4

1.1K 174 2
                                    

Renjun pulang dengan wajah lesunya lalu diapun melihat winwin yang duduk di sofa ruang tengah sembari menonton televisi dan diapun langsung duduk disebelah sang ibu lalu memeluk lengan ibunya manja karena renjun memang sangat manja pada ibunya, ayahnya juga sih. Namanya juga anak sematawayang.

"Kenapa injunie? Kau sakit?" Ucap winwin cemas.

"Tidak Mama, injunie hanya sedikit lelah." Ucap renjun sembari menyamankan dirinya.

"Benar?"

"Hmm." Angguk renjun.

"Syukurlah, Mama benar-benar cemas." Ucap winwin.

"Mama?"

"Kenapa sayang?"

"Kita makan diluar ya, injunie ingin makan hotpot dan sushi."

"Pilih salah satunya injunie."

"Injunie mau keduanya. Ya ma?" Ucap renjun dengan agyeo andalannya.

"Baiklah, ingin dengan Mama saja atau—"

"Bersama otusan juga. Injunie ingin kita makan diluar bertiga." Ucap renjun.

"Hmm, Mama akan hubungi otusan kalau begitu." Ucap winwin.

"Tidak perlu ma, lagian sebentar lagi otusan juga pulang." Ucap renjun dan winwin hanya menganggukkan kepalanya saja.







At. Mansion Doyoung

Jaemin masuk kedalam mansion miliknya dan sang ibu begitu saja bahkan dia tak menyadari keberadaan Doyoung sama sekali, hingga Doyoung memanggilnya.

"Nana." Jaemin lantas berhenti saat akan menaiki tangga dan menatap ibunya dengan tatapan datar.

"Kau ingin makan apa malam ini Nana?" Ucap Doyoung.

"Apapun." Datar jaemin lalu diapun pergi begitu saja menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya, Doyoung hanya bisa menggelengkan kepalanya karena bagaimana pun dia tak bisa merubah jaemin sama sekali.

Dan disaat bersamaan doyoungpun melihat kedatangan jaehyun.

"Ada apa kau kemari jae?" Ucap Doyoung datar dan jaehyun tak mengerti soal perbedaan orang yang dia cintai itu.

"Ini mengenai jaemin."

"Kenapa dengan anakku?"

"Itu anakku juga sayang, bisakah kau mengatakan dengan sebutan anak kita?"

"Aku tak bisa, karena jaemin akan marah padaku." Ucap Doyoung datar.

"Apa jaemin ada di rumah?"

"Ya, dia baru saja pulang."

"Aku ingin bicara soalnya."

"Kenapa jae? Aku rasa jaemin tak menyulitkanmu selama ini kan?" Ucap Doyoung

"Ini soal kebahagiaan." Ucap jaehyun.

"Kebahagiaan nya hanya perpisahan kita jae." Ucap Doyoung

"Aku tau hal yang lain sayang."

"Apa maksudmu?"

"Aku tau jaemin dan anak sahabatku satu kampus dan mereka mendapatkan tugas bersama."

"Lalu apa hubungannya dengan kebahagiaan puteraku?"

"Aku berniat menjodohkan mereka, aku yakin jaemin akan bahagia karena aku yakin pada anak mereka."

"Aku tak mau, aku tak mau jaemin menderita."

"Kau harus percaya padaku sayang, aku yakin jaemin akan bahagia. Hmm?" Ucap jaehyun memohon.

"Kenapa kau bisa seyakin itu?" Ucap Doyoung.

"Karena aku ayahnya. Aku tau karena ikatan batin ku dan jaemin sama eratnya denganmu." Ucap jaehyun.

Doyoung hanya memejamkan matanya mendengar semua itu, dia senang juga sedih karena mau bagaimanapun dia sangat tau kalau jaemin bukanlah puteranya tapi dia sangat menyayanginya.

"Baiklah, aku akan berbicara pada jaemin nanti."

"Aku tau jaemin akan menolak. Katakan saja kalau itu sudah diatur sejak jaemin lahir oleh kedua orangtuamu yang sudah tiada, maka aku akan mengatakan pada sahabatku untuk mengatakan pada anaknya kalau itu adalah keputusan orangtua dari istrinya untuk menjodohkan keduanya"

"Hmm." Angguk Doyoung dan jaehyun langsung memeluk istri tercintanya itu. Dan Doyoung hanya berharap hal ini adalah hal yang benar.







Kembali ke mansion Nakamoto, terlihat yuta yang pulang lalu diapun melihat renjun yang telah siap bersama winwin sepertinya mereka memang sengaja menunggunya.

"Ada apa ini?" Bingung yuta.

"Otusan, ayo kita makan diluar, injunie ingin hotpot dan sushi."Ucap renjun manja pada yuta.

"Pilih salah satu dari keduanya renjun, tak bisa keduanya. Dokter Moon akan marah pada otusan."

"Aku mau keduanya otusan. Aku mohon ya ya ya, Mama saja mengijinkan. Aku mohon." Rengek renjun.

"Baiklah, kalau begitu otusan akan bersih-bersih sebentar baru kita pergi oke?" Ucap yuta mengalah.

"Ne." Ucap renjun riang dan yuta benar-benar senang melihat anaknya bahagia lalu diapun mengelus kepala renjun dan masuk kedalam kamarnya dengan winwin.

"Mama akan menyiapkan pakaian otusan dulu oke?"

"Ne." Angguk renjun semangat. Lalu winwinpun pergi menyusul suaminya itu.

Dikamar yuwin.

"Hyung?" Yuta yang baru saja membuka dasinya melihat istrinya.

"Ada yang mengganggu Hyung?"

"Hmm."

"Ingin cerita?"

"Nanti saja sayang, aku tak mau anak kita menunggu lama. Aku akan mandi."

"Hmm, baiklah." Ucap winwin mengangguk lalu yutapun masuk kedalam toilet dan winwin mengambilkan baju untuk suaminya itu.






At. Restoran hotpot.

Renjun benar-benar berbinar menatap hotpot yang tersaji dan winwin hanya menggelengkan kepalanya lalu mulai memasukkan sayuran juga daging kedalam kuah hotpot itu.

"Kau sangat tak sabar Hoshi?"

"Hmm, aku sangat tak sabar otusan." Ucap renjun sembari tersenyum lebar dan itu berhasil membuat yuwin ikut tersenyum karenanya. Setelah matang, winwinpun memberikan pada renjun terlebih dahulu lalu pada yuta dan mengambil untuknya.

"Makasih mama, selamat makan semuanya." Ucap renjun senang lalu makan dengan lahap dan yuwin hanya tersenyum melihatnya karena kebahagiaan anak semata wayang mereka lebih penting saat ini.

Setelah selesai dengan memakan hotpot merekapun menuju restoran sushi. Hanya renjun yang makan karena yuwin telah kenyang, sedangkan renjun makan dengan lahap sekali seperti dia belum makan sama sekali.

"Lihat anak kita sangat menggemaskan sekali winie. Aku semakin tak rela jika suatu saat dia akan menikah dan meninggalkan kita."

"Aku juga Hyung " Ucap winwin tapi mereka tak bisa egois karena suatu saat renjun akan menemukan kebahagiaannya dan menikah lalu memiliki keluarga seperti mereka saat ini. Mereka berdua hanya perlu berharap kebahagiaan untuk anak sematawayang mereka itu.















































{Tbc}

He's Mine (jaemren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang