Setelah mengetahui fakta mengenai kondisi nadia, arka hanya bisa diam.
Haruskan dia bahagia mengetahui bahwa orang yang selama ini dia benci ternyata menderita dengan penyakitnyaSebagai manusia hati kecil arka merasa bersalah dengan perlakuan kasarnya selama ini pada Nadia, apalagi mengetahui fakta bahwa Nadia sakit dan menyembunyikan sakitnya
Hidup 1 bulan bersama Nadia, membuatnya terbiasa dengan kehadiran Nadia, sikap Nadia selalu baik kepada arka walaupun arka tidak pernah memperlakukan Nadia dengan baik, bahkan arka sering kasar dengan Nadia
"Tuan ini baju ganti untuk tuan " ucap Tomi yang memberikan paper bag yang bersisi pakaian arka
Arka mengambilnya
"Tom perempuan itu sakit keras " ucap arka
"Nyonya tuan ? "
Arka hanya mengangguk
"Tapi dia tidak pernah mengatakan tentang kondisinya "
"Apa saya terlalu kasar pada dia tom ?"
"Tuan saya tidak tau, jika boleh memberi saran mungkin tuan bisa memperlakukan nyonya Nadia lebih baik lagi "
"Nadia sakit leukimia "
"Tuan setiap penyakit pasti ada obatnya, sebagai manusia kita bisa berusaha untuk mengupayakan kesembuhan, dengan uang yang tuan miliki nyonya bisa mendapatkan pengobatan yang terbaik "
"Apa perempuan itu bisa sembuh tom ? "
"Bisa tuan " ucap Tomi
Setelah percakapan itu arka kembali ke kamar rawat Nadia
****
Pagi mulai menyapa Nadia mulai terusik dari tidurnya, dia melihat kondisi sekitarnya yang merupakan tempat asing
"Rumah sakit " lirihnya
"Mas " ucap Nadia
Dia melihat sosok yang selama ini mengisi hari hari Nadia siapa lagi kalau bukan arka, yang sedang terbaring di sofa
Walaupun selama ini perlakuan arka tidak baik tapi Nadia tetap menghormati suaminya dan tetap berusaha menjadi istri yang baik
Nadia perlahan turun dari branka rumah sakit perlahan dia mendorong tihang impus ke arah sofa
"Jika tidur seperti ini kamu sangat manis mas "
Dengan ragu Nadia mengelus rambut suaminya
Nadia tersenyum
"Mas " Nadia menepuk pundak suaminya dengan pelan
"Mas "
Arka mulai terusik dari tidurnya dia perlahan membuka matanya, arka terkejut dengan kehadiran Nadia yang ada disamping nya, yang tengah duduk di kursi samping arka berbaring
"Heem "
"Sudah siang, maaf aku membangunkan mu "
"Ada apa ?"
Nadia bingun harus menjawab apa alhasil dia hanya menggeleng
Melihat Nadia sudah siuman membuat arka sedikit merasa lega
Mereka hanya saling memandang dan diam seolah waktu berhenti
"Apakah mas arka sudah tau mengenai penyakit ku ? " ucap Nadia dalam hati
"Maaf membuat kamu repot " ucap Nadia
"Sudah berapa lama ?" Ucap arka
Nadia yang mengerti arah pembicaraan arka kemana mencoba tersenyum
"Satu tahun mungkin " ucap Nadia
"Karena kamu sudah tau kamu sakit, jadi ini alasan kamu menerima permintaan papah saya untuk menikah dengan saya, berharap saya akan mengurus kamu dan membuat saya sulit sepanjang hidup saya, iya ? " Ucap arka
Nadia amat tertohok mendengar apa yang suaminya ucapkan
"Aku tidak pernah berpikir kearah situ mas, selama ini apa pernah aku mengeluh sakit padamu ? " Ucap Nadia
Memang selama ini Nadia tidak pernah mengeluh sakit ataupun merepotkan arka sama sekali
" Apa pernah aku merepotkan kamu selama ini ? " Ucap Nadia kembali
"Mas aku tidak pernah sekalipun membahas mengenai sakitku, aku pendam dan aku rasakan sendiri, bapak ibu pun ngak tau, aku tidak pernah berbagi dengan siapapun "
"Maaf jika menurutmu aku merepotkan mu "
"Baiklah aku akan kembali ke kota, aku akan kembali bekerja, dan aku berharap aku tidak merepotkan mu , jadi aku mohon silahkan anda keluar dari ruangan saya " ucap Nadia
Nadia bangkit dari duduknya dia menahan air matanya, mendengar ucapan suaminya Nadia sudah tidak bisa mengharapkan suaminya untuk bisa berbuat baik kepadanya
"Bagus jika memang kamu sadar " ucap arka
Nadia menatap keluar jendela, inggin rasanya dia berteriak dan memaki maki suaminya tapi percuma arka adalah laki - laki yang keras
Ceklek
Bruk
Suara pintu terbuka lalu ditutup dengan keras
"Oke nad kamu masih muda, hidupmu masih panjang , fokus pada kesembuhan mu, setiap kesulitan pasti ada kemudahan " ucap Nadia
Setelah kejadian arka yang memaki maki Nadia, Nadia tidak ambil pusing dan dia fokus pada kesembuhan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiba - Tiba Nikah
SpiritualNadia tiba - tiba diminta oleh ibu dan ayahnya untuk pulang ke kampung halamannya, dan tiba - tiba diminta untuk menikah