1. RIDICULOUS

755 36 9
                                    

Jaemin tidak mau menyalahkan dirinya sendiri. Sejak dulu ini sudah menjadi kebiasaannya. Tidur siang hanya dengan memakai celana boxer. Lalu selepasnya ketika sudah bangun akan berjalan ke balkon rumah, mengambil jemuran yang telah kering.

Ia tahu hari ini ada yang sedikit beda dengan kebiasaannya itu. Kegiatannya tidak mentok pada mengambil jemuran saja, melainkan sampai berjoget-joget sarap di balkon sambil mendendangkan lagu-lagu artis barat yang sedang hits. Ia mengesampingkan jemurannya dan melakukan beberapa gerakan pemanasan di balkonnya dengan tubuh hampir telanjang.

Dia melentingkan tulang punggungnya, seperti seekor kucing yang baru bangun tidur.

"Wuoh! Astaga, anginnya kencang sekali!!" Selanya di tengah dendangan lagu ketika angin siang bertiup kencang. Dia mencoba untuk tidak mengacuhkan tiupan angin itu, tapi hasilnya nihil. Angin itu bandel, semakin coba diabaikan tiupannya malah semakin kencang.

Sialan. Mengganggu kegiatan orang saja.

Dengan bibir yang terus mendumal, dia menghentikan jogetannya dan segera bergerak mengangkati jemuran. Dia meraih kaosnya, celana-celana jeans miliknya, bra milik mamanya, daster milik mamanya, rok panjang milik mamanya, dan celana denim miliknya, semuanya ia ambil satu-satu.

"Havana ohh na...naaa." Dia bernyanyi sambil meraih celana dalamnya. Berputar-putar menikmati lagunya sambil memainkan celana dalamnya ke udara. Mengangkatnya ke atas dan memutar-mutarkannya dengan heboh.

Orang gila.

Dia masih akan terus bertindak gila seperti itu jika saja kakinya tidak tersandung oleh kakinya sendiri saat sedang melangkah. Tubuhnya oleng, genggamannya pada celana dalam yang ada di tangan kiri juga mulai merenggang, lalu pada saat angin sedang bertiup kencang, bak sebuah gerak lambat yang terasa mendebarkan, celana dalam itu terlepas dari genggamannya. Terlepas dengan begitu saja, terlempar dari tangannya dan melayang di udara mengikuti arus angin.

Dia menatap adegan itu dengan mulut menganga, tangannya terulur mencoba meraih celana dalam berwarna kuning itu kembali. Tapi kuasa angin berkehendak lain. Celana dalam berwarna kuning bergambar tokoh kartun larva itu terus mengudara dengan bebasnya tanpa pawang ke arah balkon samping rumahnya.

Dia melotot dengan khawatir, tidak mengharapkan celana dalam itu akan terbang sampai ke sana. Dengan ringisan hati, dia berteriak lantang.

"TIDAAAAKK!"

Bersamaan dengan itu. Seorang pria yang tidak ia kenali muncul dari balkon rumah sebelah. Orang itu menoleh ke arahnya ketika ia berteriak. Dia membolakan matanya ketika mata mereka bertemu selama beberapa detik. Dan itu mulai semakin melebar lagi ketika kejadian tidak diharapkan terjadi.

Celana dalam miliknya, celana itu, mendarat di sana, di wajah milik tetangganya itu. Di wajahnya?!

Sekali lagi, di wajahnya!

Demi apa dia malu! Celana dalamnya mendarat di wajah orang!

"M-maafkan aku. Astaga, maafkan aku." Dengan tubuh setengah bugilnya dia terus menekuk punggungnya dengan kikuk. Meminta maaf dengan wajah memerah semerah tomat. Dia malu. Malu setengah mati.

"Maafkan aku, maafk-ARRRGGG! MAMA!"

Dasar anak mama.

Setelah itu dia berteriak lagi. Berteriak memanggil ibunya karena saking malu, dan berlari dengan terbirit-birit menuju ke dalam rumah.

Celana dalam kuning bergambar larva miliknya mendarat dengan sangat tidak tahu diri di atas wajah milik orang lain.

Tolong tenggelamkan dia! Dia malu!

INVALID {NOMIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang