He's Mine (jaemren)

16

Salah satu wanita yang mengenal dekat Haechan dan renjun akhirnya mendekat ke meja Haechan yang masih cengo melihat apa yang baru saja terjadi itu.

"Haechan-ah? Apa itu renjun yang aku kenal?" Haechan lantas melihat wanita yang ada disebelahnya.

"Menurutmu?"

"Iya, tapi dia sangat berbeda sekali."

"Bukankah kau suka hal semacam ini untuk menjadi bagian dari karanganmu di web komik mu itu jeon somi, jangan anggap aku tidak tahu sama sekali, kau bahkan menjadikan aku tokoh komik mu bersama dengan Jung Jeno." Ketus Haechan pada wanita gila bernama jeon somi itu.

"Ya! Kau masih belum terima juga ya?"

"Menurutmu aku bisa terima semuanya? Apa kau sudah gila?"

"Baiklah, aku akan segera membuat komik itu tamat, dan aku akan langsung mengganti pemeran, sepertinya Renjun dan jaemin tidak buruk juga." Ucap Somi lalu diapun langsung pergi meninggalkan Haechan yang menggelengkan kepalanya melihat kelakuan wanita gila itu.

"Dia benar-benar sangat gila." Monolognya.

Sementara itu, jaemin dan renjun tengah berada dijalan untuk mengantarkan renjun kembali ke mansion utama keluarga Nakamoto itu.

"Jaemin kita benar-benar akan ikut camping itu bukan?"

"Hmm."

"Kalau begitu kau harus mengatakan pada otusan dan mengizinkanku karena kau juga akan ikut untuk menjagaku." Ucap renjun. Jaemin melihat ke sebelahnya sekilas.

"Aku mengerti. Tapi, selama di tempat camping besok kau harus menurut padaku. Atau camping itu akan gagal."

"Yes sir." Ycap renjun sembari memberikan hormat pada jaemin dan jaemin yang hanya menggelengkan kepalanya saja.

At. Mansion Nakamoto.

Winwin tengah menikmati acara drama kesukaannya dan diapun melihat suaminya yang pulang cepat bahkan ini bukan hanya cepat tapi sangat cepat.

"Hyung? Kenapa sudah pulang? Apa kau tidak ada pekerjaan lagi?"

"Sebenarnya masih ada, hanya saja jaemin ingin bicara denganku. Mungkin sebentar lagi dia akan datang."

"Aaa."

Beberapa menit kemudian, jaemin dan renjunpun datang dan keduanya pun langsung masuk lalu duduk di hadapan yuwin.

"Kau ingin bicara apa jaemin?" Datar yuta.

"Saya ingin meminta izin pada otusan untuk membawa renjun ikut serta dalam camping yang dilakukan di kampus." Yuta yang mendengarnya lantas melihat kearah renjun, karena ini pasti ulah sang anak, taoi renjun malah bersembunyi dibalik jaemin.

"Tidak, saya tidak akan memberikan izin, kau juga tahu bukan betapa lemahnya imunitas tubuhnya. Itu akan sangat berbahaya baginya." Ucap yuta datar.

"Saya tahu otusan. Tapi, saya janji akan memperhatikan dan bersama dengan renjun selama camping. Dan jika sesuatu terjadi pada renjun maka saya akan membawanya untuk pulang segera." Ucap jaemin dengan wajah datarnya.

"Sudahlah Hyung, biarkan saja. Lagian renjun juga tak sendirian, ada jaemin juga dan ada Haechan disana nantinya. Biarkan saja sekali ini saja hyung." Ucap winwin memegang tangan yuta.

Yuta lantas menutup matanya dan menghela nafas beratnya itu.

"Baiklah, saya akan mengizinkan nya ikut dalam camping itu. Tapi, jika terjadi sesuatu maka kau harus langsung membawanya pulang bahkan tanpa persetujuannya sekalipun."

"Ne otusan."

"Otusan serius bukan? Otusan tidak bisa berubah pikiran lagi setelah ini pokonya." Ucap renjun menatap sang ayah yang sangat posesif dengannya dan sang ibu.

"Aku mengerti." Ucap yuta dan renjunpun langsung beranjak dari duduknya untuk memeluk yuta.

"Aku sangat menyayangi otusan."

"Otusan juga sangat menyayangimu." Ucap yuta membalas pelukan anak sematawayang nya itu.

Setelah beberapa menit, akhirnya jaemin pamit pulang dan renjun mengantarkan jaemin kedepan.

"Jaemin?"sang empu lantas berbalik dan melihat renjun. Renjun lantas menubruk tubuh jaemin dan memeluknya erat membuat jaemin mau tidak mau membalas pelukan renjun.

"Makasih jaemin, kau yang terbaik." Ucap renjun sangat bahagia sekali. Sedangkan jaemin hanya menganggukkan kepalanya sembari mengeratkan pelukannya pada renjun dan menghirup aroma menenangkan dari tubuh renjun itu.

{TBC}