kedua belas: nyaman

90 5 0
                                    

Felix tertidur di pelukan hangat Hyunjin.

Felix tampaknya nyaman didekat Hyunjin.

___

"Hyung."

Hyunjin menengok ke arah Felix. "Ada apa?"

"Kau memaafkanku?"

"Untuk apa? Bukankah semua ini salahku?"

"Aku.."

"Lupakan saja, haha. Semua ini salahku. Seharusnya aku yang minta maaf."

Felix memeluk Hyunjin. Hyunjin terdiam sejenak.

"Kau masih marah padaku?" Tanya Felix.

Hyunjin terkekeh kecil. "Tentu saja tidak. Aku memaafkan semua kesalahanmu"

"Lalu, kenapa tadi siang kau tidak memaafkanku?"

"Eum.."

"Ntahlah, mungkin aku kelelahan" ucapnya lagi.

"Heung?" Felix terkejut, bukankah Hyunjin sama sekali tidak menghajar orang itu? Kenapa kelelahan?

"Haha, lupakan saja."

Hyunjin mencium dahi Felix lalu pergi meninggalkan Felix.

"Eh, Hyung" Felix memanggil Hyunjin tetapi Hyunjin tidak menjawabnya.

"Sial"

___

8.21 PM

Hyunjin melihat Felix sedang membaca novel.

Baru kali ini Hyunjin melihat Felix menggunakan kacamata.

"Felix"

Felix terkejut lalu menutup buku novel itu. "Apa?"

"Kau membaca apa?"

"Tak ada hyung-"

"-okay, ada sinopsis nya"

Hyunjin membaca sinopsis itu. Terdapat bahasa vulgar yang membuat Hyunjin tidak nyaman.

"Oh ayolah, kau membaca seperti ini?" Cetus Hyunjin.

"Memangnya kenapa? Bukankah aku sudah cukup dewasa untuk membaca novel bergenre seperti ini?"

Hyunjin menggeleng. "Kau masih kecil, bagiku"

"Itu bagimu, bukan bagiku"

"Baiklah." Hyunjin mengembalikan buku novel itu.

Hyunjin segera pergi ke kamarnya untuk memainkan handphonenya.

"Huh, Hyunjin hyung selalu saja begitu. Dia menganggapku masih belasan tahun, lagipula aku sudah diatas delapan belas tahun. Apa yang salah?" Felix menggerutu karena Hyunjin.

Felix melepaskan kacamatanya lalu merapikan mejanya yang berantakan.

Lalu Felix terduduk di ranjang.

"Buku mana lagi yang harus kubaca? Aku sepertinya tidak punya banyak buku. Haruskah aku pergi keluar?"

Felix membuka pintunya, lalu teringat sesuatu akan kejadian tadi siang.

"Ah tidak tidak, besok saja. Aku akan meminta Hyunjin hyung" gumam Felix seraya menggelengkan kepalanya.

Lalu Felix membaringkan tubuhnya di ranjang. Berharap sesuatu dari Hyunjin. Sepertinya mustahil. Hyunjin tidak pernah peka sedikitpun.

Libur kantor selama seminggu sangat tidak menyenangkan.

Felix kangen dengan Jisoo. Berharap Jisoo bisa datang ke rumah nya.

Felix mengubah posisi tidurnya kesamping. Tak sengaja memperlihatkan bagian pahanya.

Hyunjin membuka pintu dan terkejut melihat Felix.

"Kau tidak memakai selimut?"

"Baru saja aku menyalakan ac nya. Jelas panas disini"

"Baiklah"

"Hyung ada apa?"

"Tak ada, kukira kau tertidur. Tadi aku berniat untuk mengambil buku novel mu, haha"

"Sudah kuduga. Pergilah tidur."

"Anu, aku tak bisa tidur. Kau mau menemaniku?"

Felix mengangguk lalu pergi ke kamar Hyunjin.

Pipi Felix terus dicium oleh Hyunjin.

"Bisakah kau berhenti?"

Hyunjin menggeleng. "Tidak, sayang. Kau cantik sekali malam ini, aku merasa gemas denganmu"

Baiklah, Felix mengalah malam ini.

Tetapi, bukankah Felix sudah mengalah dari dulu? Ntahlah.

___

12.00 AM

Felix sama sekali tak bisa tidur. Hyunjin selalu menempel pada Felix.

"Huft, kenapa dia selalu seperti ini? Aku sedikit sesak" gumam nya pelan.

___

T b c.

roommates of life (hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang