Chapter 12

43 4 0
                                    

Hanna melambaikan tangannya pada pria yang duduk didalam mobil bagian kursi pengemudi sebelum kendaraan tersebut menghilang dari sekitar rumah mewah berlantai tiga milik pria muda kaya raya. Sejujurnya Hanna bisa meminta diantarkan ke apartment miliknya, tetapi beberapa barangnya ada dirumah tepat dibelakang dirinya sekarang. Dia mengambil napas yang cukup panjang dan menggembuskan dengan perlahan, tubuhnya terasa sedikit pegal karena beraktivitas diluar kurang lebih selama lima jam.

Hanna memutar tubuh mungilnya, berjalan beberapa langkah lalu mendorong pintu utama. Dia mendapati presensi pria sedang berdiri didekat sofa serta menyilangkan kedua tangannya didepan dada, Hanna lebih dulu melirik kanan kiri yang nampak sunyi seperti tak ada orang lain selain mereka berdua. Saat ia memperhatikan lebih dalam, suara bariton menyapu telinganya.

"Cha Eunwoo.. Dia mengantarkanmu pulang?" tanya pria bermarga Jeon, walaupun dengan wajah datar khasnya tetapi nada bicaranya seperti meremehkan.

"Eoh, Kau mengenalnya?" Hanna memiringkan kepalanya kekiri, menunggu jawaban keluar dari bibir tipis pria dihadapannya itu. Jungkook— ia menaikkan kedua bahunya seraya melangkah mendekati dapur.

"Sejujurnya, tadi aku berniat melanjutkan pekerjaan kantor hanya saja sekertarisku yang satu pergi berkencan."

Jungkook menekan kata 'kencan', Hanna mempersatukan keningnya kemudian berjalan cepat menuju dapur, mendudukkan dirinya disalah satu kursi tinggi berwarna putih, menumpu wajahnya menggunakan dua tangan lentiknya. Jungkook yang tengah mengambil buah apel merah dikulkas pun hanya melewati Hanna memilih kembali pada ruang tamu dan mendudukki dirinya disofa.

"Kencan? Kami hanya teman biasa, dia adalah tentanggaku diapartment. Aku pergi karena bosan dirumahmu" Hanna memutar kursi memakai setengah energi tubuhnya kearah tempat Jungkook duduk menikmati sebuah apel ditangannya, pria itu terdiam meliriknya— tetapi cuman sebentar sebab setelahnya dia lanjut fokus pada kunyahannya. Jujur saja, ia merasa lega mengetahui kebenaran sang sekertaris dan pria bernama Eunwoo tersebut sekedar teman, tak ada lagi yang menganjal hatinya.

"Baguslah." ucap Jungkook dengan nada pelan, Hanna turun dari kursi ikut duduk disofa.

"Apa kau bilang?" Jungkook menatap Hanna yang sedang melihatnya penuh tanda tanya, pria itu menjawab dengan gelengan pada kepalanya, Hanna mengendus kesal lalu mendongak memikirkan apa yang sebelumnya ingin ditanyakan.

"Dimana pekerja rumahmu? Aku bahkan tak melihat satupun dari mereka,"

Pria yang memakan setengah apel memilih menelan kunyahannya lebih dulu, Hanna hanya mendengar suara gigi Jungkook bersentuhan dengan buah itu serta suara jam dinding yang bergerak demi detik. Benar benar sunyi tak ada aktivitas orang lain didalam rumah milik Jungkook, jika Hanna disuruh tinggal disana sendirian ia akan menolak karena baginya sangatlah menakutkan untuk ukuran rumah sebesar, seluas itu hanya ditempati oleh satu orang.

"Mereka pulang jika pukul sembilan malam, dan datang dipagi hari"

Hanna mengangguk paham disertai bibir yang membentuk huruf o kecil tapi tidak bersuara, ia mengira semua pekerja Jungkook memiliki kamar masing masing— pasalnya terlalu banyak ruangan, bahkan Hanna tidak punya niat untuk mengelilingi rumah Jungkook, pasti rasanya seperti berolahraga.

Hanna mengangguk paham disertai bibir yang membentuk huruf o kecil tapi tidak bersuara, ia mengira semua pekerja Jungkook memiliki kamar masing masing— pasalnya terlalu banyak ruangan, bahkan Hanna tidak punya niat untuk mengelilingi rumah Jungkoo...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Last OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang