l

100 23 2
                                    

sesuai janji Jongwoo, sekarang mereka berdua berada di supermarket dengan membiarkan Jay berkeliling mencari jajanan yang dia mau. Jongwoo hanya mengikuti Jay dari belakang, melihat Jay asal mengambil cemilan, cukup membuat Jongwoo meringis.

salah gak ya bawa nih anak jajan??

masalahnya kalau ketahuan mommy Chang, bisa disita itu semua jajanan.

"Kak Jongwoo, cukup ini aja. kakak ada mau beli yang lain???"

"ngga deh. udah kan? ayo bayar"

setelah membayar, masing masing dari mereka mambawa dua tentengan kresek yang pasti isinya adalah jajanan Jay semua. Jongwoo sampai bingung, ini semua dihabiskannya gimana??

"ke rumah kakak, ya???" ucap Jay

Jongwoo memasang raut bingung, "kenapa rumah kakak??"

"emangnya mau jajanannya di ambil mommy semua?? sayang dong"

masih inget mommynya juga nih anak, batin Jongwoo saat itu. Jongwoo pun mengiyakan ajakan Jay.

tapi permasalahannya disini adalah Jongwoo belum merapihkan rumahnya.

Jay duduk di kursi yang ada di teras rumah Jongwoo, sedangkan pemilik rumah sedang sibuk merapihkan rumahnya, lain cerita kalau ada orang tuanya, Jongwoo pasti akan menjaga bersih rumahnya, tapi belakangan ini orang tuanya selalu ada perjalanan bisnis, Jongwoo pun merasa bebas di rumah.

setelah hampir setengah jam menunggu, Jongwoo keluar dengan sudah berganti pakaian, "masuk Jay, maaf lama", ucap Jongwoo.

Jay masuk dengan tentengan jajanan yang hampir separuhnya sudah ia makan sebab menunggu Jongwoo, "di sini aja kak", ucap Jay lalu mendudukkan dirinya di ruang tamu.

Jongwoo ikut duduk di samping Jay sambil menonton tv, Jay pun fokus dengan jajanan di tangannya serta tayangan film di depannya. Jongwoo terus memandangi Jay tanpa sadar, kepalanya di penuhi dengan hubungan Jay dengan Kamden.

Jongwoo tak bodoh untuk menyadari kalau Kamden menyukai Jay dan terkadang cemburu saat Jay dekat dengannya. tapi Jongwoo sedikit takut menanyai hal tersebut.

"Jay..."

"emmm??"

Jay tak menoleh, hanya menyahut, Jongwoo membawa tangannya menyentuh poni Jay yang sudah lumayan panjang, ia sisipkan di sela kuping pemiliknya, yang diberi afektif pun merasakan, tubuhnya tiba tiba kaku saat merasakan jemari yang lebih tua menyentuh telinganya.

"kak...?"

"emm??"

"kenapa??"

mendapati pertanyaan dari Jay, Jongwoo seketika sadar saat tangannya ternyata sudah menyentuh belakang kepala Jay, mengusap helaian rambut pemiliknya. Jongwoo pun menarik tangannya.

"gapapa"

keduanya tiba tiba canggung, Jay yang sibuk dengan degupan jantungnya dan Jongwoo sibuk mengumpati dirinya sendiri karena melakukan hal tersebut.

takutnya Jay jadi gak nyaman.

"maaf ya"

"maaf kenapa??"

a. woojay [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang