Sudah lebih dari dua minggu chenle selalu cuek pada jisung, chenle selalu pergi bersama lucas dan terlihat tak peduli dengan jisung.
Chenle pulang kerumah saat jam sudah menunjukan pukul 00.30 chenle memasuki rumah dan langsung ingin ke kamar untuk beristirahat
Saat chenle melewati kamar jisung, ia mendengar sesuatu
'hah?? Nangis??' chenle mendekat ke arah pintu kamar jisung untuk mendengar lebih jelas
Chenle mendengar isak tangis seseorang
'Ji...' chenle mencoba memanggil jisung
Namun tak ada jawaban'Ji lo kenapa? Gue masuk ya?' chenle khawatir
Chenle terpaksa masuk ke kamar jisung yang ternyata pintu itu tak dikunci
'Heii ji? Kenapa??' chenle melihat jisung sedang duduk di kasur sambil menangis
'K-kenapa masuk!' jisung sambil terisak
'Maaf, habis nya gw denger lo nangis tadi
'Lo kenapa ji?'
Jisung semakin menangis chenle memutuskan untuk menenangkan anak itu dulu
'Kenapa ji?' chenle mengusap surai jisung
'gue putus le...' jisung semakin terisak
'aahh... Begitu' chenle bingung harus bereaksi apa, sebab ia ingin tertawa juga
'Yaudah, gausah nangis. Kek bocah' chenle
'Anjing ah'
Jisung menarik chenle dan memeluk nya
'Maafin gue, gamau didiemin lagi!' jisungChenle tau banget si jisung lagi nahan malu
'e-ehh iyaaaa, gue udh maafin. Ji harus banget meluk gue gini?' chenle
'harus, lo disini aja.' jisung mengeratkan pelukan nya
'gue gamau ya lo nampar gue lagi besok!' chenle
'Maaf.. Gue ga gitu lagi'
'HAHAHAHAHA lo kocak banget si?' chenle
'Jangan ngetawain gue gitu' jisung
'Lucu...' batin chenle
Keesokannya
Chenle terbangun, ia sadar jika ia berada di kamar jisung
'eunghhhh' chenle mengerjapkan matanya
Ia merasa ada sesuatu yang melingkar di pinggang nya'hah... Ji' chenle.
Ya, jisung memeluk nya sejak tadi malam'biarin begini dulu' ucap jisung dengan suara khas bangun tidur nya
'Berat anjing'
'Bodo'
'LEPAAASSSS, LAPERRRRR!!!!!' chenle mulai berontak dan teriak
'duhhh iya iya, berisik banget. Tau gak si suara lo itu segede apa? Kuping gue lari dari tempat nya kalo keseringan denger teriak lo itu' ucap jisung yang langsung duduk saat mendengar teriakan chenle
'tangan lo segede patung liberty!' chenle
'enak lah berarti'
'Ha?' chenle
'Tolol'
Chenle berlari kedapur, mendengar ucapan jisung tadi membuag dia sedikit takut
'ada ada aja si tolol itu' gumam chenle
'Masak?' ucap jisung yang tiba tiba datang
'Ngamen, YA MASAK LAH' ucap chenle yang kemakan emosi
'ooohhh'
'OH? PEGI LO' chenle
Jisung langsung duduk di meja makan, takut di chenle makin ngamuk nanti nya
Chenle memasak sesuatu yang aroma nya membuat jisung tambah lapar
'Nih, ayo makan' ucap chenle semangat
'Gue laper.. Tapi ga selera makan' jisung
Chenle paham banget jisung masih kepikiran sama mantan nya itu
'makan, jangan karena lo putus sama pacar lo itu, lo jadi mati kelaperan. Ga lucu tau ga?' chenle
'lo khawatir sama gue kan?' jisung
'KHAWATIR? najis, yaudah kalo gamau makan, gue juga bisa ngabisin sendiri, dengan senang hatiiiiiii!!!!' chenle
'Iyaa iyaaa gue makan' jisung
Ditengah tengah acara makan mereka, tiba tiba chenle menanyakan sesuatu
'emg udah berapa lama si lo pacaran ama dia?'
'4 tahun? Mungkin..'
'Ohhh'
'apa hubungan lo sama lucas hyung?' jisung
'Uhhukk uhhukkk! ha!?' chenle terkejut
'Cuma nanya'
'Gue lagi ngebantuin lucas hyung buat ngedeketin gebetan nya, LO TAU!? gebetan nya cakep banget, apa gue pepet aja kali ya?' chenle
'ooohh, siapa emg nya?'
'Jungwoo hyung'