2

1.3K 201 4
                                    

Renjun masuk ke lobby kampusnya dengan perasaan yang sangat kesal membuat beberapa mahasiswa-mahasiswi melihatnya dengan tatapan gemas mereka karena renjun benar-benar sangat menggemaskan.

"Pagi injunie." Ucap sang sahabat berkulit tan, Seo Haechan.

"Hmm." Datar renjun.

"Kenapa dengan wajahmu ini? Kau bertengkar dengan otusan mu lagi?"

"Hmm, biasalah otusan selalu mengatakan aku tak boleh begini dan tak boleh begitu. Aku bahkan tak boleh ikut kegiatan kampus yang berbahaya."

"Hei, kau jangan sedih begitu, lagian yuta otusan mengatakan hal itu karena dia tak mau anak sematawayang nya kenapa-napa bukan?"

"Hmm, tapi tetap saja. aku kan juga ingin ikut."

"Aku mengerti, tapi kau harus sabar. Namanya juga itu ketakutan orangtua kan." Ucap Haechan dan renjun hanya diam saja tanpa ada niatan untuk membalas ucapan Haechan yang sangat benar saat ini.

Disaat bersamaan mereka berdua atau lebih tepatnya semua mahasiswa-mahasiswi yang ada di.lobby melihat kedatangan ice prince dari fakultas manajemen tersebut bersamaan dengan kakak beradik Jung. Membuat semuanya berkumpul karena ketiga orang itu kecuali Haechan dan renjun yang hanya diam saja di tempat mereka.

"Pagi jaemin " Ucap jeno menyapanya tapi jaemin hanya masa bodoh dan pergi begitu saja.

"Dasar. Kau tak perlu menyapanya lagi jeno."

"Mau bagaimanapun aku harus tetap menyapanya Hyung. Dan lagi, jangan terlalu sering bertengkar dengan Daddy tak baik." Ucap jeno.

"Itu urusanku bukan urusanmu." Datar Mark lalu pergi begitu saja sedangkan jeno hanya menggelengkan kepalanya lalu memutuskan untuk pergi menemui jaemin yang mungkin saja anak itu berada di taman atau di rooftop saat ini.

"Aku tak mengerti dengan mereka bertiga injunie, Mark sunbae sangat membenci na jaemin tanpa sebab dan jeno sangat ingin dekat dengannya. Aku sudah pernah mencaritahu jaemin dari keluarga mana, tapi yang kudapatkan hanya biodata tentangnya dan ibunya saja. Aku akui ibunya cantik tapi ntah kenapa aku malah berpikir ibunya lebih mirip dengan jeno dibandingkan dengannya." Ucap Haechan.

"Sudahlah, kenapa kau ingin tau sekali. Oh iya, kau akan ikut apapun acara kampus nantinya?" Ucap renjun mengajak Haechan berjalan.

"Hmm, sepertinya begitu. Kau Taulah mommy dan dadyku selalu senang meninggalkanku dirumah sendirian. Tanpa memikirkan aku akan kesepian atau tidak, lagian aku ikut karena aku tak mau sendirian, salah mereka tak memberikanku saudara."

"Kau ini ada-ada saja." Ucap renjun lalu keduanya segera menuju fakultas mereka karena kebetulan mereka satu fakultas.




















At. Mansion utama Jung.

Doyoung keluar dari mobilnya dan diapun menekan bell mansion itu.

Ding! Dong!

Ceklek.

"Nyonya Jung, silahkan masuk." Ufap bibi yang telah lama bekerja di mansion itu, bibi Han. Yang memang mengetahui kalau Doyoung adalah istri simpanan dari jaehyun.

"Makasih bi, apa taeyong Hyung ada?'

"Nyonya sedang menunggu di ruang tengah." Ucap bibi Han dan Doyoung hanya menganggukkan kepalanya lalu diapun melihat Taeyong yang menunggu dengan senyumannya, setelah bibi Han pergi, Doyoung pun duduk di seberangnya.

"Ada apa hyung?"

"Aku ingin bertanya soal jaemin, kau tau bukan aku selalu melihat anakku dari jauh?"

"Dia sangat baik Hyung, aku menjaganya dengan baik. Jenoku baik-baik saja bukan Hyung?"

"Hmm, dia sangat baik. Apa jaemin masih bersikap sama Doy?'

"Hmm, dia bahkan sangat marah mendengar aku kemari, dia mengatakan aku tak perlu kemari lagi. Dan juga aku ingin mengatakan satu hal lagi pada Hyung."

"Katakan saja."

"Aku sangat menyayangi jaemin. Mungkin aku terdengar jahat Hyung, tapi jaemin adalah putera yang kujaga sejak dia lahir, putera yang selalu bersama denganku. Aku ingin egois kali ini saja hyung, aku ingin bersama dengan na jaemin ku. Aku tau ini tak mudah bagimu, tapi aku tak mau jaemin menjadi musuh bagi Mark, padahal dia adalah kakak kandungnya. Bisakah aku dan jaemin hidup hanya berdua Hyung? Apa kau akan menyetujui kau untuk berpisah dari jaehyun? Aku hanya ingin bersama dengan Na Jaemin ku." Ucap Doyoung membuat taeyong seketika terdiam, dia tak mungkin mengatakan iya karena jaemin adalah putera yang dia kandung dan lahirkan, tapi dia juga tak mau anaknya kenapa-napa, apalagi Mark menyimpan dendam yang besar pada Doyoung juga jaemin.

"Kenapa Doy? Aku tak mau berpisah dari putera kandungku?"

"Aku tau Hyung, aku juga berat memutuskan ini. Tapi, ikatan batin ku dengan jaemin lebih kuat dari pada dengan jeno. Mungkin memang benar jeno adalah puteraku dan jaehyun, juga jaemin adalah puteramu dan jaehyun, tapi akulah yang bersama jaemin sejak awal, memberikannya semangat kalau dia akan tetap hidup Hyung. Aku benar-benar tak bisa melihatnya menderita. Aku sangat menyayanginya melebihi sayangnya seorang ibu kandung terhadap puteranya. Kuharap kau bisa berpikir dan memberikan jawaban padaku Hyung, aku permisi." Ucap Doyoung lalu pergi begitu saja tanpa memperdulikan taeyong yang hanya diam menatapnya nanar.























At. Jung corp.

Jaehyun masuk dengan wajah datarnya lalu diapun melihat asistennya.

"Ada apa?"

"Ini Presdir, saya mau memberitahu kalau tuan muda jaemin mendapatkan beasiswa untuk pergi ke Amsterdam semester depan." Ucap asistennya memberikan berkasnya pada jaehyun. Jaehyun melihatnya dan diapun langsung mencoret berkas itu.

"Katakan pada pihak kampus untuk tak memberitahu jaemin, apapun yang terjadi puteraku tak boleh lepas dari pengawasan ku sama sekali. Apa kau mengerti?"

"Baik Presdir, akan segera saya lakukan. Saya permisi." Ucap asistennya lalu membungkuk dan pergi. Jaehyun hanya mengepalkan tangannya.

"Daddy tak akan membiarkan kau pergi menjauh dari Daddy sama sekali jaemin. Karena hanya kau putera Daddy sampai kapanpun itu." Monolog jaehyun.
































{Tbc}

He's Mine (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang