Devan yang melihat temannya kesal langsung pergi ke ruang kerjanya sendiri. Ia melihat brosur brosur di meja kerja nya dan mengambil salah satu brosur itu yang diberikan oleh kolega bisnis nya tadi. Tertarik dengan rumah elegan yang harganya kisaran 5M atau lebih di brosur itu.
"seharusnya sekarang sudah punya rumah sendiri agar tidak dengar ocehan tentang calon menantu setiap hari dari nenek tua itu" gumam devan.
Bergelut dengan pikiran nya devan memutuskan untuk membeli rumah tersebut dan langsung menghubungi nando tak lain pemilik rumah itu.
"ha-llo tu-tuan ada a-apa?" tanya nando diseberang sana dengan ketakutan.
"saya akan membeli rumah yang anda tawarkan dengan harga 10M apakah anda mau menjual kesaya?" jawan devan to the poin.
"ah.. Itu baik tuan saya akan mempersiapkan nya, kemungkinan besok lusa sudah bisa ditempati karena ini masih dalam perbaikan"
"baiklah saya menunggu tolong sertifikat rumah diantar ke kantor saya dan saya akan memberi uang 10M tersebut"
"baik tuan" jawab nando "untuk jarak rumah itu tidak jauh dari perusahaan anda tuan sekitar 2000 - 2500 km dan alamatnya nanti saya kirim di nomer anda tuan"
"baiklah usahakan semua nya selesai besok lusa"
"baik tuan"
Tut...
Devan langsung mematikan telpon nya secara sepihak, tak lama kemudia devan mendengar teriakan pria yang meleking ditelinga. Ya! Kalau bukan candra siapa lagi?
"devan devan devan, gawat!" teriak candra sambil masuk ke ruang devan begitu saja.
"apa?" jawab devan santai.
"tolong.. Jantung ku terlepas dari tempatnya setelah melihat gadis itu yah.. Quena yang beryanyi sangat merdu dan sangat cantik tampil di kafe kung-sa"
"hanya itu?" ucap devan sambil mengangkat satu alis nya "coba saja istri anda melihat anda sekarang, sudah dipastikan anda ditalak olehnya"
"tega amat, gini gini saya masih cinta sama istri saya" kata candra "gak liat quena nyayi di kafe kung-sa?"
"urusanya dengan saya apa"
"bukankah dia calon pacar mu ah bukan calon istri mu? Bahkan anda mencari informasi tentang dia secara detail"
"bukan, saya hanya tertarik dengan cara mainya bukan dirinya dan oh.. Tolong besok lusa anda membantu saya pindah rumah"
"oh kukira suka gadisnya emm.. Eee APA? Pindah rumah? Kemana?" tanya candra setelah sadar dengan kata terakhir devan.
"besok lusa anda akan tahu dan jika tidak ada yang penting silahkan anda keluar"
"cih baiklah anda akan menyesal tidak melihat quena bernyayi" candra langsung pergi menutup pintu dengan keras.
'ku kira dia suka dengan gadis itu eh... eh... Teryata tidak. Pantas saja masih menyendiri orangnya saja dingin sedingin kutup utara dan kutup selatan. Akhh bukannya dia tadi bilang bosan ya beh beh beh hff sabar can sabar " batin candra.
KAMU SEDANG MEMBACA
From CEO Debt to Girl Love✓
Teen FictionBagaimana jadinya jika hutang menjadi cinta? Kisah cinta mereka menjadi pertarungan antara seorang CEO yang benar benar jatuh cinta dan seorang mahasiswi yang hanya terpaksa. Bisakah cinta mereka bertahan di tengah-tengah ? Ataukah hubungan mereka...