Biarkan kegelapan menjadi begitu gelap sehingga menelan semua harapan. Hanya dengan begitu kau dapat menemukan cahaya dalam hatimu.
Biarkan kegelapan menjadi begitu gelap sehingga kehilangan semua arah rasa, hanya dengan begitu kau bisa merasakan siapa yang masih berada di sisimu.*****
Escape
Benar-benar dalam arti fisik, Xiao Hua merasakan akibat kepindahan ekstrim dari kehidupan layak dan teratur ke kehidupan jalanan. Beberapa cedera akibat benturan sewaktu dihempas ombak masih terasa dan berdenyut nyeri di beberapa bagian tubuhnya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakit yang ditahan Hei Yanjing akibat luka tembak, meskipun itu tidak terlalu dalam. Namun dilihatnya pria hitam itu tidak menunjukkan rasa sakitnya, entah dia memang kuat atau hanya pura-pura sok jago.
"Sepertinya butuh waktu berhari-hari bagi kita untuk sembuh seperti sediakala," bibir Xiao Hua mulai pecah-pecah dan gemetar. Tubuhnya terasa sangat tidak nyaman, sepertinya dia demam.
"Bagimu, tidak bagiku."
Bibir Hei Yanjing pun tak kalah pucat sewaktu keduanya berjalan tersaruk-saruk di hamparan pasir kasar berbatu, sisi lain kawasan pantai Gris Gris.
"Ayolah, jangan sok kuat."
"Aku memang kuat." Kemudian ia meringis saat Xiao Hua menggamit lengannya dan menumpukan beban tubuh di bahunya.
"Kalau begitu, bantu aku berjalan lebih tegak."
Hei Yanjing tersenyum miring. "Jangan manja," protesnya, tapi ia tidak menyingkirkan tubuh pemuda yang bersandar di bahunya. Langkah mereka beriringan satu satu, meski lambat, mereka yakin bisa menemukan rumah penduduk.
Gumpalan awan kelabu berlayar di langit pagi yang mendung. Angin bertiup lebih kencang dari biasanya, meski bukan badai. Namun hembusannya sudah cukup membuat angkasa seakan bergerak, dan pepohonan di sekitar mereka mengerang keras.
"Bahkan cuaca pun ikut-ikutan buruk. Astaga, akhir-akhir ini aku sial sekali," desis Hei Yanjing dengan kening berkerut bingung.
"Kau menyalahkan aku?" Xiao Hua cemberut.
"Tidak. Meskipun kenyataannya kau sumber dari semua masalah yang terjadi."
Xiao Hua terkekeh sekilas, di sela napasnya yang memburu. Jalan di hadapan mereka terbentang sepi, dibingkai banyak pepohonan. Tupai-tupai berloncatan dari satu dahan ke dahan lain, dan ada pekik burung di kejauhan.
"Kurasa berat badanmu turun." Hei Yanjing melingkarkan lengannya ke bahu Xiao Hua, menepuk-nepuk dengan lembut.
"Yah, karena dua sebab. Aku tidak sanggup lagi makan di restoran langgananku, dan aku tidak berselera makan. Tubuhku sakit karena tidur di lantai. Tindakan yang terus menerus kulakukan gara-gara ratu vampir sialan, dan pemburu jalanan nyaris meremukkan tulang-tulangku."
Hei Yanjing tertawa geli mendengar semua bentuk keluhan itu.
"Kau benar-benar tipikal boss," komentarnya.
"Jadi, tolong kembalikan aku ke meja kerjaku yang mahal dan bagus."
"Ugh, kau pikir aku senang menjalani semua ini? Kau bahkan tidak memberiku kompensasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐚𝐮𝐫𝐢𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐨𝐨𝐧𝐫𝐢𝐬𝐞 (𝐇𝐞𝐢𝐡𝐮𝐚)
Fanfiction[ 🏆𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐥𝐢𝐬𝐭 𝐖𝐈𝐀 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 #6 ] [ 🏆𝐅𝐞𝐚𝐭𝐮𝐫𝐞𝐝 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐖𝐈𝐀 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 #6 ] Gairah dan obsesinya pada artefak kuno telah membawa Xiao Hua ke banyak tempat di berbagai negara, dan Phoenix City merupakan persingga...