Tenang Saja, Kau Berlayar Bersamaku

840 42 4
                                    

Berulang kali panggilan dari Mikha enggan Aya terima karena terlampau kecewa. Gadis itu mulai merasa bahwa selama ini cintanya memang bertepuk sebelah tangan. Ia hanya terlambat menyadarinya. Saat ia menyadarinya ternyata sudah cukup jauh menyimpan harapan kepada Mikha hingga hari ini ia merasakan kecewa yang mendalam.
Sementara Ana dan Niki masih berdiri di depan vila.
Kring ... kring ....
"Aya, ya?" tanya Ana.
"Bukan, ini Mikha," jawab Niki.
"Angkat aja!" perintah Ana.
"Halo."
"Kamu di mana?" tanya Mikha panik dan masih merasa bingung.
"Aku masih di depan vila Aya, nih, ada apa?" jelas Niki keceplosan.
"Niki, kok bilang di vila, sih, entar Aya ngiranya kita yang nyuruh Mikha datang," bisik Ana.
"Aya sama kalian?" tanya Mikha.
"Maksud aku, aku dan Ana lagi di perjalanan pulang. Halo ... halo ... Mikhaa .... Duh, udah dulu, ya, aku gak bisa dengar suara kamu."
Tut ... tut ... tut ....
"Pasti Mikha sedang menuju ke sini," tebak Ana. Sebagai teman dekat Aya, lelaki itu sudah pasti tahu vila milik orang tua Aya.
"Gimana dong?" tanya Niki.
"Ya udah, mau gimana lagi, kita tunggu di sini aja buat mastiin dia beneran datang atau nggak."
Setelah menunggu cukup lama, Mikha akhirnya datang juga. Tanpa berlama-lama, lelaki itu langsung masuk ke vila dan mencari Aya, sementara Ana dan Niki berlalu meninggalkan vila setelah memastikan Mikha sudah datang.
"Aya ... Aya ... Aya ...."
Berulang kali Mikha memanggil Aya dan mencari ke seluruh ruangan, tetapi ia belum juga menemukan Aya.
"Haha, Aya, kamu tuh berharap banget ya, Mikha datang malam ini sampai suaranya aja udah ada di mana-mana," celoteh Aya melantur.
"Aya!"
Suara Mikha semakin jelas, membuat Aya merasa bahwa ini bukanlah halusinasinya saja.
"Aya?"
Mikha masih memandang Aya dari kejauhan, ia belum menyadari semua dekorasi di sekelilingnya.
"Mikha?" Aya berbalik memastikan.
Ketika jarak mereka semakin dekat, Mikha baru menyadari suasana di sekelilingnya sehingga membuatnya semakin merasa bersalah kepada Aya.
"Aya, maafin aku, ya."
"Kamu kenapa minta maaf?"
"Maafin aku, aku gak ingat sama sekali kalau hari ini adalah hari ulang tahun aku, aku bahkan gak tau kalau kamu bakal nyiapin semua ini. Aku tau seharusnya aku gak mencari alasan untuk saat ini, gimana pun aku tetap salah. Aya ... maafin aku, ya."
"Mikha, kamu tau gak? Senyum ikhlas yang kamu miliki dan juga kebahagiaan yang kamu tebarkan, membuat aku yakin bahwa kamu adalah orangnya. Takdir yang dipilih Tuhan untukku, untuk sekedar singgah mengisi hari-hariku atau untuk menjadi bagian dari hidupku selamanya. Jatuh hati memang tidak pernah bisa memilih, Tuhan memilihmu sebagai pilihanku dan Tuhan tidak memilihku sebagai pilihanmu. Kamu, aku, kita berdua hanya korban. Kamu pernah dengar gak ucapan orang-orang seperti ini? Aku yakin, siapa pun bersamamu suatu hari nanti, dia akan menjadi orang yang paling bahagia dan semoga kamu juga sebaliknya sangat bahagia mendapatkan dia. Namun, kamu jangan berharap aku akan mengatakan kalimat seperti itu karena aku akan menjadikan diriku sebagai pilihanmu kelak, kecuali aku mendengar kamu secara langsung mengatakan bahwa kamu tidak menginginkan aku. Aku akan berhenti saat itu juga. Untuk saat ini, semua perhatian dan kebahagiaan yang masih kamu kasih ke aku, aku anggap sebagai peluang untuk diri aku sendiri untuk tetap mengejar butterfly itu sampai kapan dan di mana pun. Tidak peduli seberapa banyak putik yang membuatnya tertarik, sejauh ini aku masih yakin kamu akan kembali bersama aku," ungkap Aya mendadak meluahkan isi hatinya.
"Aya, aku memang egois, aku selalu ngasih kamu segala bentuk perhatian dan kebahagiaan. Namun, aku hanya bisa diam menutup perasaan ini sedalam mungkin. Aku hanya takut mengakui perasaan ini, aku takut kamu tidak bahagia sama aku, aku takut aku akan ngecewain kamu dan akhirnya kamu akan ninggalin aku," jelas Mikha mengakui perasaannya.
Setelah merasa kehabisan kata, Aya menyeka air matanya dan berbalik melihat Mikha dengan senyuman yang hangat.
"Ayo, kita rayain ulang tahun kamu, kamu duduk di sini dulu, bentar, ya."
Aya mulai menyalakan lilin dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun di hadapan Mikha. Mikha menyambutnya dengan senyuman.
"Ayo, sekarang make a wish," pinta Aya.
Mikha dan Aya memejamkan mata untuk segera membuat permohonan.
"Udah."
"Udah?"
"Iya."
"Kamu memohon apa?"
"Aku minta sama Tuhan semoga setiap tahun aku bisa ngerayain ulang tahun aku bersama orang yang aku sayang dan sayang sama aku sampai tua nanti," jelas Mikha tersenyum.
"Oh ya, udah."
Mikha tersenyum dan kemudian meminta Aya berdiri dari tempatnya. "Aya coba lihat ke atas."
"Kenapa?"
"Kamu lihat apa?"
"Langit."
"Apa lagi?"
"Bintang?"
"Suka, gak?"
"Suka."
"Mau gak kalau aku nemenin kamu tiap malam seperti ini? Sampai kita tua dan punya anak cucu?"
"Maksudnya gimana?'
"Mau gak?"
"Kamu becandain aku, ya? Lagian mana ada bintang tiap malam?"
"Ada kok, nanti kamu juga tau, tapi itu tergantung kamu mau atau enggak. Jadi, gimana? Mau gak?"
"Mau apa?"
"Jadi pasangan hidup aku, selamanya," pinta Mikha tersenyum sambil berbalik melihat Aya.
Karena teramat bahagia dan merasa masih tidak percaya, Aya hanya mengangguk tersenyum bahagia di hadapan Mikha.
"Yei, akhirnya." Yeen tiba-tiba muncul.
"Cieee," tambah Ana, Niki, dan Angel.
"Loh, kok kalian di sini?" tanya Aya dan Mikha merasa heran.
"Tadi aku dan Niki emang udah balik, tapi pas sampai rumah kita khawatir sama kamu, Aya, kebetulan Yeen dan Angel ngedengar kita ngomong akhirnya mereka juga ikut ke sini karna khawatir sama kamu," jelas Ana.
"Mmm, betul," tambah Angel.
"Iya, Guys, mereka bentar lagi udah, ekhm." Angel memberitahu fans mereka saat sedang live.
"Eh Angel, kamu live?" tanya Aya.
"Lagian ada hal baik, kan, yang harus diumumin, iya kan, Guys, haha." Angel bersemangat.
Suasana bahagia yang tidak terduga terjadi pada malam itu, mereka kembali merayakan ulang tahun Mikha dengan penuh bahagia. Bahkan, semua tim yang berada di rumah Daily Entertainment juga telah hadir dan ikut merayakan ulang tahun Mikha.
"Gak nyangka, kan?" tanya Mikha tiba-tiba menghampiri Aya.
"Nih, buat kamu." Aya memberikan kado kepada Mikha tanpa menjawab pertanyaan Mikha.
"Apa ini?"
"Buka aja."
"Okeeey, kita lihat apa yang tuan putri kita berikan." Mikha tersenyum melirik Aya.
Mendengar kalimat manis dari Mikha, Aya ikut tersenyum. Sementara Deon dan Alley sudah merasa sangat cemburu. Untuk kali ini mereka berdua tidak bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan kebahagian yang Mikha dan Aya tebarkan di malam spesial mereka.
"Aya ... ini beneran buat aku?"
"Iya, kan, aku ngasihnya ke kamu, masa buat orang lain."
"Kamu ya, masih sempat becandain aku. Haha, awas ... awas ...."
"Lagian pake nanya."
"Makasih, ya."
"Mmm. Aku mau, kamu selalu pakai jam itu agar kamu selalu mengingat aku di setiap waktu kamu menjalani hari di dunia ini."
"Mmm pasti. Bukan hanya jam ini, tapi semuanya. Kesabaran, perhatian, dan cinta kamu. Makasih kamu percayakan itu semua sama aku."
Semua yang ada di sana bertepuk tangan.
"Guys, please, aku mau umumin kalian kabar bahagia malam ini!" seru Kyzz menarik perhatian.
Semua tim sangat penasaran dan penuh antusisas mendekati dan menunggu Kyzz mengumumkannya.
"Kabar baik pertama, seperti yang baru saja kita saksikan, pasangan baru kita Mikhaya ... yeii ...."
"Yeiiii!" Teriak semua tim merasa bahagia.
"Oke, kabar baik yang kedua, akhirnya Pak Naresh dan Kak Jean bentar lagi nikaahhh, huuuu," teriak Kyzz penuh semangat.
"Serius, Pak?" tanya tim serentak. "Kak Jean? Beneran?"
Pak Naresh dan Jean mengangguk.
"Aaaa, akhirnya."
"Selamat, ya, Pak, Kak Jean."
Ucapan demi ucapan tertuju kepada Pak Naresh dan Jean. Perasaan semua tim sedikit sulit untuk dikendalikan karena sangat bahagia atas kebahagiaan yang semua tim rasakan bersama, kecuali Alley dan Deon.
"Eeeeehh, bentar, Kyzz mau ngapain?" ujar Niki bertanya-tanya.
Usai mengumumkan kedua kabar baik sebelumnya, Kyzz perlahan melangkah mendekati Ana. Saat sedang berada di hadapan Ana, Kyzz mulai mengambil napas sedalam mungkin dan dengan keberanian yang matang, Kyzz akhirnya ....
"Ana, aku tau kalau aku sangat terburu-buru, tetapi perasaanku padamu bukanlah hal yang baru aku rasakan. Ana, aku udah lama pengen ngomong ini ke kamu, tapi aku takut kalau kamu menganggap aku terburu-buru. Ana ... kamu mau gak jadi—"
"Mmm aku mau." Ana memotong pertanyaan Kyzz dan langsung menjawabnya.
Selama ini Ana juga mulai diam-diam menyimpan perasaannya kepada Kyzz, terlebih lagi semenjak kebersamaan di Bali, perasaannya kepada Kyzz semakin nyata.
"Serius?"
Ana mengangguk cepat.
"Aaaaaa, kalian so sweet banget!" seru Angel.

BUTTERFLY (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang