“Oh ayolah... Kau disini karena apa?” Tanya Gulita mendesak Pelita.“Aku tidak dapat kembali ke tubuh ku...”
“hah?”
-----
“huh? Sialan!” gerutu Gulita.
Gulita mengamati sekitar nya, ia sekarang berada di kamarnya, yang berarti ia sudah terbangun. Gulita nampak termenung, memikirkan perkataan pelita dalam mimpinya.
“Tak dapat kembali ke tubuh? Apa maksudnya itu? Ah ... Mungkin Orion akan lebih mengerti” Setelahnya, Gulita buru - buru pergi menuju ke kamar mandinya.
Sesampainya di sekolah, Gulita dapat melihat Tenggara dan Orion yang sedang mengobrol disana. Gulita langsung berlari menghampiri keduanya.
“huh ... Huh ... Aku--h ... Punya kabar untuk--h kalian--h” Ucap Gulita terengah - engah.
Tenggara dan Orion menatap Gulita penasaran. “Pelita?” Tebak Orion.
Gulita mengangguk. “Semalam, aku berhasil lucid dream. Dan.. dia mengatakan hal yang sama sekali tak aku mengerti”
“Apa itu??” Tanya Tenggara penasaran.
“Katanya, dia tak bisa kembali pada tubuhnya,”
Orion mengangguk. “kurasa, ini semacam kasus jiwa yang terpisah dari raga nya. Tapi aku hanya tahu tentang Astral projection”
“Astral Projection?” Tanya Gulita dan Tenggara secara bersamaan.
“Ya, Astral Projection. Jiwa yang keluar dari raga atau tubuh atas kemauan sendiri. Banyak kemungkinan bahwa jiwa mereka bisa kembali. Maaf, tapi ... Aku kurang yakin dengan alasannya itu.” jelas Orion.
“Huh menakutkan!” celetuk Tenggara lalu memeluk dirinya sendiri.
“Tapi kalau itu memang benar....”
“Pelita murni tak mau kembali pada tubuhnya!” Ucap Orion dan Gulita bersamaan.
Gulita memegangi dahi nya seraya memikirkan sesuatu. “Aku tak bisa berlama - lama di alam mimpi ku. Dan kurasa, Pelita hanya bisa muncul sebentar saja di mimpi ku”
“Cukup rumit, tapi akan ku coba memikirkan teori - teori yang ada.” Ujar Orion seraya memijat pelipisnya.
“Untungnya teman ku ini siswa yang pintar!” Gulita memeluk Orion. Orion mengeluarkan ekspresi jijik.
Orion itu adalah siswa bandel, namun berotak cerdas. Sifat bandel Orion itu bukan seperti bolos atau semacamnya, tetapi hanya suka mencari ribut dengan para guru melalui candaan. Guru - guru pun nampak menyukai Orion, karena sifat nya yang asik. Sedangkan sifat pintar nya adalah pintar secara teori maupun logika.
— -1 cowo kek Orion dong.
“Mau pergi ke kebun bunga Bu Runi?” Ajak Orion.
“Boleh juga. Kurasa guru sejarah tak akan masuk hari ini” Balas Tenggara.
“Aku mengikut. Kita sudah lama tidak berkunjung kesana, haha” timpal Gulita.
Ketiganya pergi menuju kebun bunga yang berada di belakang sekolah. Kebun bunga itu di urus oleh seorang wanita paruh baya yang menjadi staff kebersihan di sekolah sejak duabelas tahun yang lalu.
“Permisi ... Bu Rumi?” Sapa ketiganya saat memasuki kebun bunga yang berada di dalam rumah kaca tersebut.
“Ah ... Kalian? Hohoho, sudah lama tak berkunjung” Balas Bu Rumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
lilin redup
Random「HIATUS」 Kau memang hanyalah sebuah figure dalam pemanis malam ku. Tetapi, hadirmu dapat membuatku bertanya-tanya siapakah dirimu yang sebenarnya. | Jiaxin as Gulita | Zuohang as Pelita ∆BxB ∆Dengzuo Ship ∆abaikan typo