🟫
DAPAT ditebak jika pertandingan antara Mighty dan BloodEater gagal dilakukan. Bukan hanya Bangchan yang berada di kandang lawan. Teman-temannya pun mengatakan jika itu tak perlu dilakukan karena mereka sungguh tak sopan jika benar-benar melakukan pertarungan.
Sekarang Haechan dan teman-temannya sudah berada di luar. Karena kegaduhan tadi yang sempat terjadi kini membuat Haechan dan yang lainnya menjadi pusat perhatian orang-orang yang juga keluar dari dalam lapangan.
"Ini benar-benar mengejutkan. Pantas saja waktu itu kita bisa mengalahkan anggota dari guild Black Cheetah. Nggak taunya yang ngasih arahan si pemain pro Hipster." Chenle yang masih tak percaya pun dengan senyumnya mengingat-ingat akan permainan mereka yang benar-benar hebat di bawah komando Hipster.
"Nggak nyangka banget sumpah. Dan lo yang pegang akun Asgard Haechan waktu itu?" kali ini Jeno menunjuk ke arah Jisung yang dijawab anggukan oleh yang ditunjuk.
"Lo tau nggak sih gue tu ngfans banget sama lo!" Jaemin menggandeng tangan Haechan yang hanya bisa tertawa canggung.
Jujur saja Haechan belum terbiasa, bahkan belum bisa menerima afeksi seolah dia yang menjadi karakter utama dalam cerita. Didengarnya dengan asyik teman-temannya yang heboh karena karakter Hipster adalah dirinya pun hanya bisa tersenyum.
Diantara langkah yang berangsur-angsur memelan karena didapati seseorang tengah menunggu di atas sepeda tak jauh dari mereka. Renjun hanya bisa terkekeh pelan dan mendorong tubuh Haechan pelan agar mendekat ke arah Mark yang memang sengaja menunggu kedatangannya.
Suara godaan terdengar saat Haechan semakin dekat dengan Mark membuat kupingnya mungkin sudah memerah sekarang. Di tambah lagi Mark yang memasang wajah tersenyum membuat jantung Haechan semakin tidak menentu. Ia ingin menenggelamkan dirinya, pasalnya. Bukan hanya suara godaan dari teman-temannya yang membuat Haechan malu, tatapan orang-orang pun kini mengarah kepadanya.
"Mau ikut pulang bersama?" Mark mengelus pipi Haechan yang membawa suara teman-temannya malah semakin kencang dan orang-orang tambah berhenti menonton mereka.
Dan tebak, tentunya seluruh wajah Haechan merah seperti buah apel yang baru matang.
"Hmmm–sepertinya tidak? Maaf Mark, setelah ini gue bakalan pergi bareng temen-temen gue. Mereka ngajak makan bareng. Mungkin nanti."
Mark jawab dengan anggukan.
"Berarti jatah gue nanti sore boleh? Sehabis pertandingan gue pengen jalan-jalan. Dan gue pengennya jalan-jalan sama lo. Sekalian usaha."
Angin segar lewat berhembus dikeduanya. Mark yang tertawa ringan dilihat oleh Haechan dan Haechan dengan wajah merah padam gang membuat Mark tertawa. Haechan tak bisa menjawab yang bawa dirinya hanya mengangguk.
"Ya udah nanti gue jemput ya? Tapi nanti pake motor nggak apa-apa kan? Soalnya tempatnya agak jauh."
"Iya nggak apa-apa sekarang lo balik aja. Bersih-bersih tu keringetan habis maen. Lo pasti bau."
Mark yang mendapat kata bau pun mengendus dirinya sendiri. Dan benar saja, aroma asam tak sedap langsung tercium.
"Iya udah gue balik." Mark berdiri sedikit sambil menjaga sepedanya, "kalian! Titip Haechan ya! Jatah kalian sekarang, nanti sore jatah gue." setelahnya Mark hanya nyengir ke arah Haechan.
"Mark!"
"Iya iya ini gue balik. Have fun ya sama temen-temen lo."
Setelah percakapan singkat itu Mark benar-benar mengayuh sepedanya untuk kembali ke asrama untuk mandi tentunya karena badan yang terasa lengket. Sedangkan Haechan kini semakin diledek oleh teman-temannya di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[PRSNT - 4K] Open World
Fanfiction[COMPLETED] [Game] [Semifantasi] Haechan adalah mahasiswa biasa di kampusnya, tapi dia adalah pemain terbaik di dalam dunia game. Tidak ada yang tahu bahwa dia adalah pro-player yang sangat diincar pemain lainnya.