Rasa Hati yang Kuat

1.2K 36 15
                                    

Kring ... kring ... kring ...
Alarm kembali berbunyi dalam kamar seorang gadis yang hari ini tidak kalah bahagianya saat ia menerima pernyataan cinta dari seseorang yang juga lebih mencintainya. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00, ia langsung meninggalkan kasurnya dan berlari ke kamar mandi. Saat sedang menggosok gigi, ponselnya kemudian berdering.
"Setengah jam lagi aku sampai." Pesan dari Mikha tampak di layar ponsel Aya.
Membaca satu pesan dari Mikha cukup membuat senyuman di pagi ini terpancar di wajah Aya. Setengah jam berlalu, Aya kemudian mengambil tas dan menarik kopernya, Mikha bahkan sudah berdiri menunggu Aya tepat di depan pintu rumah Aya. Sehari sebelum jadwal keberangkatan, ia sudah mendapatkan izin dari kedua orang tuanya yang saat ini juga sedang berlibur bersama anggota keluarga yang lain.
"Sarapan buat kamu.". Mikha menyodorkan makanan untuk Aya.
"Mmm, makasih."
"Ayo!"
***
Kurang lebih hampir satu tahun, hubungan mereka selalu dalam keadaan bahagia, bahkan sampai hari ini perlakuan Mikha kepada Aya tidak berubah dari hari-hari yang telah berlalu, justru semakin jauh mereka melaluinya, mereka semakin terlihat sangat bahagia. Mikha bahkan telah mempersiapkan berbagai kejutan untuk Aya, salah satunya adalah berlibur di Swiss.
Dalam perjalanan menuju bandara, Aya dan Mikha mendapat panggilan video dari tim Daily Eentertainment. Semua tim mengatakan bahwa mereka akan merindukan Mikha dan Aya.
***
Enam bulan berlalu, Mikha dan Aya tidak lagi menjadi bagian dari Daily Entertainment. Namun, mereka masih sama pedulinya untuk satu sama lain. Pak Naresh dan Jean juga sudah resmi menjadi sepasang suami istri, bahkan saat ini Jean telah mengandung anak pertama. Begitupun dengan hubungan Kyzz dan Ana, mereka semakin hari semakin bahagia. Yeen sendiri sudah tidak memiliki perasaan kepada Mikha sejak ia telah kembali ke Daily Entertainment, kini ia lebih bahagia bersama kekasihnya yang saat ini juga bagian dari tim baru Daily Entertainment. Semenjak Mikha dan Aya tidak lagi menjadi bagian dari Daily Entertainment, Alley dan Deon juga memilih untuk meninggalkan Daily Entertainment. Namun, keduanya justru kembali menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang sebelumnya sempat kandas.
Alley dan Deon dulunya adalah sepasang mantan kekasih yang mempunyai misi untuk mendapatkan hati Mikha dan Aya. Sayangnya rencana keduanya tidak berhasil hingga mereka memutuskan untuk kembali bersama dan menjalani hubungan dengan bahagia.
"Gimana?" tanya Mikha.
"Apanya?"
"Senang, gak?"
"Mmm." Aya tersenyum.
Usai melalui penerbangan, Mikha dan Aya akhirnya tiba dan akan memulai liburannya berdua selama di Swiss.
"Aya, malam ini kamu siap-siap ya, aku mau bawa kamu ke suatu tempat."
"Mmmm."
Mikha dan Aya masing-masing masuk ke dalam kamar milik mereka. Aya merebahkan badannya ke kasur, begitupun dengan Mikha. Mereka menggunakan waktu sebaik mungkin untuk beristirahat sebelum kembali melakukan aktivitas di luar.
"Udah siap?" tanya Mikha di balik pintu.
"Mmm, udah." Aya menjawab sambil membuka pintu kamar.
"Mikha berjalan mendekat, membantu memasangkan syal sambil tersenyum di hadapan gadis yang ia sayangi itu.
"Ayo!"
"Kita mau ke mana?"
"Aku mau bawa kamu makan malam yang sangat romantis."
"Kayak di film-film gitu?"
"Mmm."
"Emang kamu udah ke sini sebelumnya?"
"Belum, ini pertama kali, bareng kamu."
"Oh gitu?"
"Tenang aja, aku udah banyak cari tau jadi kamu gak usah khawatir, selagi kamu sama aku, kamu gak akan kenapa-kenapa."  Mikha tersenyum berusaha menyakinkan kekasihnya itu.
Saat ini mereka telah berada di Ocakbasi Restaurant. Salah satu restoran Turki yang terletak di Zurich, Swiss yang menyajikan hidangan halal.
Saat sedang makan malam, Mikha kembali melemparkan dialog sederhana yang menurut Aya sendiri itu membuatnya sangat bahagia.
"Enak gak?"
"Mmm, enak."
"Nih, kamu cobain yang ini, aaaaa." Mikkha meminta Aya membuka mulutnya.
"Aaaa ...."
Setelah menyuapi Aya, Mikha tersenyum dan kembali bertanya, "Gimana?"
"Mmm, enak,"  jawab Aya.
"Aya."
"Mmm?"
"Gak jadi."
"Ada apa?"
"Gak ada apa-apa..."
Usai makan malam, Mikha dan Aya berjalan kembali ke hotel. Di tengah perjalanan, ponsel milik Mikha bergetar.
01 October Birthday Nurul Aliyah Balqis.
Aya berada beberapa langkah lebih jauh dari Mikha, setelah memasukkan kembali Ponsel di sakunya, lelaki itu kembali melangkah, menyejajarkan langkah dengan Aya. Namun, sejenak ia menghentikan langkahnya saat Mikha melihat sebuah toko cake.
"Mikha? Ngapain?"
"Mmm? Gak ada."
"Sini."
Keduanya kembali melangkah.
"Kamu istirahat, ya."
"Mmm."
Malam semakin larut. Musim dingin di Swiss membuat gadis itu lebih cepat terlelap di balik selimut tebalnya.
***
Saat sedang membuka mata, Aya melihat selembar kertas di atas meja tepat di samping kasurnya.
(Good morning, Sayangku ... kalau udah bangun, jangan nutup mata lagi, kasian sarapan yang udah aku siapin di meja nungguin kamu:)
Setelah membaca surat dari Mikha, Aya kemudian mengambil ponselnya dan melangkah untuk menyantap sarapan yang telah Mikha siapkan untuknya.
Kring ... kring ....
"Ya Aya?"
"Kamu di mana?"
"Aku keluar bentar, dah sarapan belum?"
"Ini sementara."
"Ya udah, habis itu kamu siap-siap, ya, setelah ini aku jemput kamu."
"Mau ke mana?"
"Kita pergi bermain ski, mau, gak?"
"Mmm ... mmm ... mau... mau. Bentar, aku mandi dulu. Udah dulu ya, dah, love you."
Tut ... tut ... tut ....
Belum sempat Mikha membalas, Aya sudah memutuskan teleponnya.
"I love you more, Aya." balas Mikha.
Usai membeli cake, Mikha memutuskan untuk kembali dan menjemput Aya.
***
Sepasang kekasih tengah bahagia bermain ski di atas salju Swiss yang indah itu. Aya tidak pernah menyangka akan sebahagia ini saat bersama Mikha. Namun, Mikha jauh lebih merasa bahagia ketika ia memiliki Aya yang selalu berada di sampingnya dan selalu membuat hari-harinya terasa bahagia. Bagi Mikha, kebahagiaan Aya adalah yang utama, kebahagiaan Aya adalah hal yang terpenting untuknya, kebahagiaan Aya adalah kebahagiannya juga.
"Hahaha, seru banget."
"Aya!"
"Mmm?"
"Sini, deh."
"Apa?"
"Aku tutup dulu, ya?"
"Loh, kok mata aku ditutup?"
"Udah nurut aja."
"Tapi aku gak lihat apa-apa."
"Bentar doang kok, ayo, hati-hati." Mikha menuntun Aya.
"Mikha."
"Ok, dikit lagi. Ok, stop! Kalau aku hitung sampai tiga kamu lepas ikatan tutup mata kamu, ya."
"Mmm."
Sebelum menghitung, Mikha menyalakan sebuah lilin di atas kue yang berbentuk angka 23.
"1, 2, 3." Aya membuka mata.
Happy birthday Aya ... Happy birthday Aya ... Happy birthday happy birthday ... happy birthday Aya ....
"Happy birthday, Sayang."
"Mmm, Mikha."
Aya terlampau bahagia hingga bulir benang lolos dari sudut matanya..
"Eh, kok nangis, sih?"
"Terharu."
"Hehehe, ayo make a wish."
Aya memejamkan mata membuat sebuah permohonan, sedangkan Mikha masih saja menatapnya dengan senyuman.
"Udah."
"Kamu minta apa?"
"Mmm, aku minta ... rahasia. Hahaha."
"Ya udah, nih, hadiah buat kamu." Mikha memberikan sebuah buket bunga. Aya menerimanya dengan bahagia.
"Kamu bawa aku ke sini aja udah lebih dari cukup buat aku bahagia."
"Bagi aku, ini belum cukup." Mikha menarik tangan Aya dan memasangkan sebuah cincin di jari manis Aya.
"Mikha ... Mikha ...."
"Mmm?"
"Ini maksudnya apa? Aaa?" Dengan jelas Aya tidak sabar menunggu jawaban Mikha.
"Sesuai apa yang kamu pikirkan." Mikha memberi jawaban sambil tersenyum.
"Aaaa, Mikha."
Kebahagiaan Aya tak terbendung lagi, ia belum pernah merasakan kebahagiaan yang seperti ini sebelumnya. Ia merasa sangat beruntung semenjak bersama Mikha.

Kamu akan selalu menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup ini, memilikimu adalah salah satu anugerah terindah yang Tuhan titipkan untukku. Mengabadikanmu dalam hatiku adalah satu-satunya cara agar aku tetap selalu mensyukuri kehadiranmu_Nurul Aliyah Balqis.

Dari cinta yang kamu berikan untukku, aku bisa memahami bahwa selalu ada kebahagiaan yang terselip di dalamnya, dan sebagai rasa syukurku atas dirimu, tidak akan kubiarkan kamu merasakan kecewa  karena diriku._Mikhail Imaan.

BUTTERFLY (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang