05

227 10 0
                                    

.
.
.
Happy reading

Seperti biasanya Leon berangkat sekolah menggunakan motor sport akhir-akhir ini. Dia mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, entah ada apa dengan anak itu sehingga membawa motor seperti ingin bermain taruhan dengan malaikat.

Dan sampailah Leon disekolah dengan sehat walafiat tidak kurang satu apapun. Banyak yang meneriaki Leon karena ketampanan nya. Kalau Leon si bodo amat, dia sekolah aja maksa.

Bukannya kekelas Leon malah belok ke taman belakang sekolah untuk membolos. Taman belakang sekolah itu sudah menjadi tempat favorit nya kala dia bosan dengan kegiatan dikelas.

Sampai disana dia duduk dibawah pohon besar dengan rokok yang dia apit diantara jarinya. Menikmati rokok dengan angin sepoi-sepoi dipagi-pagi itu sangat merileks kan menurut Leon.

Tiba-tiba rokok yang sedang ia sesap pun direbut oleh seseorang. Leon menoleh dan mendapati wajah datar sang abang, Rion. Ahh Leon jadi menyesal bolos.

Bukan, bukan karena takut kepada abangnya. Tapi abangnya ini ketua osis, otomatis dia akan dihukum karena ketahuan merokok dilingkungan sekolah.

"Ikut saya!" Tegas Rion.

Leon hanya menurut saja. Sampailah dilapang luas bin panas yang akan menjadi tempat Leon dihukum. "Sekarang kamu lari sebanyak 15× putaran, jangan kabur!" Sesudah mengucapkan itu Rion pergi dari sana dan Leon mulai berlari dengan keringat yang membanjiri nya.

Bukannya menghilangkan ketampanan nya, malah membuat kesan seksi dari Leon bertambah. Terlihat dari beberapa siswi yang melihat Leon berlari mengitari lapangan dengan peluh yang membasahi nya, membuat para siswi itu menjerit kepanasan.

Entahlah, tapi menurut mereka Leon terlalu tampan dan seksi. Jika dulu mereka tau Leon yang gemoy, lucu, manja, imut lah pokoknya. Sekarang mereka hanya melihat Leon si muka datar, irit bicara, dan badan seksi yang tegap serta tinggi yang diatas rata-rata jangan lupakan wajah tampannya yang terlihat tegas bukan lagi imut seperti dulu.

Jangan lupakan Leon yang masih kelas sepuluh ini membuat mereka tambah kagum. Leon menyelesaikan hukumannya bertepatan dengan bel istirahat berbunyi. Dan banyak sekali siswi yang mengurubungi Leon untuk memberikan air mineral.

Leon tak peduli, dia pergi tanpa memperdulikan mereka yang berlomba-lomba ingin dapat perhatian dari Leon. Dia berjalan kekantin dengan wajah datar yang terdapat keringat yang membanjiri.

Leon langsung memesan minum dan makan. Duduk dibangku paling pojok dikantin. Selama dia dikantin banyak pasang mata yang memperhatikan nya, mereka ingin menjerit saja tapi tak berani takut nanti nyawa melayang kan berabe.

Dia memakan makanannya tanpa memperdulikan sekitar. Saat sedang asyik-asyiknya dengan makanan, ada tangan yang menyodorkan handuk kecil kepada Leon.

Leon menoleh dan mendapati teman-temannya yang sudah memesan makanan ikutan gabung dimejanya. Leon menerima handuk itu dan mengelap keringat yang masih setia menempel pada Leon.

"Thanks." Ucap Leon.

Walaupun dia itu dingin, tapi dia masih tahu diri untuk berterimakasih kepada orang lain. "Santai aja." Balas temannya, Reza.

"Oh ya, lo ngapa dihukum lagi?" Tanya Fadil basa basi. Dia sih sudah tau tapi ya apa salahnya berbasa-basi.

"Bolos." Jawab singkat Leon.

"Gue tebak bukan cuma bolos doang, pasti lo ngerokok juga kan?" Timpal Raka yang paling tua diantara mereka.

"Hm." Balas Leon malas.

ABANG SEASING ITUKAH? (Tidak Dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang