n

87 22 1
                                    

"ini beneran Jay ngga mau dicari??"

"gak usah, biar gue aja"

"yaudah, gue balik duluan"

jam sudah menunjukan waktunya pulang sejak 10 menit yang lalu. beberapa teman sekelas yang akrab dengan Jay merasa heran saat pemuda tersebut tak masuk kelas di saat jam terakhir pelajaran. Kamden teman sebangkunya juga khawatir, apalagi mungkin saja tidak kembalinya Jay ke kelas disebabkan oleh dirinya.

guru yang mengajar juga menanyakan kemana Jay, Kamden hanya memberi alasan kalau teman sebangkunya tersebut sedang di UKS, untungnya guru tersebut percaya saja. bahkan sampai jam pulang, Jay juga tidak kembali ke kelas, sudah terhitung 20 menit Kamden sendirian di kelas itu.

bahkan tas pun Jay tinggal di kelas beserta isinya, handphone pun ada di dalam tas tersebut.

disaat Kamden ingin pulang sambil membawa tas milik Jay, tanpa diduga pintu kelas yang awalnya tertutup, dibuka perlahan dari luar, Kamden melihat Jay menyembulkan kepalanya, tapi disaat mata mereka berdua bertemu, dengan cepat Jay kembali menutup pintu.

"Jaayy!"

Kamden tak tinggal diam, ditinggalnya tas mereka berdua di meja, Kamden dengan terburu buru membuka pintu kelas, untungnya Jay tidak pergi lagi, dia hanya berdiri di depan pintu sambil menundukkan kepalanya. tangan Kamden menarik Jay, dibawanya masuk ke dalam kelas yang sudah kosong tersebut.

"akhh!"

Jay sedikit meringis saat Kamden mendorongnya hingga terduduk di atas meja. selanjutnya Kamden membawa wajah di depannya untuk menatapnya, Jay mendongak dengan jari Kamden yang menahan dagunya, dengan begitu Kamden bisa melihat dengan jelas mata bulat di depannya yang sedikit berair.

"kenapa??" dengan lirih, Jay yang pertama mengeluarkan suara.

"kenapa apanya??"

"kenapa cium..."

jari Kamden yang awalnya berada di dagu Jay, bergerak naik sedikit hingga menyentuh ranum Jay, diusapnya perlahan bibir tersebut, "loh? bukannya lo juga udah di ajak ciuman sama bang Jongwoo???"

Jay menggeleng. tangannya bergerak mencengkram pergelangan tangan Kamden yang ada di depannya, "ngga! aku gak ciuman sama kak Jongwoo!"

"huh?"

ekspresi terkejut Kamden terpampang jelas di depan Jay, setelahnya Kamden hanya diam, jarinya bahkan masih berada permukaan bibir Jay, Jay sedikit memundurkan kepalanya hingga ibu jari tersebut mengambang sampai dimana Jay membuka sedikit mulutnya, mengigit ibu jari milik Kamden.

"akh! kenapa digigit?!"

"makannya, orang lagi cerita tuh di dengerin dulu sampai habis! kamu malah main cium cium aja"

raut kesal Jay sangat ketara, tangannya menggenggam tangan Kamden yang baru saja jadi korban gigitnya, menaruhnya di atas pahanya setelah itu jarinya bergerak mengusap ibu jari milik Jongwoo.

"kejadiannya gak yang kaya kamu bayangin. mungkin hampir, tapi kak Jongwoo tiba tiba nyuruh aku pulang, sampe sekarangpun kak Jongwoo gak kelihatan. aku salah emangnya?"

"apa yang bikin lo mikir kalo itu salah lo???"

"em, mungkin karena aku minta disentuh lebih sama kak Jongwoo."

Kamden dibuat bingung dengan kata sentuh. kata katanya sedikit... eumm...

"maksud lo sentuh gimana?? gue gak ngerti"

Jay mengangkat tangan Kamden, menaruhnya di atas kepalanya, "kaya gini, sambil diusap usap", ucap Jay.

entah kenapa Kamden sedikit bersyukur karena kenyataannya tidak seperti yang dipikirkannya lagi, "gue gak tau situasinya pas lo berdua sama bang Jongwoo, karna cuma lo yang bisa ngerasain, tapi buat masalah bang Jongwoo tiba tiba ngilang, mungkin aja dia ngerasa bersalah, karena nyentuh lo lebih dari batasan dia"

"emangnya begitu?? aku gak ngerasa kak Jongwoo kelewatan"

"ya itu mah lo aja yang ngerasa kurang belaian bang Jongwoo" ucapnya dengan raut kesal.

"mulutnya yang bener!"

"kenyataan!"

"gak gitu!!!"

mungkin dalam pertemanan mereka, baru kali itu Jay menendang kaki Kamden dengan sengaja karena kesal, yang ditendang pun meringis, Kamden sedikit menunduk untuk mengusap bagian kakinya yang terasa sakit.

"udah berani nendang nendang? dipikir gak sakit?!"

"rasain!"

Jay turun dari atas meja, berjalan ke mejanya untuk mengambil tas miliknya, "pulang aja, aku mau ke rumah kak Jongwoo lagi"

"kenapa gak ke rumah gue aja?"

"ngapain?? gak mau"

"kali mau lanjutin yang tadi siang"

"sana sama tembok aja!"

Jay jalan duluan, sedangkan Kamden mengambil tas nya terlebih dahulu baru mengejar Jay yang sudah keluar dari kelas, saat sudah disamping Jay, Kamden merangkul teman sebangkunya tersebut.

"berarti ciuman pertama lo sama gue, ya???"

"jangan dibahas lagi!!!"

"merah tuh mukanya"

"gak usah ngeledek!! nyebelin banget!"

Jay memberikan tendangan keduanya di kaki Kamden, Kamden tak bisa menghindar, lagi. tak merasa bersalah, Jay malah meninggalkan Kamden yang masih meringis sebab tendangan barusan di kakinya.

tapi, dibalik itu, Kamden tersenyum senang mengetahui first kiss Jay dia yang mengambilnya, walaupun itu hanya terhitung kecupan, tapi tetap saja, bibir Kamden yang pertama menyentuh ranum bibir Jay.

a. woojay [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang