kelima: are you okay?

152 11 3
                                    

Hyunjin terbangun.

Hyunjin meneriaki nama Felix. Felix dengan panik segera membuka pintu kamar Hyunjin.

"Ada apa?!"

Hyunjin tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tak ada. Hanya mimpi."

Felix menyipitkan matanya. "Mimpi apa?"

"Tidak ada. Lupakan lupakan. Ini saatnya bekerja."

---

"Noona, sudah lama tak bertemu."

Jisoo tersenyum. "Apa yang kau lakukan selama hari libur? Apakah ada sesuatu diantara kalian?"

Felix menggeleng. "Tak ada. Hanya melakukan aktivitas seperti biasa."

Jisoo tampak menyeringai kecil. Mengedipkan matanya dua kali.

"Kau yakin tak ada? Aktivitas seperti apa? Kau melakukan sesuatu dengannya?"

"Ah~ tidak noona. Percayalah. Mungkin nanti"

Jisoo meminum minuman nya dan tak sengaja tersedak.

"Sebentar, apa? Kalian sudah merencanakan sesuatu?"

"Ah lupakan. Aku tak tau pasti."

Felix kembali bekerja.

---

Hyunjin menarik tangan Felix dan pergi menuju mobil.

Membanting tangan Felix. "Aduh. Sakit."

Hyunjin menatap wajah Felix tanpa adanya rasa kasihan.

Mengendarai dengan kecepatan tinggi.

Hyunjin rem mobilnya saat ada seseorang yang menyebrang.

Hyunjin menghalang tubuh Felix agar tak terkena dashboard mobil dengan tangannya.

"Pakai sabuk pengaman. Aku tau ini berbahaya bagimu."

Felix menuruti perintah Hyunjin. Hyunjin kembali mengendarai.

Terlalu cepat. Felix sampai menahan nafasnya.

Dan tiba di suatu tempat.

'bar'

"Hyunjin, sudah lama tidak melihatmu. Kau kemana saja?" Tanya Changbin.

"Tidak, aku hanya bekerja."

Changbin mendecih, "rupanya kau bisa berpikir."

Hyunjin memukul meja. "Maksudmu?"

"Ah tidak tidak, hanya bercanda. Oh, siapa pria cantik ini?"

Hyunjin melihat Felix. "Dia-"

"-dia pacarmu, Hyun?" Changbin memotong pembicaraan Hyunjin.

Hyunjin mengangguk. Felix dengan terkejut melihat Hyunjin.

Sejak kapan dia berpacaran dengan Hyunjin? Bukankah status mereka sebatas teman?

"Hyunjin hyung-"

Hyunjin menatap Felix. "Sudah. Tak apa." Bisiknya.

Hyunjin memberi kode untuk menjadi kekasih Hyunjin.

Alih-alih Felix adalah kekasihnya.

Felix dengan gemetar, ia memegang lengan Hyunjin.

---

Hyunjin saat itu mabuk. Hyunjin benar-benar mabuk. Felix dengan panik membangunkan Hyunjin.

"Hyunjin hyung, a-aku takut. Bisakah kita pulang??"

Hyunjin terbangun dan menatap Felix. "Felixie, aku sebenarnya menyukaimu. Aku ingin sesuatu darimu.. kau bahkan tak membolehkan aku." Gumam Hyunjin.

Nada malas Hyunjin membuat Felix semakin jatuh cinta dengan pria berandalan itu.

Bagaimana tidak? Suaranya terlihat sexy jika didengar.

"Lixie, aku yakin kau tak tau semua yang sebenarnya terjadi padaku."

Felix menelan salivanya.

"A-a Changbin hyung, bisakah kau mengantarku ke hotel terdekat? A-aku perlu itu."

Changbin mengajak Felix untuk pergi ke hotel terdekat. Hotel itu bintang 5.

Felix terburu-buru dan membayarnya dengan cepat.

Saat tiba di lift, Hyunjin tampak meraba seluruh tubuh Felix.

"Tidak."

---

"Hyunjin hyung. Coba ceritakan apa maksudmu tadi malam?"

Hyunjin menunduk kesal. pria cantik disampingnya itu benar benar ingin mengetahui apa yang terjadi.


"Aku tak ingat aku berkata apa semalam."

"Dasar bodoh. Kau ingat saat kau menarik tanganku dengan erat dan membuatku kesakitan?"

Hyunjin mengangguk.

"Lantas, mengapa kau melakukannya?"

"Aku hanya kesal. Aku tak sadar bahwa aku menarik tanganmu dengan erat."

"SEMUANYA BODOH. KAU BAHKAN TAK MENGINGATNYA.."

"M-maksudmu apa, Felix? Aku tak mengerti, kau membicarakan kejadian tadi malam. Aku bisa menceritakan semuanya."

"Hari. Ini. Ulang. Tahun. Ku." Felix menekankan perkataannya.

Hyunjin.. Hyunjin.. Dia bodoh sekali.

"Aku tak tau hari ini ulang tahunmu. Kau tak pernah membicarakan ulang tahunmu."

Felix mengangguk pelan. "Baik, ingatlah ulang tahunku."

Hyunjin tersenyum.

---

Hyunjin memeluk Felix. "Maaf membuatmu marah. Aku tak tau kau ulang tahun hari ini. Satu hal lagi, aku juga berpura-pura menjadi kekasihmu."

Felix hanya melamun mendengar perkataan Hyunjin.

"Jika memang kau merasa sedih setelah mendengar ucapanku tadi, bagaimana jika kita menjadi sepasang kekasih?"

Felix sontak melebarkan tekadnya. Apa? Felix tak salah dengarkan? Bagaimana bisa?

"Bagaimana?"

Felix mengangguk canggung.

"Haha, kau lucu sekali."

T B C


roommates of life (hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang