07

4.9K 410 19
                                    

📌 Sun., June 25, 2023.









.








"Stop!"

Sontak tubuh orang itu menegang. Disaat akan melarikan diri, Haruto segera menyekal tangannya.

"Jangan lari lagi. Kemarin maksud lu apa?"

Gadis itu tertunduk menggeleng. Ia sungguh sangat takut pada Haruto. "M-maaf. Kemarin s-sepertinya salah orang." Sekuat mungkin ia menepis tangan Haruto. Namun itu sia-sia.

"Kalau salah orang, lu ngga akan setakut ini." Tubuh mereka semakin dekat, hampir tak ada jarak.

"Lu tau sesuatu tentang gue, 'kan?"

Haruto menatap mata gadis itu dengan tajam. Seolah bisa membunuhnya detik itu juga.

Lagi-lagi, gelengan dan gelengan yang pemuda itu dapatkan. Seketika bunyi bel masuk menyelamatkan nyawa gadis itu. Genggaman Haruto merenggang.

Haruto mengumpat. Ia tidak mendapatkan apapun. Ataukah ia harus menyiksa gadis itu? Agar membuka mulut mungilnya.

"Yuri!"

Dari arah belakang, datanglah seseorang yang semalam Haruto rindukan. Siapa lagi jika bukan Park Jeongwoo.

Pemuda berkulit tan itu merangkul lengannya. "Nanti pulang sekolah mau ikut gue?"

"Kemana?" Jeongwoo semakin tersenyum ketika tidak menerima penolakan atas perbuatannya. "Ke markas. Gue mau kenalin lo ke temen-temen."

Haruto mengerutkan dahinya. "Harus banget?"

"Harus! Lo temen gue, jadi lo temen mereka juga."

Sebenarnya Haruto tidak ingin terlibat lebih jauh di kehidupan Jeongwoo. Ia disini hanya sementara. "Gue gak bis–"

"Halah ikut aja!" Dari arah berlawanan, Jungwhan datang sembari merangkul lengannya yang tersisa.

Melihat hal itu, jelas saja mata Jeongwoo melolot. Hei, bisa-bisanya Junghwan merangkul gadisnya. Pikir Jeongwoo.

"Iya, iya." Semoga saja tidak terjadi hal buruk.








.








Damn.

Dunia ternyata sempit sekali. Ia bertemu dengan teman lamanya, Yoshinori. Haruto berdoa agar Yoshi tidak mengenalinya.

"Cieee Jeongjeongie. Akhirnya bawa cewe juga." Doyoung bersiul menggodanya.

Hyunsuk tersenyum pada mereka. "Udah resmi?"

Yang ditanya hanya menggeleng kecil. "Nanti." Ucapnya tanpa suara.

"Tapi beneran ga apa-apa dia ke sini? Cewe sendiri loh." Asahi meneguk colanya yang masih tersisa.

"Kenapa kalau dia cewe? Asa mau naksir sama dia? Mau selingkuh sama dia? Mau–"

Bibir Jaehyuk seketika bungkam karena Asahi menciumnya. Kecupan itu berubah menjadi lumatan panas. "Bawel. Gue cuma cinta sama lo." Yang lain hanya bisa pasrah. Pasangan yang satu ini memang berbeda.

"Ga apa-apa lah, kan dia aslinya c–" Haruto segera menginjak kaki Junghwan sebelum pemuda itu mengungkapkan identitas aslinya.

Pemuda berkulit tan itu penasaran. "Aslinya apa?"

Junghwan kehilangan kata-kata. "Aslinya tomboy, hahah! Iya tomboy. Suka main sama laki-laki dari kecil. Iya 'kan?" Ia tersenyum sangat lebar pada Haruto.

"Kalau kalian ngga nyaman, gue pergi aja."

"NGGAK!" Sontak mereka semua berteriak. "Lo ga apa-apa disini. Tapi.. kenapa muka lo kayak ngga asing, ya?"

Inilah saat-saat yang tidak ingin Haruto nantikan. "Hahaha.. muka gue memang pasaran." Yoshi, tolonglah untuk tidak mengingat Haruto.

"Orang Jepang? Marga lo apa?"

"Watanabe." Junghwan sialan. Pemuda itu berkata dengan santai tanpa menyadari Haruto yang sudah berkeringat dingin.

"Watanabe..?"

Yoshi menyalakan ponselnya. Membuka aplikasi galeri dan tak lama menemukan sebuah foto. "Nah! Bener anjir. Lo adeknya Haruto, 'kan? Ini liat!"

Boleh Haruto meminum sianida sekarang?

"Wuih! Mirip banget."

"Gila, abang adek sama sama cantik."

"Cakep."

Dan masih banyak lagi reaksi dari mereka. "Iya, kak." Hanya itu yang bisa Haruto ucapkan. Yah, setidaknya Yoshi mengenalnya sebagai Yuri, bukan Haruto.

"Kok lo punya foto ini?" Jeongwoo dengan segala sifat penasarannya.

"Dulu gue sama Haruto satu SMA. Foto ini dijepret waktu kelulusan. Kebetulan adeknya ikut datang, jadi gue ajak foto bareng juga."

Yoshi tersenyum melihat kenangan mereka. "Terus terus?

"Gue gak tau kabar dia lagi karena gue kuliah di Korea. Mungkin Yuri tau? Kan lo adeknya."

Haruto yang baru saja akan memasukkan kue ke dalam mulutnya terhenti. "Uhm.. Kak Ruto baik-baik aja."

"Dilihat-lihat lagi. Wajah lo yang sekarang mirip sama Haruto waktu SMA di foto ini." Junkyu buka suara.

'Ya iya lah. Orang itu gue sendiri anj–' Batin Haruto berteriak.

"Genetik ngga bisa bohong, kak." Tak lupa ia tersenyum manis pada Junkyu.

"Manis."

Seseorang mulai terbakar ketika melihat Junkyu mengusap lembut rambut Haruto. Ah tidak, dua orang lebih tepatnya. "Apa-apaan lo. Jangan sentuh cewe gue." Jeongwoo mulai menunjukkan sifat posesifnya.

Junkyu tersenyum miring. "Cewe lo? Udah pacaran memangnya? Selagi belum, gue masih bisa sentuh dia 'kan?" Bahasa pemuda itu sedikit ambigu. Membuat Jungwan menahan tangisnya.

"Kak Junkyu! Cukup gue aja yang lo lecehin. Jangan Yuri." Suara Junghwan terdengar bergetar. Kemudian ia berlari keluar markas.

"Kenapa jadi gini? Kalau kata gue, mending lo bawa balik si Yuri." Doyoung menepuk pundak Jeongwoo.

Tanpa sepatah katapun pemuda itu langsung menarik tangan Haruto. Tanpa sadar genggamannya begitu erat hingga menghasilkan rasa sakit.

"Jeongwoo, sakit."

Tersadar, Jeongwoo menghentikan langkahnya. "Maaf." Jeongwoo seperti ini membuat Haruto sedikit takut. Ia tidak pernah melihatnya marah.

"Gue gak apa. Jangan marah."

Pemuda berkulit tan itu terkekeh pelan. "Gue minta maaf. Belum jadi apa-apa aja udah cemburu kayak begini. Udah bikin lo sakit." Ia membalikkan tubuhnya ke arah berlawanan dari Haruto.

"Jeongwoo, liat gue!"

Mata mereka bertemu. "It's okay. Gue tau itu refleks lo karena mau lindungin gue. Makasih.."

"Lo.. ngga marah?"

Haruto menggeleng sambil tersenyum manis. "Jangan senyum. Gue salting nanti."

Tawa pemuda manis itu seketika meledak. "Dasar lemah!"

"Lemah? Ini lemah!" Jeongwoo mengelitiki Haruto hingga pemuda manis itu lemas. "Hahhahah udah Jeongwoo!"

Tubuhnya tersandar pada motor Jeongwoo. Wajah mereka berjarak sangat dekat. Jika ada yang menyenggol, mungkin bibir mereka akan menempel.

"Gue.." Suara Jeongwoo tercekat.

"Gue suka sama lo, Yuri."














.





















Tubikontinyu.

Akan ku gantung kalian

Gay >> JeongharuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang