Chapter 4

61 4 0
                                    


Pria golongan atas tersebut telah rapih dengan setelan jas mahal miliknya. Menduduki salah satu kursi didalam mobil. Dengan seseorang yang mengemudi bertujuan kearah perusahaan Jeon Company. Min Jake Arsenio. Jake memiliki beberapa tugas dari atasannya. Seperti tangan kanan Jeon Jungkook. Terkadang, dia akan mengantarkan Jungkook jika pria tersebut menyuruhnya. Pekerjaan yang paling sering dia lakukan adalah menjadi bodyguard ataupun mematai seseorang. Semua pekerja Jungkook tidak perlu khawatir mengenai uang, tenang saja. Seperti membeli beberapa mobil mewah dengan satu bulan. Ya-- bayangkan saja dalam satu tahun seberapa banyaknya? Ah, apa dengan itu kekayaan Jungkook menurun? Tentu tidak. Tidak berpengaruh sama sekali bahkan.

Jarak kediaman Jungkook dengan kantor yang dituju tidak begitu jauh, sehingga dalam 25 menit pun sampai. Mobil berwarna silver tersebut berhenti tepat didepan gedung bertulisan 'Jeon Company'. Pemegang tahta tinggi disana lantas keluar lalu melangkah masuk dengan airpods terpasang dikedua telinganya, mendengarkan lagu kesukaannya. Airpods itu yakni sebuah produk milik perusahaannya yang diluncurkan lima hari lalu. Pastinya produk tersebut terjual habis dan sukses hingga luar negeri. Memang selalu begitu, jangan heran.

Jungkook memasuki lift menuju ruangannya bersama sang sekertaris, Choi Yeonjun. Semua orang disana menghentikan aktivitasnya untuk sekedar membungkuk tanda hormat ketika melihat pria bermarga Jeon tersebut melewati mereka. Namun, secara tiba-tiba suara sepatu pantofel tidak lagi terdengar padahal ruangan presdir sudah sangat dekat. Jungkook berhenti ditengah tengah para pekerja yang hendak kembali melanjutkan tugasnya masing masing. Tentu saja, mereka terbingung dan kembali berdiri melihat satu sama lain. Apa seseorang membuat masalah?

"Hanna, dia sudah datang?"

"Jeon." suara lembut wanita membuat semua menoleh kearahnya, rok berwarna hitam diatas lutut serta kemeja putih membaluti tubuh mulusnya. Jungkook yang tadinya melirik kearah Yeonjun, kini beralih pada sumber suara. Oh, dia datang tepat waktu ternyata. Namun ia juga melihat dua pria berbadan besar yakni penjaga kantor berada dibelakang wanita tersebut.

Hanna, seseorang yang Jungkook tunggu. Hanna melirik sekitarnya, puluhan mata tengah menatap pada dirinya. Banyak dari mereka saling berbisik, entah apa pembahasaan itu. Yang pasti para kelompok pekerja tersebut makin dibuat terheran heran, seorang wanita dengan setelan seperti seorang sekertaris? Tapi tidak pernah terlihat sebelumnya lalu presdir hanya dipanggil marga saja? Tidak ada embel-embel Tuan? Sepertinya Jungkook akan marah. Hanna mengigit bibir merah mudanya, dengan napas tidak stabil. Hanna merasa canggung sekarang, untungnya Jungkook mendekatinya.

"Hey, bodyguardmu ini mengikutiku!"

Jungkook terlebih dulu melirik kedua pria dibelakang Hanna. Hanya dengan tatapan tajam, penjaga kantor tersebut langkah pergi menjauh dari keramaian. Jungkook melirik penampilan wanita didepannya dari atas hingga bawah, lalu tersenyum miring.

"Sudah siap bekerja ternyata? Yeon, bawa dia keruanganku sekarang."

"Baik, hyung." Jungkook melangkah pergi dari sana, menatap tajam yang lainnya sehingga mereka tertunduk dan dengan cepat duduk ketempat masing-masing. Sementara itu, Yeonjun menyapa Hanna sebelum mengajak wanita tersebut pergi dari tengah tengah tempat kerja.

"Oh, kita harus kenalan. Aku Choi Yeonjun, sekertaris Tuan Jeon." sahut Yeonjun pada Hanna seiring berjalan mendekati ruangan presdir.

"Aku Kim Hanna. T-tapi tunggu, kau sekertarisnya? Lalu kenapa dia mempekerjakanku?!"

"Dari dulu Tuan Jeon ingin memiliki dua sekertaris, pekerjaannya jadi lebih gampang katanya. Entahlah, kemungkinan seperti itu"

Belum Hanna menjawab, Yeonjun terlebih dahulu mempersilahkan wanita berstatus mantan model itu untuk masuk kedalam ruangan yang telah diisi oleh pria bersetelan jas menunggu dikursi. Hanna lantas mendekati Jungkook, dengan pakaian khas seorang sekertaris dikantor. Jujur saja, Hanna tidak ada niat bekerja diperusahaan tersebut, tetapi apa boleh buat?

The Last OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang