Chapter 10

46 4 0
                                    

Langit sudah gelap dari beberapa menit lalu. Jeon Jungkook, pria itu baru saja tiba dirumah mewah miliknya setelah pulang bekerja. Ia memasuki pintu masuk dan disambut oleh para pekerja, termasuk kedua wanita berusia dua puluhan tahun berbeda dari pekerja lainnya yang telah berkepala tiga maupun empat. Mereka tampak bahagia dan tergesa gesa mendekati Jungkook untuk membantu sesuatu yang mungkin dibutuhkan, namun mata mereka lebih dulu menangkapi seseorang wanita berjalan tepat dibelakang Jungkook.

"Yoona, bawa dia keruangan kerjaku." perintah Jungkook yang setelahnya melangkah menaiki anak tangga, tersisa kedua wanita itu dan Kim Hanna. Mereka masih saling menatap heran lalu tanpa sepatah katapun Yoona membalikkan badan dan berjalan, Hanna pun mengikutinya.

Sesampainya diruang kerja Jungkook, Hanna menoleh pada Yoona yang sedang memerhatikan penampilannya seraya menyilangkan kedua tangannya. Hanna tidak tahu pasti siapa wanita itu, namun pakaian yang digunakannya tidak menunjukkan layaknya pekerja pekerja lainnya.

"Kau sekertarisnya?" tanya Yoona, Hanna mengangguk seiring senyum lebarnya.

"Lalu sedang apa kau disini?" lanjutnya.

"Ah itu, aku ada urusan dengan Tuan Jeon." Tak terdengar lagi jawaban dari Yoona, ia memilih keluar dari ruangan kerja Jungkook yang bisa dibilang luas dikelilingi rak rak buku dan disebelah kanan terdapati kaca dari ujung keujung serta perabotan perabotan tertata baik disana. Nampaknya Jungkook pria pembersih tidak suka hal hal berantakkan.

Seraya menunggu sang pemilik rumah datang, Hanna berjalan menggelilingi ruangan. Banyak piala piala maupun penghargaan terpajang di rak kaca. Hanna tak sengaja menangkapi sebuah kertas diatas meja Jungkook yang bergambar seorang wanita, karena rasa penasaraan Hanna meningkat lantas meraih kertas tersebut dan memperhatikannya lebih jelas. Namun wanita digambar hanya setengah wajah saja, seperti alis, mata, setengah hidung, setengah bibir, dan rambut. Entah siapa— yang pasti dibuat oleh Jungkook sebab Hanna melihat tanda tangan pria itu sisi kiri bawah kertas.

"Woah, ternyata dia ahli dalam seni gambar!" senyum Hanna mengembang, Jungkook pria yang bisa semuanya! Pantas saja ia memiliki puluhan penghargaan. Hingga suara anjing membuat Hanna seketika menaruh kertas tersebut ditempat awal dan balik badan menghadap pintu.

"Jangan berisik, bam." Jungkook muncul dibalik pintu dengan baju kaos hitam dan celana selulut, tidak bersetelan jas lagi. Diikuti oleh seekor anjing berjenis doberman, saat menatap Hanna, anjing itu mengeluarkan suara seperti menggonggong dan bergerak cepat mendekati Hanna.

"Ya Tuhan! Aku bukan musuh, tolong jangan mengejarku. AHH JUNGKOOK!"

Saat berlari dibelakang Jungkook meminta perlindungan, anjing itu semakin bersuara lebih keras dari sebelumnya. Sampai dimana Hanna memutari Jungkook lalu melompat pada tubuh kekarnya dan melingkarkan kakinya dipinggang ramping Jungkook, sang pemilik tubuh lantas refleks menahan Hanna agar tidak terjatuh. Sejujurnya wanita Kim tersebut tidak takut hanya saja anjing itu seperti ingin menerkamnya.

"No, Bam! Berhenti. Sit down— yeah good boy." titah Jungkook, Bam pun menurut benar benar duduk tenang tanpa mengeluarkan suara lagi.

Hanna menghembuskan napas leganya, kemudian beralih menoleh pada Jungkook, tentunya mata mereka bersatu bertemu, saling menatap. Detak jantung keduanya berfungsi dengan cepat, enggan bergerak sedikitpun. Tubuh mereka bersentuhan sempurna kecuali kepala sampai leher yang masih mempunyai jarak. Bisa dibilang berlangsung cukup lama, hingga kemudian Hanna baru sadar dengan posisinya, ia segera turun dari tubuh Jungkook.

The Last OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang