Samar

36 9 0
                                    

Pelita membereskan barang - barangnya di kamar yang telah Gulita sediakan untuknya. Kamar itu lengkap dengan segala fasilitas bak kamar hotel. Tak bisa diragukan lagi jika kediaman Tuan Gun dan Nyonya Lin ini memang yang terbaik.

"membereskan ini, lalu pergi ke kamar Gulita untuk meminta catatan." Pelita berbicara sendiri guna mengingatkan otaknya hal yang akan ia lakukan setelah ini.

Pelita mulai menata barangnya satu persatu. Menaruh beberapa figuran yang sangat amat berarti di meja belajar, dan menggantung sebuah bingkai yang teramat berarti baginya.

Setelahnya, Pelita pun langsung pergi menuju ke kamar Gulita.

"Gulita...." Panggil Pelita di luar sana.

Gulita yang mendengar panggilan itu segera meninggalkan pekerjaan yang ia lakukan tadinya dan langsung membukakan pintu untuk Pelita.

"Masuk. Akan ku jelaskan sedikit tentang struktur rumah ini." Ucap Gulita. Pelita mengangguk.

Keduanya duduk di sebuah ranjang king - size milik Gulita. Gulita mengeluarkan catatan serta sebuah kertas dan pulpen.

"Ini buku catatan untuk pelajaran yang telah kau lewati, aku sudah menaruh pembatas untuk setiap pelajaran,"

Pelita menerimanya dengan hati - hati.

"Dan mengenai rumah ini. Di sini hanya ada empat belas kamar, ini kamarku, disebelahnya kamar orangtuaku, dua di samping kamar ini kamar tamu termasuk milikmu, dan lainnya adalah milik pelayan. Ketua pelayan disini adalah Ketua pelayan Cha, kokinya adalah Chef Aaron, dan asisten pelayan alias pelayan khusus suruhan ibuku adalah Mimir,"

"Mimir tak perlu kau panggil sebutan kakak ataupun bibi, karena posisi kalian sama di rumah ini. Dapur terletak di dekat ruang kerja Ayahku. Dan rumah kaca ada di belakang. Pengurusnya ialah Madam Phem,"

"Pekerjaan mu hanya membereskan kamarku dan membantuku saja. Jika pelayan lainnya menyuruhmu, katakan pada mereka kalau kau adalah Amorette."

Pelita serius mendengarkan penjelasan Gulita. Sangat sulit mengingat semuanya memang, tetapi Pelita akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengingatnya.

Pelita sedikit bingung. Amorette? Apa itu? Semacam panggilan untuk asisten dalam bahasa asing? Tidak. Amorette dalam bahasa Itali itu artinya Cinta. Eh?

Wajahnya sekarang memanas. Tolong bantu Pelita untuk tidak memikirkan hal macam - macam. Bisa saja kan panggilan itu hanya sebuah panggilan saja dan bukan apa - apa.

-----

“Mau berangkat bersama?” Tanya Gulita saat melihat Pelita baru saja ingin berangkat.

Pelita menghentikan langkahnya, “Aku tidak enak....”

Gulita berdecak malas, “Tak usah sungkan, di luar rumah baik didalam, perlakukan aku layaknya seorang teman dan bukannya majikan. Ayo naik, perjalanan dari sini ke sekolah jika berjalan kaki juga cukup memakan waktu.”

Sudah tak ada opsi lain, Pelita hanya bisa menurutinya. Meski tidak enak, namun ya, ini juga bisa menghemat waktunya untuk belajar sebelum bel masuk berbunyi.

“Kau sudah sarapan?”

Pelita mengangguk. “ya. Chef Aaron memberiku makanan yang sama sepertimu.”

“Kau mengatakan bahwa kau Amorette?”

Pelita melotot takjub. Tebakan Gulita sangat benar. “Woah, kau ini peramal ya?”

Gulita tertawa renyah dibuatnya, lucu sekali nada dan cara bicara orang dibelakangnya ini. “Pastilah bukan. Aku bisa menebaknya karena aku yang menyuruhmu semalam.”

lilin redupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang