o

82 24 2
                                    

nyatanya, rencana Jay yang ingin langsung pulang tak bisa ia lakukan, Jay malah diajak mampir ke rumah Kamden, awalnya cuma iming iming mau traktir Jay, betulan di traktir sih, tapi kesempatan itu malah Kamden gunakan dengan baik. disaat Jay asik makan es krim cup yang Kamden belikan, tangan Kamden menggandeng tangan Jay dan membawa sahabatnya tersebut ke rumahnya.

Jay jadi wanti wanti, takut beneran di ajak ciuman lagi.

"terus aku ngapain disini???" tanya Jay.

masalahnya, Jay sudah 10 menit di rumah Kamden dan tidak melakukan apa apa, yang punya rumah juga malah asik baca buku, nganggurin tamunya.

"duduk aja, cukup"

"Kamden!"

bercanda sih. Kamden membawa Jay ke rumahnya sebab ingin memberi tahu bahwa dirinya menyimpan perasaan lebih ke Jay. Kamden sudah siap menerima respon yang akan Jay berikan nantinya.

"gue mau ngomong..."

"dari tadi juga ngomong"

"dengerin dulu kenapa sih?!"

"marah marah mulu..."

ini kenapa jadi nyebelin gini sih lu?? bikin gue deg degan aja, anjg. batin Kamden. Kamden yang awalnya udah mantep mau ngomong blak-blakan, malah jadi gugup. ia menatap ke segala aja, mengumpulkan kembali keberaniannya yang sejenak hilang tadi.

"dengerin. gue suka lo, oke? lo paham kan? bukan rasa suka sebagai temen atau sahabat, rasa suka yang lebih. gue juga mau jujur, berapa kali gue suka cemburu waktu lo deket sama bang Jongwoo, setiap lo nempel ke dia gue ngerasa kesel. kaya, apa lo gak bisa nempel ke gue aja?? gue juga punya tangan yang bisa lo peluk kok―"

Kamden menghela nafas sebentar, ia menatap Jay yang diam menatapnya, ini anak diem ngerti atau diem gak ngerti??, ucap batin Kamden.

"―makannya waktu lo cerita tentang masalah lo sama bang Jongwoo, gue ngira lo sama dia ciuman, gue makin cemburu lah. agak telat emang, tapi gue minta maaf udah cium lo sembarang, ngga ijin ke lo dulu, lo boleh pukul gue, tapi jangan banyak banyak. gue harap juga, lo gak jauhin gue karena lo udah tau kalo gue suka sama lo, kalo sampe lo lakuin itu, gue bakal nekat culik lo, paham??"

"kamu ngomongnya banyak banget, jarang denger kamu ngomong panjang lebar, aku gak paham"

"gue cium beneran lo kalo sampe gak paham!!"

Jay tertawa setelahnya, ia paham maksud Kamden, tapi untuk baru mendengar Kamden bicara panjang, itu betulan.

"aku bohong, aku paham kok. emm, gimana ya responnya? aku gak marah, gak mau pukul kamu juga. cuma kaget aja... tapi, waktu kamu sengaja cium aku, aku jadi pastiin sesuatu yang bikin aku bingung..."

"mastiin... apa??"

"kalo aku beneran suka kak Jongwoo, bukan suka kaya aku suka Kamden, tapi lebih dari itu..."

"akhirnya lo gak ngelak lagi, Jay"

Kamden lega saat Jay dengan sendiri mengatakan hal barusan, hatinya merasa bahwa sudah tak bisa lagi Kamden merebut hati sahabatnya tersebut, Kamden merasa harus mundur perlahan dan membiarkan Jay bersama Jongwoo.

yah, kenyataan itu lah yang memang sudah Kamden tanamkan di hatinya, jadi Kamden tidak terlalu kecewa.

"lo sekarang pulang, temuin bang Jongwoo, lo bilang sejujur-jujurnya gimana perasaan lo ke dia, kalo dia gak mau dengerin, bilang aja gue yang bakal gantiin posisi dia kalo dia gak mau, lo paham gak??"

"emm!! paham!"

Jay sudah berdiri dari duduknya, bersiap untuk pulang, tapi suara kamden menghentikan langkahnya, "jangan lupa lo cium juga, biar gak iri sama gue," yah, dipastikan wajah Jay menjadi merah merona setelahnya.

a. woojay [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang