Perjanjian
Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, mereka semua Ali, Prilly, Kaia, Raja, Gisel dan Luna berkumpul di mushola yang berada di dlam villa untuk menunaikan ibadah sholat maghrib dengan Ali sebagai imamnya.
Setelah melaksanakan sholat maghrib mereka berbagi tugas untuk mempersiapkan barbeque mereka nanti malam. Kaia dan Prilly bertugas kembali mempersiapkan bahan-bahan yang mereka siapkan tadi sore, Gisel dan Luna bertugas menata tempat yang akan mereka gunakan sedangkan Ali dan Raja bertugas mempersiapkan pemanggang yang akan mereka gunakan nanti.
Setelah semuanya siap mereka pun berkumpul di halaman belakang dekat kolam renang lalu memulai acara barbeque mereka dengan Ali dan Prilly bekerjasama membakar daging dan sosis sedangkan yang lain mengerjakan pekerjaan yang lain. Mereka terlihat begitu asik dengan pekerjaan mereka masing-masing, setelah semua makan mereka berkumpul di sebuah meja yang juga berada dihalaman belakang, tepatnya di teras lalu makan dan mengobrol satu sama lain.
Tepat pukul 9 malam kegiatan mereka selesai kini Ali dan Prilly memilih untuk berpisah dari yang lain, mereka memilih untuk duduk di gazebo dekat kolam sedangkan Kaia, Raja, Gisel dan Luna tetap duduk di kursi halaman belakang.
Prilly duduk menyandar pada pillar gazebo dengan kaki yang diselonjorkan sedangkan Ali berbaring menggunakan paha Prilly sebagai bantalannya yang otomatis membuat Prilly mengelus kepala Ali.
"Abis ini kamu gak ambil kerjaan lagi kan sayang?" Tanya Prilly sambil menunduk menatap Ali yang sedang berbaring di pahanya.
"Enggak kok yang, aku belum mau terlalu banyak ambil kerjaan dulu, kan kamu yang minta juga" Ali menjawab sambil memejamkan matanya menikmati elusan sang kekasih.
"Bagus deh kalau gitu, aku tau kondisi kamu belum 100% pulih dan kamu udah terlalu banyak kerjaan kemarin" dengan sedikit nada khawatir Prilly menimpali ucapan Ali.
"Jangan khawatir aku tau kok kapan aku harus istirahat dan kapan aku bisa mulai lagi, lagian kan sekarang udah ada kamu" setelah mengatakan hal tersebut Ali mengambil tanya Prilly yang masih mengelus kepalanya lalu mengecupnya.
"Lagian nih ya yang kayaknya rekening aku juga udah gak akan muat kalau aku ambil job lagi hahaha" tambah Ali dengan nada sombong.
"Dih gaya lo Alibaba" Prilly pun mencibir ucapan kekasihnya itu.
"Loh beneran yang kamu mau beli 10 tas kremes juga masih lebih-lebih itu uang aku di rekening" ucap Ali menanggapi cibiran kekasihnya.
"Kremes Kremes rumah tuh isiin perabot, rekening penuh tapi rumah kosong" sindir Prilly.
"Aku males tau yang belanja begituan lagian mana paham juga aku"
"Makannya kan aku bilang pake designer interior aja lagian uang kamu gak akan habis kali buat bayar desgner interior"
"Pake designer interior pun aku juga harus ada kontribusi kan yang gak paham aku kaya gitu" Ali masih tetap pada pendiriannya, sebenarnya Prilly pun bingung dengan kekasihnya itu Ali terlihat samasekali tidak memiliki niat untuk mempercantik rumah yang ia bangun sendiri Prilly benar-benar tidak paham bagaimana bisa Ali menelantarkan rumah yang baru saja ia bangun dengan menghabiskan budget yang sangat menguras rekening menurut Prilly, sungguh sangat disayangkan bukan jika rumah tersebut tidak dipedulikan oleh pemiliknya.
"Yaudah deh, gimana kalau aku aja yang urus interior sama perabotnya jadi biar nanti aku minta designer interior yang ngurus rumah aku dulu" tawar Prilly kepada Ali.
"Serius nih yang?" Ali yang antusias dengan tawaran tersebut langsung terbangun dan menatap Prilly untuk memastikan.
"Iya lah serius daripada itu rumah gak ada isinya, emang kamu bikin rumah buat apa? Buat ditempati hantu gitu karena gak diurus sama yang punya?"