×The Future×
**
Hyunjin mendengus sebal, acara makan bakso nya harus tergganggu dengan kedatangan Chan, ditambah lagi harus mengambil map nya keluar.
Di ujung sana Chan berdiri memeluk bungkusan pelastik putih menghindari irisan hujan, beberapa kali bersin dan terbatuk-batuk.
Seluruh badannya basah kuyup, sepatu bolong.
Hampir saja Hyunjin merasa iba,namun buru-buru dia tepis. Selama Chan tidak mengundurkan diri, Hyunjin akan tetap membuat nya tidak betah.
"Mana?"
"I-ini,maaf dibungkus nya pake pelastik tadi gak ada jas hujan" Chan menyodorkan map yang sedari tadi dia peluk dengan tangan gemetar kedinginan.
"Ok makasih,itu tangan lo kenapa berdarah?muka lo juga,habis berantem?" Hyunjin penasaran,niat hati ingin segera pergi namun malah salah fokus dengan luka di tangan dan wajah Chan.
"Nggak papa tadi cuma jatuh di jalan gara-gara di senggol mobil terus dipukulin gara-gara ngehalangin jalan katanya, yasudah saya pulang lagi gak ada yang harus dikerjain lagi kan?"
Hyunjin terdiam sejenak
"O-oh gak ada,sana balik. Sakit mata gue liat penampilan lo,untung gak ada yang tau pekerja keluarga gue kayak gini" sarkas nyaChan lagi-lagi hanya diam dan tersenyum, mungkin untuk kesekian kalinya.
"Jemput gue jam lima"
"Baik Hyunjin"
Chan kembali menerobos derasnya hujan, tidak perduli badannya yang sudah menggigil kedinginan. Selama Chan memarkirkan motornya, tidak luput dari perhatian seseorang. Tatapan mata yang sulit diartikan.
Bayang-bayang wajah pucat nya,dan badan gemetaran, sepatu bolong, membuat Hyunjin tidak fokus menjelaskan materi. Sesekali melamun dan mengatakan hal yang lain. Bisa disebut melenceng dari materi.
Namun persentasi nya masih bisa diselenggarakan dengan baik,dan kelompoknya berhasil mendapatkan nilai tertinggi.
Chan memejamkan mata usai merasakan pusing di kepala,badan meriang,dan beberapa kali bersin. Sepertinya Chan terkena Flu. Namun rasa itu harus ia tahan sebab harus menjemput anak majikan pulang dari kampus.
Chan harap demam tidak terjadi padanya, gajinya bisa saja dikurangi bila ada izin sakit. Mungkin dengan minum obat dan tidur yang cukup, kesehatan nya bisa kembali.
Si bungsu tidak hentinya menatap punggung pria di depannya,sebab kedua hidung pria itu di sumbat tisu kemudian memakai masker. Sebelum masuk mobil, Hyunjin tidak sengaja melihat nya.
Apa Chan sakit gara-gara hujan-hujanan tadi? Bodo amat lah,siapa suruh pake motor. Salah sendiri nyari penyakit.
Sesampainya di rumah,Chan merendam kakinya dengan air hangat. Meriang dibadan dan panasnya tidak kunjung menurun padahal sudah makan dan meminum obat.
Neneknya hanya bisa memberikan selimut,teh hangat dan mengompresi dahi Chan supaya cepat turun panasnya. Sang anak menatap Chan, berkali-kali merentangkan kedua tangannya ingin di gendong.
Bayi berusia empat bulan itu hampir menangis jika Chan tidak tersenyum dan membuat gerakan di tangan nya. Kakek Chan sekuat mungkin menahan pergerakan si bayi supaya tidak lepas dari gendongan nya.
"Tadi Chan hujan-hujanan nek jadi demam gini,besok juga gak papa"
"Itu tangan nya obatin ya,biar cepat kering"
"Heem nek, makasih ya udah mau rawat Chan. Dan bantu jagain Hikaru"
"Kamu anak nenek Chan,jadi gak papa. Haru juga cucu nenek yang paling lucu, ganteng. Pokoknya kamu jangan ngerasa gak enak,kami ini sayang kamu"
"Iya nek" Chan merasa bersyukur memiliki nenek kakeknya yang masih lengkap,ia tidak bisa membayangkan bagaimana hidup nya sekarang jika tidak ada mereka.
Usia kaki nya selesai di rendam air hangat,Chan memutuskan untuk segera tidur. Kali ini Chan harus pisah dengan Hikaru,atau biasa dipanggil Haru,sebab takut sakit nya menular.
[×The Future×]
Singkat nya lima bulan sudah Chan bekerja di kediaman keluarga kaya itu, ekonomi keluarga nya sudah mulai membaik berkat gaji Chan yang cukup besar untuk seukuran supir. Chan jadi bisa menabung, sisanya untuk keperluan dapur,susu Hikaru,camilan,popok dan peralatan Hikaru yang lain.Mumpung hari ini Chan diberikan waktu libur selama dua hari,dia berencana ingin membawa Hikaru jalan-jalan. Seperti janji yang pernah Chan ucapkan dulu.
Iya,Chan membawa Hikaru ke kota menaiki kendaraan umum. Sebab tidak mungkin rasanya bayi berusia sembilan bulan dibawa naik motor, terkena angin dan terik matahari.
Tujuan Chan membawa nya adalah ingin membelikan baju baru untuk Haru, yang dulu baju nya sudah kekecilan dan juga ada yang robek. Wajar,Haru dipakaikan baju bekas dari anak tetangga nya.
Meskipun baju yang akan Chan beli bukan dari brand mewah yang terpenting adalah Chan bisa membelikan baju baru untuk anaknya.
Untuk Chan tidak perlu, yang penting Haru dan pakaian kakek neneknya bisa terbeli. Mereka tidak memiliki pakaian bagus,Chan kerap kali mendengar ejekan dari teman-teman nya.
Menyebut nya anak gagal yang tidak bisa membahagiakan orang tua.
"Hayo Haru mau beli yang mana hm?yang gambar ikan hiu lucu,sama gambar beruang, ini ada gambar serigala
Kaus kakinya juga lucu,nih sama sepatunya gemes" Chan pilih-pilih barang yang menurutnya cocok untuk anak usia sembilan bulan.
"Nih ada jaket juga,kamu ga punya jaket kan sayang?"
"Sekarang kita beli baju buat kakek nenek,ini bagus kan sayang? Iya ini aja deh" setelah selesai berbelanja, Chan peluk anaknya yang sudah tertidur pulas digendongan. Menciumi pipi nya penuh sayang.
Mungkin kecapean habis Chan bawa main mandi bola.
"Jin,Lix masa gue kemaren liat kak Chan
gendong anak di mall" awali harimu dengan gosip"Gue gak sempet foto sih tapi
beneran persis kak Chan banget" adu Jisung pada dua teman nya"Salah orang kali sung,kak Chan masih kelihatan muda gak mungkin udah punya anak" sangkal Felix
"Iya juga sih mungkin salah liat"
"Eh bentar, nanti kan ada penugasan tambahan tuh dari dosen. Disuruh survei orang perkampungan gitu, gimana kalau kita pergi ke rumah kak Chan?" Ide Jisung
Hyunjin yang sedang fokus membaca mendengus kesal, kenapa harus Chan? Tidak ada kampung lain kah selain tempat tinggal supir pribadinya itu?
"Bener-bener,gue jadi gak sabar" saut Felix antusias "Lo gimana Hyun?"
"Terserah,kalau tuh orang ngizinin gue ikut-ikut aja" jawab pemuda Hwang datar
"Haha penasaran kan lo sebenernya" goda Jisung, yang dibalas delikan tajam dari lawan bicara. Hyunjin masih belum berhasil mengusir orang kampung itu dari rumah nya.
Setiap kali Hyunjin berlaku kasar pun tidak ada amarah yang keluar,males bekerja atau alasan tidak betah. Justru orang itu malah semakin rajin membantu mama nya di rumah,metikin buah di belakang rumah,ngebenerin saluran air, guntingin rumput, nyuciin mobil,nangkep laba-laba di kamar tamu,ngusir tawon dan lain-lain.
Ayahnya juga malah ngebela mama nya, nyuruh nikahin dia sama Chan.
Sorry, Hyunjin gak suka orang kampung.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FUTURE||BANGCHAN•HYUNJIN[8]✓
Fiksi Penggemarkelanjutan dari one shoot mencari pekerjaan