Arumi menyesap Hazelnut Latte setelah mengklik tombol enter di keyboard nya. Walaupun ini hari sabtu tetapi wanita manis itu tidak bisa lepas dengan perkerjaan kesayangannya itu.
Selesai dengan laptop nya Arumi melihat jam yang menunjukkan pukul 2 siang. Dirinya memang belum makan selain dengan roti tawar yang dia buat saat baru bangun tadi.
Dia membuka ponselnya dan mendapati banyak notifikasi dari grup kantornya. Dirinya tersenyum saat melihat tingkah konyol beberapa temannya di grup. Sepertinya Cantika sehabis mengirimkan beberapa foto saat mereka makan malam kemarin.
Iri? Tentu saja tidak. Arumi bahagia dengan kamarnya.
.
.
.
.
"Rum, mau makan siang bareng?" Tanya Aulia atau yang kerap kali disapa Lia. Arumi pun mengangguk "Ayo, di cafetaria?" Tanya Arumi "Cafe depan aja, katanya ada menu baru" Jawab Lia yang dibalas anggukan oleh Arumi.
Dilift mereka berdua tak sengaja berpas pasan dengan Ayu. "Mau kemana Mbak Arum, Mbak Lia?" Tanya Ayu yang memang lebih muda dari Arumi "Ke Cafe depan Yu, katanya ada menu baru"
"Ayo ikut Yu" sambar Lia "Boleh mbak?" Tanyanya kepada kedua senior nya ini "kalau ga boleh aku ga akan ajak kamu" Ayu mengangguk dengan semangat lalu mereka menghabiskan jam makan siang di Cafe dekat kantor. Lia banyak bercerita tentang hubungannya bersama kekasih manisnya itu. Sedangkan Arumi dan Ayu menjadi pendengar yang baik. Tak jarang keduanya tertawa bersama karena tingkah lucu Lia.
Arumi itu mudah bergaul, tapi jika langsung dihadapkan dengan segerombol orang secara langsung dia lebih baik mundur. Arumi ceria hanya jika dalam lingkungan tertentu. Sejak dulu dia tidak suka menjadi pusat perhatian.
Apa dia tidak akan kesulitan jika tidak memiliki teman? Jawabannya adalah tidak. Karena Arumi termasuk orang yang friendly, hanya saja dia tidak punya teman yang benar benar dekat karena kebanyakan orang akan canggung dengan kalimat 'Arumi itu suka sendirian' 'Arumi itu tertutup' 'Arumi itu tidak suka diganggu'. Arumi baik, tak jarang banyak yang menawarkan bantuan padanya. Jadi jangan sampai salah menilai orang.
"Rum, besok ada perayaan ulang tahun kantor. Kamu ikut kan?" Tanya Bila teman dekat Cantika "Jangan sampai ga ikut Rum, kemarin ga udah ga ikut makan malam, masa sekarang acara perayaan atas pencapaian tim inti ga ikut juga. Seenggaknya setor muka, biar orang orang tau kalau kamu itu ada" Sela Cantika, kata katanya cukup menyulut emosi Arumi. Tapi dirinya lebih memilih untuk meredam sebelum dirinya meledak ledak.
"Jangan khawatir gitu Can, aku pasti datang tanpa perlu kamu ingetin. Lagipula yang ngurus tentang acara kantor kan aku, dan aku juga masuk ke deretan anggota tim inti yang bawa projek kali ini kalau kamu lupa. Ga mungkin kalau aku ga datang" Jawab Arumi santai "Kalau gitu aku pulang duluan. Jangan sampe ketinggalan besok Can"
Sebenarnya acaranya tidak terlalu formal dan diadakan di salah satu Villa di dekat pantai. Yang datang pun ga satu kantor, hanya karyawan lantai 8. Atau bisa disebut sebagai Tim Inti Perusahaan.
"Terimakasih atas partisipasinya dalam rangka merayakan pencapaian tim inti karena telah melampaui target tahun ini. Dan membawa nama baik perusahaan ke Asia Tenggara" Ucap Mr Chen, Direktur Utama perusahaan.
Walau di cap menyeramkan dan tegas, namun beliau tidak tutup mata pada pencapaian karyawan nya. Contohnya seperti ini, setelah mengadakan Perayaan malam ini besok Tim Inti akan diajak liburan ke Bali selama 3 hari.
'Kenapa ga keluar negeri?' Karena setelah ini tim inti akan bekerja keras untuk mengembangkan proyek mereka.
Acara dimulai semuanya mengangkat segelas champagne lalu meminumnya secara bersamaan. Perayaan ini terbilang berhasil karena walau dibuat sederhana tetapi sangat bisa dinikmati. Mulai dari makanan camilan dan juga musik yang di mainkan. Semuanya sempurna.
Arumi tersenyum melihat kehebohan dari rekan rekannya saat memainkan game sesekali menyesap minumannya pelan. Sampai tanpa sadar ada yang menepuk bahunya
"Permisi"
To be continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
Runtuh
RomanceLangit yang dulu lembut kini mengeras. Runtuh begitu saja mengubur semua kisah kasih dan angan manis. Peluk yang dulu melindungi berubah menjadi kenangan menyayat hati. Memberi luka yang tak kunjung terobati. Senyuman yang dulu bisa ku nikmati sepa...