.
Jika begini, maka Haruto harus memberikan senyum terbaiknya. "Manis." Jeongwoo bergumam tanpa sadar.
"Ah, nggak." Balas Haruto malu-malu. Ingat, hanya akting. Padahal sebenarnya ia ingin muntah.
"Nanti pulang bareng gue, ya?" Bukan hanya Haruto yang melotot, namun Jungwhan juga.
"Gak usah, gue sama Junghwan mau ke suatu tempat. Iya kan, Hwan?"
Junghwan meringis melihat ekspresi yang dibuat-buat oleh si manis. "Iya.."
"Kemana?"
"Kepo, lo." Hampir saja Junghwan mendapatkan pukulan di kepalanya. Untung ia bisa dengan cepat menghindar.
"Ya, udah. Kalau malam, ada waktu?" Jeongwoo tidak gentar. Ia ingin menjadi lebih dekat dengan gadis yang sebenarnya seorang pemuda itu.
Haruto menggeleng. "Gue harus beresin barang-barang yang datang nanti." Dia tidak bohong. Haruto baru saja pindah dan barangnya datang hari ini.
Ctik!
"Itu bagus! Gue bisa bantu lo kemas-kemas!"
Mampus.
.
"Serius, gak usah.." Haruto menahan Jeongwoo untuk membantunya lebih lama. Ini sudah menunjukkan pukul 11 malam. Tidak baik tetangga melihat insan beda gender hanya berduaan.
Jeongwoo tersenyum tulus. "Tinggal 2 kotak ini, kan? Gampang itu mah."
Si manis melotot ketika Jeongwoo akan membuka kotak itu. "Jangan!" Pergerakannya terhenti. Ia menatap Haruto penuh tanya.
"I-itu.. uhm.. pakaikan dalam.." Cicitnya gelisah.
Secepat mungkin Jeongwoo melepaskan tanganya. "Ah! Sorry, gue gak tau. Hehe.."
Kecanggungan mulai melanda. Jeongwoo berdehem pelan sebelum mengemasi barang-barangnya.
"Kalau gitu, gue pulang dulu. Hati-hati, Yuri."
Haruto terpaku ketika Jeongwoo mengusap lembut kepalanya. "Kalau butuh sesuatu, telpon aja."
Kenapa.. kenapa senyum Jeongwoo terlihat lebih tampan? Ah, tidak. Ini tidak boleh terjadi.
"Good night."
Blam.
Jeongwoo benar-benar menghilang dari pandangannya. Haruto merasakan jantungnya yang berdebar kencang.
"Gak boleh, Haruto. Lo gak boleh jatuh cinta. Ingat tujuan lo disini."
.
Tubikontinyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay >> Jeongharu
Fanfiction"Gue bukan gay!" Jeongwoo. "Pfft." Haruto. Jeongwoo semakin yakin dengan orientasi seksualnya, ketika sekolah mereka kedatangan murid baru. Seorang gadis yang sangat cantik. BxB Jeongharu 📌Sat., June 10, 2023. #1 yoshihoon; Tue., July 4, 2023. #1 k...