Mematuhi perkataan Alby, di sinilah aku sekarang.
Disebuah tempat yang seperti lapangan besar dan dibentengi oleh dinding-dinding tinggi. Oh ya! Dan juga tanaman ivy merambat yang nampak elok menghias dinding tersebut. Jujur saja aku baru berjalan keluar sepuluh langkah dari medjack, lalu disuguhi pemandangan ini, membuatku sangat bingung.
Alby terus memperhatikan gerak-gerikku yang sedang kebingungan, sesekali terenyum geli akan hal tersebut. Lalu dia terbatuk mencoba mengalihkan perhatianku. Dan berhasil, aku mulai memperhatikan Alby. Dia mengajakku ke atas pohon yang sudah direnovasi sedemikian rupa. Hampir mirip dengan rumah pohon!!!
Alby menyandarkan kedua tangannya di penyangga yang ada di bangunan tersebut.
"Tempat apa ini?" Tanyaku dengan rasa penasaran yang sudah sangat menggebu.Pandangan Alby yang semula menuju ke arah depan, sekarang mulai tertuju kepadaku. "Glade.... Kita makan, bekerja, dan beristirahat di sini. Kita sudah menganggap tempat ini seperti rumah. Kuharap kau bisa menganggapnya juga greenie."
"Kenapa kita bisa berada di sini Alby? Aku juga tak melihat perempuan lain. Lalu mengapa aku dipanggil greenie?"
Alby mengalihkan pandangannya dariku, dan balik menatap dinding beton tersebut. "Kami juga tak tau greenie, kami semua melupakan semuanya saat kami diletakkan di sini. Nama, tempat tinggal, keluarga. Kami melupakan hal tersebut. Beruntungnya, setelah beberapa hari berlalu kami dapat mengingat nama kami. Untuk memudahkan, kami sepakat memanggil orang yang baru datang dengan sebutan greenie... Aku juga tak tau, mengapa ada perempuan yang dikirim ke sini- mungkin sedikit sulit mengatakan hal ini, tapi semua penghuni glade ini adalah lelaki."
Aku terdiam ketika mendengar penjelasan Alby. Ia benar, aku tak mengingat apapun semenjak bangun dari pingsan, bahkan namaku sendiri. Dan gilanya, aku satu-satunya perempuan yang berada di sini. Entah apa yang akan terjadi padaku kedepannya.
"Pengiriman? Jadi maksudmu, semua orang yang berada di sini adalah kiriman? Termasuk aku?" Tanyaku secara beruntut.
Alby mengangguk, "ya benar, kau lihat kotak itu?" Alby menunjuk sebuah kotak besar yang tertanam di dalam tanah. "Itulah yang mengirim kami dan dirimu kesini, biasanya mereka akan mengirim orang sebulan sekali dengan peralatan atau bahan-bahan yang kami butuhkan. Bulan lalu mereka masih mengirimkan seorang laki-laki."
"Oke greenie, kami hanya memiliki tiga peraturan yang perlu kau patuhi. Pertama kerjakan tugasmu, karena tak ada orang pemalas di glade ini. Kedua jangan sakiti penghuni glade lain, dan yang ketiga jangan pernah pergi kebalik dinding itu." Sela Alby seakan tau jika aku akan menyerangnya dengan berbagai pertanyaan yang bersarang dikepalaku. Aku pun mengangguk patuh atas peraturan yang sudah dijelaskan Alby.
"Hei Alby!" Sebuah suara yang berasal dari bawah mengintrupsi kami. Reflek, aku dan Alby memandang kebawah. Alby yang mengenal pria tersebut segera memintaku untuk turun dari tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐄𝐄𝐋𝐈𝐍𝐆𝐒
Teen Fiction(SLOW UPDATE) ᴛʜᴇ ᴍᴀᴢᴇ ʀᴜɴɴᴇʀ ꜰᴀɴꜰɪᴄᴛɪᴏɴ Start: 10 June 2023 End:- ■Sebagian tokoh adalah milik James Dashner■